. bab xix : war

436 63 0
                                    

Sanggrada terdiam menatap jendela. Malam ini adalah bulan purnama dan para rogue dipastikan akan kembali menyerang. Setelah kematian calvin dan raven para rogue itu mulai menyerang dengan brutal tanpa arahan. Semalam sempat terjadi kerusuhan karna rogue menyerang ruangan para pelayan.

"Alpha bolehkah aku ikut kali ini?"

Sanggrada menoleh lalu mendekati istrinya. Mengecup pelan kening wooyanagra sebelum mengusap pelan pipi gembul favoritnya itu.

"Tidak mate...kamu harus menjaga anak-anak disini. Aku akan pulang."

Firasat buruk menghampiri pikiran wooyanagra. Tak biasanya sanggrada berbicara seperti itu padanya. Wooyanagra berlari dan menyusul ke area hutan. Nampak ramai dan bau anyir mulai tercium dari segala arah.

"Lihat...luna kita datang."

Sanggrada mencium feromon milik wooyanagra langsung melacak keberadaan sang mate. Dan benar saja matenya sedang dikepung. Bahkan para rogue itu sudah mencekik wooyangra. Omega itu tidak melawan, dia terlalu lemah.

"Tidak...jangan..."

Jleb!

"ALPHA!!!"

Teriakan leonna memekakan telinga. Wooyanagra membuka matanya, yang ia lihat hanyalah tubuh lemas suaminya yang tergeletak di pangkuan yusangga dan minjiro.

"Alpha..."

Sanggrada pov

Hah...dimana ini? Aku menyandarkan tubuhku pada sebuah batang pohon yang cukup besar. Nyaman dan tenang, hanya itu yang kurasakan.

"Hei, apa bahumu sakit?"

Aku mendongak dan menemukan wooyanagra?

"Bukan, aku bukan wooyanagra. Aku khandra, dan ini suamiku jenggala."

Jenggala...itu panggilan yang selalu bunda berikan padaku tanpa ia beritahu alasannya.

"Kau putra gabriel kan? Jenggala adalah dirimu yang lain emm lebih tepatnya adalah ketika dirimu lepas kendali. Secara tidak sadar kamu dan jenggala adalah satu. Tapi kamu tidak sadar."

Benarkah? Hei aku bahkan tidak pernah berpikir jika dalam mode lain aku memiliki nama dan sifat yang berbeda.

"Lalu? Kau siapa?"

Pemuda yang mirip dengan istriku ini mencebikan bibirnya lalu menatap kearah seseorang yang mirip denganku.

"Cepat jelaskan padanya."

"Dia khandra, sisi lain dari istrimu wooyanagra."

Aku hanya menatap bingung kearah mereka. Istriku tidak pernah memiliki sisi lain.

"Istrimu tergolong lemah dan dia tidak bisa menarik paksa khandra untuk mengambil alih. Jadi bangunlah dan teriakan namanya."

sanggrada pov end

Kericuhan masih berlanjut dan sanggrada sekarang terduduk bersandar pada pohon dengan leonna disampingnya.

"Kak? Kau sudah sadar?"

Sanggrada berdiri dan mencari kemana perginya semua rogue yang menyekap istrinya. Namun ia ingat barusan dia harus memanggil nama khandra.

"Kumohon bantu aku jenggala...temukan istriku...KHANDRAAA!"

Disana, pancaran cahaya berwarna violet menyilaukan mata. Sanggrada berlari dengan cukup kencang meskipun tubuhnya cukup lemah akibat tusukan.

"Hah..hah..hah.."

Sanggrada tersenyum tipis sebelum kembali jatuh terduduk.

"Alpha!"

Grep!

"Syukurlah...kamu baik-baik saja..."

Omega manis itu menangis. Jika saja dia tidak menerobos ke hutan mungkin ini tidak akan terjadi. Tapi...apa yang terjadi padanya beberapa saat yang lalu?

wooyanagra pov

Tubuhku terasa sangat ringan...bisikan-bisikan samar terdengar di pendengaran ku. Aku berusaha menajamkan pendengaran...namun aku tak mendengar apapun.

"Hey..bangunlah khandra"

Khandra? Siapa khandra? Ah, apakah diriku yang lain? Seperti jenggala?

"Bangun dan lawan mereka."

Aku merasa tubuhku sedikit memanas dan kepalaku sangat pening seperti terbentur sesuatu. Setelahnya aku tidak tau apa yang terjadi. Para rogue itu bergeletakan di sekitar ku.

wooyanagra pov end

. sempiternal - sanwoo//woosan ; endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang