15. Pertandingan Catur

14 5 24
                                    

"Gede ya caturnya, kalah size catur punya Chiko hahahaha" Artha yang tertawa sambil membuka papan catur dan mengeluarkan isinya.

"Ngenyek aja kerjanya, tanding yuk, tapi pakai catur Naomi aja, lebih besar" tantang Chiko sambil membantu arta menyusun catur di atas papan catur.

"Boleh juga tuh, kita buat dua tim. Gimana?" ajak Naomi.

"Setuju" jawab Diego.

"Aku juga setuju" balas Jonathan.

"Aku setuju, dan untuk menentukan tim, kita saling hompimpa saja, gimana?" ucap Firdaus.

"Oke" serentak yang lainnya.

Dan akhirnya sudah didapati kandidat masing-masing tim. Tim A terdiri dari: Artha, Jonathan dan Diego, dan tim B terdiri dari: Naomi, Firdaus dan Chiko.

"Baik, sekarang, personil yang akan bermain di awal adalah Artha dan Naomi. Biar adil kalian suit aja sekali untuk menentukan siapa diantara kalian yang duluan memulai" ucap Firdaus.

"Hadohhh... Lawanku si batak. Jangan nangis ya kalau kalah" sindir Artha.

"Mulai lagi si Jawa, dia kira aku takut. Kalau kamu yang kalah, jangan ngadu mamak nanti ya waktu pulang dari sini" sindir Naomi balik.

"Hahahaa kalian berdua ini, masih sempat ya saling sindir. Sekarang kalian mulai suit deh" lanjut Firdaus.

Naomi memulai terlebih dahulu langkah pionnya di kubu catur warna putih. Dilanjutkan oleh pion dari kubu warna hitam yaitu Artha. Setelah beberapa menit bermain terlihat Naomi sudah banyak mengalahkan pion, kuda dan benteng milik Artha.

"Wah, sepertinya tim kita bakalan kalah deh Tha" ucap Jonathan.

"Selow kawan, duduk saja santai di sebelahku" celetus Artha.

"Ayo Nom..." seru Chiko memberi semangat kepada Naomi.

"Hahaha tenang aja Ko, kita lihat siapa yang bakalan pulang ngadu ke mamaknya kalau dia kalah main catur" ujar Naomi.

"Ooo... Mulai nyindirnya anak pak Yunus" sambung Artha.

Tiba-tiba...,

"Skakmat!" teriak Naomi.

"Astaga...! Aku ketipu" teriak Artha yang terkejut dengan trik yang dibuat olah Naomi.

"Nah, sudah kalah, mau langsung pulang atau gimana mas Artha?" ejek Naomi.

Kejadian itu membuat mereka tertawa, karena Artha yang tadinya sangat percaya diri dapat mengalahkan Naomi, ternyata kalah dengan trik tipuan dari Naomi yang berhasil menang diawal permainan.

"Nah, ini salah satu pembelajaran juga buat kita. Jangan terlalu. Menyepelekan orang lain, kalahkan jadinya? Hahahaha" ujar Firdaus.

"Sudah... Inikan cuma permainan, jangan ada yang kebawa emosi, kalah dan menang itu hal biasa, kita-kan mau senang-senang" sambung Diego.

"Ahhh nggak ada yang emosi kok, hanya nggak nyangka aja, aku dikalahkan perempuan weeee..." ucap Artha malu.

"Hahahaha sudahlah, aku tadi hanya bercanda kok, jangan dimasukin ke hati kata-kataku tadi ya Tha" menepuk pundak Artha. "Sebentar ya, aku ke rumah dulu, tadi mama lagi buatin kita cemilan gitu. Babak kedua dilanjut aja Firdaus, biar cepat kelar" Naomi yang beranjak dari permainan caturnya.

Di dalam rumah mama dan bu Riris sudah mempersiapkan berbagai cemilan dan minuman untuk Naomi dan teman-temannya. Naomi yang tak ingin merepotkan, langsung menghampiri mamanya di dapur.

"Ma, nanti aku aja ya yang bawa cemilannya ke rumah pohon" ucap Naomi mengejutkan mamanya.

"Astaga nak... Kaget mama loh, kamu ini. Ia, nanti kamu yang bawa, tapi sebelumnya tolong mama membuat sirup dinginnya ya"

Melihat kuah sop yang ada di atas kompor gas "Mama hari ini masak sop?"

"Lebih tepatnya mama buat mie sop, nanti kamu ajak teman-teman kamu makan siang di sini ya"

Mengaduk-aduk sirup "Baik ma. Oh ia ma, mengenai jalan-jalan yang semalam mama sampaikan itu benarkah?"

Memotong-motong buah jambu "Ia dong, tadi malam papa juga sudah bilang, kita jalan-jalan ke Pekanbaru, nginap di hotel"

"Serius ma? Wah... Seru banget pasti"

"Kamu kabari aja ke teman-teman kamu, hari kamis pagi kita berangkat dan pulangnya hari sabtu sore"

Memeluk mama "Makasih ya mamaku yang cantik"

~~~

Di dalam rumah pohon Naomi dan teman-temannya masih terlihat melanjutkan permainan catur mereka, saat ini sudah di personil akhir. Dan tim yang memenangkan pertandingan catur saat itu adalah tim B yang merupakan tim Naomi. Mereka begitu senang dengan kemenangan tim mereka sehingga suara sorak-sorai kemenangan mereka terdengar hingga ke dalam rumah Naomi yang membuat seisi rumah merasa penasaran.

Menyusun piring yang sudah selesai di cuci "Waduh, itu anak-anak pada kenapa ya bu? Senang banget sepertinya mereka" ucap bu Riris.

"Ia, mana suara Naomi pula yang paling besar" terang bu Ramaita yang sedang mempersiapkan mangkuk untuk mie sop.

"Wahh, saya jadi penasaran mereka.sedang main apa ya bu?"

"Dari pada penasaran, lebih baik kita samperin yuk bu, saya juga ingin tahu. 'Kan kerjaan kita sudah selesai"

Mama Naomi dan bu Riris yang penasaran langsung menghampiri Naomi dan teman-temannya di rumah pohon. Tak perlu waktu lama, sesampainya di bawah pohon cempedak bu Riris langsung duduk di bangku yang ada di bawah pohon itu, sementara bu Ramaita memanggil putrinya untuk segera turun bersama teman-temannya. Sekarang, mereka semua berkumpul di bawah pohon cempedak.

"Mama dengar tadi kalian begitu bahagia sekali, sampai suaranya dengar loh sampai ke dapur, mana suara yang paling kuat itu suara Naomi pula. Kalian sedang main apa?" tanya bu Ramaita.

"Hahahaha... Kami tadi lagi tanding catur ma" jawab Naomi.

Merasa bingung "Memangnya bisa main catur dengan pemain sebanyak kalian ini?" tanya bu Ramaita kembali.

"Bisa tante, kita bagi menjadi dua tim. Nah, jadi mainnya tetap dua orang, tapi bergantian" jelas Firdaus.

"Ohhh... Begitu? Lalu, tim siapa tadi yang memenangkan pertandingannya?" tanya bu Riris yang juga ingin tahu.

"Sudah pasti tim aku dong bu" jawab Naomi.

"Ia juga sih, karena suara mbak Naomi tadi yang gede. Nah, tim mbak siapa aja?"

"Firdaus dan Chiko bu"

"Nah, kalian pasti lelah habis main. Mama sudah siapkan mie sop untuk kita nikmati bersama di bawah sini"

"Aduh tante... Ngerepotin banget, tadi baru aja di sediain cemilan rujak. Ehhh ini dibuatin mie sop" ucap Artha.

"Iya tante, kita-kan cuma mau main bareng Naomi saja" ujar Chiko.

"Iya tan, jadi sungkan deh rasanya" lanjut Jonathan.

"Ssssttt... Sudah, jangan begitu ngomongnya. Tante itu sudah nganggap kalian itu seperti anak-anak tante juga. Jadi, jangan merasa sungkan ya. Hhhmmm begini saja, dari pada kalian merasa nggak enak, gimana kalau kalian bantuin tante dan bu Riris di dapur mempersiapkan mie sop dan minumannya, kita makan di sini. Nah, sebagian dari kalian bagi-bagiin mie sop dan minumannya ke tukang kebun di perumahan ini, Naomi tahu kok dimana tempat peristirahatan mereka jam segini" jelas bu Ramaita.

Pertandingan catur yang membuat keceriaan penuh di masa libur semester, membuat Naomi merasa bahagia memiliki teman seperti kelima teman-temannya itu. Begitu juga dengan kelima temannya yang merasakan kebahagian yang sama, karena ternyata Naomi tak sama dengan anak orang kaya yang ada di sekolah mereka atau bahkan yang mereka pernah kenal selama ini.

-----------------------------------------------------------
⛅ Thank Reader ⛅

Goresan Waktu yang BerhargaWhere stories live. Discover now