Saat ini aku hanya bisa berdoa, walau dengan keyakinan kita yang berbeda.
-Tentang Rindu-
@nurhoiriah16_🕊🕊🕊
Rindu terkejut ketika keluar dari toko buku ternyata masih ada Yuda sedang berdiri di depan pintu. Tepat saat Rindu membuka pintu keluar, Yuda menengok ke arahnya. Sehingga membuat Rindu tersenyum malu.
"Emm... mau pulang ya?" Yuda bertanya kepada Rindu.
"Iya," balas Rindu diakhiri senyuman.
"Oh ya, Rindu, kamu hobi baca buku?" tanya Yuda lagi. Rindu hanya menganggukkan kepalanya.
"Kalau ada waktu luang, main yuk ke rumah taman baca, aku dan sahabat-sahabatku yang membuat tempat itu untuk anak-anak jalanan. Kalau kamu ada buku bekas, komik, atau yang lain, boleh disumbangkan." Yuda mengeluarkan kartu nama dari dompetnya. Kemudian dia berikan kepada Rindu. "Ini kartu namaku. Kalau kamu pengin tahu alamatnya bisa hubungi nomor aku yang tertera di kartu nama ini."
Rindu menerima kartu nama dari Yuda, kemudian dia tersenyum dan berkata,"makasih ya."
"Sama-sama," balas Yuda diakhiri senyuman.
"Emh... kalau gitu, aku pamit ya," ucap Rindu.
"Iya, hati-hati ya," balas Yuda.
"Mas Yuda, duluan ya," ucap Bi Arum.
"Iya Bi, hati-hati." Yuda pun tersenyum menatap ke arah Rindu dan Bi Arum yang tengah masuk ke dalam mobil.
***
Selepas makan malam, Rindu keluar dari kamarnya. Sudah menjadi kebiasaan Rindu makan pagi ataupun malam selalu di kamarnya, sebab Laras---mama tirinya tidak pernah mengizinkan untuk makan bersama dengan keluarganya. Beruntungnya bi Arum selalu memasak makanan kesukaan Rindu dan membawanya ke kamarnya.
Orang lain selalu mengira keluarga Bima harmonis, akan tetapi pada kenyataannya Rindu selalu diabaikan, merasa terbuang dari keluarganya sendiri. Pernah sekali Rindu mencoba kabur dari rumah, namun sayangnya Rindu kembali ditemukan oleh orang-orang suruhan Bima. Hingga saat itu Rindu tidak boleh keluar rumah atas seizin Bima maupun Laras.
Terlihat Bima berada di ruang keluarganya seorang diri. Rindu terdiam sejenak di atas tangga. Dia ragu antara turun menghampiri Ayahnya atau tidak. Sebenarnya Rindu hendak meminta izin untuk besok keluar rumah bertemu Yuda. Dan harapan Rindu yang dapat mengizinkannya hanyalah Ayahnya. Tanpa berpikir panjang, akhirnya Rindu memilih turun dan menghampiri ayahnya itu.
"A..ayah...." panggil Rindu gugup.
Bima menoleh terkejut. "Ada apa, hm?"
"Boleh Rindu duduk?" ucap Rindu sembari tertunduk. Bima pun mengangguk setuju. Lantas Rindu pun duduk di samping Bima.
"Gimana kondisi kamu kata psikiater?" Bima bertanya. Mendengar pertanyaan Ayahnya itu Rindu cukup terkejut, pasalnya ini pertama kalinya Bima bertanya tentang kondisinya.
Rindu tersenyum. "Udah membaik, Yah."
"Bagus kalau gitu," kata Bima diakhiri senyuman.
"Emm... Mama sama Angel kemana, Yah?"
"Lagi di kamar Angel, kenapa memangnya?"
Rindu menggelengkan kepalanya. "Enggak apa-apa Yah, Rindu cuma ada perlu sama Ayah sekaligus minta izin."
Bima mengerutkan dahinya. "Perlu apa?"
"Emm... Bolehkah Rindu keluar rumah? Rindu janji, Rindu nggak bakalan kabur lagi, Rindu hanya ingin bertemu teman Rindu Yah." Rindu menangkupkan kedua tangannya, memohon dengan mata berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rindu [SUDAH TERBIT]
Spiritual|Romance - Spiritual| Mimpi-mimpi masa kecil yang seharusnya bisa digenggam harus lepas bahkan belum sempat untuk diraih. Siapa pun pasti kecewa dan hancur kala harapan tak sesuai dengan kenyataan. Termasuk harapan seorang perempuan bernama Rindu Na...