Prolog

9 2 0
                                    

Kerajaan Korea Selatan Adansonia, adalah Kerajaan besar yang digadang-gadang menjalin kerja sama dengan banyak negara-negara elite dunia. Setiap tahun Kerajaan ini mampu menghasilkan kekayaan dari hasil bumi dan lautan yang melimpah ruah selain dari hasil kerjasama dengan Negara lain.


Rakyat dari Kerajaan Adonsonia pun hidup sejahtera dan makmur, mereka selalu mengeluh-eluhkan Raja mereka yang tampan, bijaksana dan dermawan. Tak hanya Raja saja, Putra Mahkota pun sangatlah tampan diusianya yang sekarang hampir menginjak Tujuh belas tahun.

Namun apakah mereka tahu? Fakta yang disembunyikan dari kemakmuran tersebut sangatlah memilukan. Dimana setiap keturunan dari Kerajaan itu harus menumbalkan salah satu puteri mereka untuk menjadi bagian dari para Siren, tepat pada usia yang genap Tujuh belas tahun. Pada Purnama pertama tepat usia tersebut, Ratu Siren akan datang menjemput gadis yang dipilih untuk ditimbulkan demi kemakmuran Kerajaan Adansonia.

----.. ----

"Nona Heara tolong jangan kabur ke area berkuda lagi..."

Saat ini tiga orang maid tengah berlari mengejar gadis kecil yang baru saja mengelabui mereka semua saat sedang mempersiapkan sang gadis untuk acara pertemuan penting nanti malam. Mereka tak kuasa menahan ketangkasan sang gadis, putri dari Raja Lee yang terkenal pintar dan cerdik itu. Selain itu sifat keras kepala sang gadis yang sangat tidak suka untuk dibantah, membuat para maid yang ditugaskan merawat sang putri tak ada yang mampu bertahan lama. Mereka selalu terkena hukuman hasil dari kenakalan sang putri.

"Nona Hea kami mohon berhenti, Raja Lee akan menghukum semua maid jika sampai kegiatan Nona ini terlihat oleh pihak Kerajaan, tolong berhenti Nona, saya mohon."

Nampaknya teriakan frustasi dari maid senior pun tetap tidak membuat sang putri yang kini tengah menunggang kuda hitam dengan sangat cepat itu. Semua maid tampak cemas, frustasi dan takut-takut jika salah satu pengawas di area berkuda ini melapor pada sang Raja. Maka semua akan mendapat hukuman, juga sang putri akan berseteru lagi dengan Ayahnya.

Kegiatan ini memang selalu Heara lakukan jika sedang dalam masalah sulit atau sedang mengalami masalah dengan sang Ayah. Dari pada membanting barang atau menghancurkan seisi kamar mewahnya, Heara lebih memilih olahraga berbahaya seperti ini untuk menghilangkan kesal dalam lubuk hatinya.

Saat sedang bersemangat menambah pacuan kudanya agar berlari semakin cepat, tiba-tiba saja dari arah kanan salah satu kuda lain dengan bobot yang sama besarnya datang dari arah samping, memotong laju sang kuda yang akan melaju memasuki area perbatasan hutan.

"Hea hentikan nak,"

Kuda berhenti dengan si penunggang kuda yang memberi kode agar Heara menghentikan aksi nekatnya ini.

"Bibi.. kenapa bisa—"

"Pulang.. Akan Bibi jelaskan semuanya."

---... ---

"Dengan berlaku seperti ini akan semakin membuat hubungan kalian memburuk Hea. Kau sendiri tau bukan hanya dirimu saja yang ditumbalkan, bibi juga Hae.. Tapi lihat sekarang, Bibi terbebas dari kutukan tersebut."

"Aku tidak mau menjadi Siren Bibi!!"

Inilah yang menjadi beban pikiran Heara saat ini sampai nekat berkuda dan kabur kearah hutan, meninggalkan Adansonia.

Heara tidak mau menjadi tumbal dan menjadi bagian dari duyung-duyung menjijikan itu. Baginya Kerajaan ini terlalu gila, bodoh terobsesi menuruti tradisi leluhur untuk menjadi budak Ratu Siren hanya demi kemakmuran Kerajaan.

"Dengar.. Yang harus kau lakukan sekarang menerima kenyataan yang ada, ingatlah kehidupan rakyat ada di tanganmu. Kerajaan bisa hancur jika tidak memberi tumbal pada Ratu Siren. Percayalah pengorbanan mu saat ini tidak akan sia-sia, kau pahlawan untuk kami semua, Hea.."

"Bibi, bagaimana jika aku menjadi Siren abadi. Aku tidak mau Bi, aku takut.. hiks"

"Kau sudah membaca buku yang Bibi berikan kan?" Heara pun menjawab dengan anggukan kecil disertai isakan lirihnya.

"Bagus, ada bagian dimana kita bisa mematahkan kutukan takdir Siren sayang. Kau sudah baca bagian itu?" Dan kembali dibalas dengan anggukan kecil lagi oleh Heara. Bibi tersenyum tulus melihat satu-satunya keponakan perempuannya itu bersedih dan terpuruk seperti ini.

"Kau harus bisa membuat para Siren membantu dirimu menemukan pria tersebut, lalu menikahinya pada malam Purnama. Kau bisa kembali menjadi manusia normal lagi Hea, percaya pada Bibi.."

Heara nampak menimbang nasehat dari Bibinya yang dulunya pernah menjadi Siren, karena ikut menjadi tumbal untuk kemakmuran Adansonia seperti dirinya.

Namun dari semua tumbal Adansonia, hanya Bibi Yoorin satu-satunya gadis yang mampu mematahkan kutukan tersebut, dan sisanya? Menurut cerita guru Heara, leluhur lain tidak ada yang kembali menjadi normal. Mereka hidup menjadi bagian dari para Siren itu. Maka dari itu juga membuat Heara dihantui ketakutan yang teramat. Jika nanti sampai dirinya menjadi Siren abadi dan tak mampu menemukan pria yang rela menikahi sosok duyung yang menjijikkan.

"Bibi, tidak dijelaskan dalam buku setelah dirimu berhasil menikah. Apa yang terjadi dengan pria yang sudah Bibi nikahi? Kemana suami Bibi sekarang?"

Tidak ada jawaban namun senyum sarat akan teka-teki itu membuat Heara termangu beberapa saat.

"Kau akan tahu jawaban nya saat sudah menemukan pria pilihanmu nanti."

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: May 07, 2021 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

SIRENOnde histórias criam vida. Descubra agora