10

4.7K 499 29
                                    

Sore menjelang malam.

"Hei kau ini terobsesi dengan Ryan atau bagaimana, kenapa semua yang kau gambar hanya Ryan saja?" tanya Jaehyun yang sedang membolak-balik sketchbook Jaemin.

"Entahlah, aku suka Ryan." balas Jaemin yang duduk di depannya.

Sesuai janji, Jaehyun datang ke rumahnya sore ini. Dan sesuai janji juga, Jaemin memintanya mengerjakan tugas, yang ternyata adalah menggambar.

"Hanya menggambar? Kenapa minta bantuan? Ryan-mu cukup bagus."

"Um... aku sangat buruk dalam urusan menggambar. Kecuali menggambar Ryan, aku rasa." Jaemin tersenyum malu.

Jaehyun tertawa mendengarnya. "Jadi, apa yang ingin kau gambar?"

"Jika kau tanya seperti itu, sebenarnya aku hanya ingin menggambar Ryan. Tapi guru menyuruhku menggambar manusia sungguhan." jawabnya, dan lagi-lagi Jaehyun tertawa.

"Sunbae, kau benar-benar bisa menggambar?" tanya Jaemin yang membuat Jaehyun melatakkan sketcbook di tangannya.

"Kau meragukan rupanya. Baiklah, akan kubuktikan. Siapa yang ingin kau gambar?" kata Jaehyun tidak terima, sambil menampilkan smirknya.

"Ngomong-ngomong panggil saja aku Hyung. Sunbae terlalu formal." lanjutnya, Jaemin hanya mengangguk-angguk.

"Maksudmu kau ingin menggunakan model manusia hidup?" Jaemin tidak percaya.

"Tentu saja. Bukankah kau bilang guru menyuruhmu menggambar manusia sungguhan?" tanya Jaehyun balik.

"Aish... bukan begitu, tidak perlu menggunakan model sungguhan. Yang penting kau menggambar bentuk manusia. Itu saja." jelas Jaemin.

"Kenapa tidak menggunakan model sungguhan? Bagaimana kalau temanmu Jeno itu?"

"APA?!" setelahnya Jaemin hanya membungkam mulutnya sendiri. Ia terlalu terkejut dengan ide Jaehyun.

"Kenapa kau sangat terkejut? Bukankah dia sahabatmu?" heran Jaehyun.

"Tidak. Maksudku iya. Dia memang sahabatku." Jaemin gugup tiba-tiba.

"Lalu apa masalahnya?"

"Tidak ada."

"Yasudah panggil dia,"

Jaemin hanya diam. Ia tahu Jeno tidak sibuk. Ia tahu Jeno akan mau. Jadi kenapa ia ragu? Entahlah.

"Hei, kau tahu? Aku pikir Jeno dan Renjun itu pacaran, tapi ternyata Renjun justru bersama Mark." ucap Jaehyun tiba-tiba, menghentikan tangan Jaemin yang hampir menyentuh ponsel.

"Kenapa sunbae, maksudku Hyung berpikir begitu?"

"Siapa yang tidak mengira mereka berpacaran? Ke mana-mana selalu bersama, setidaknya setiap aku bertemu mereka." jelas Jaehyun.

"Jadi, apa Jeno menyukai Renjun?" lanjutnya.

Jaemin menghela napas berat. "Begitulah,"

"Bodoh sekali dia. Bagaimana bisa dia tidak menyukaimu padahal kalian sudah dekat sangat lama? Kalau aku jadi dia mungkin aku sudah menyukaimu dari dulu."

Jaemin hanya bisa melongo mendengar kata-kata Jaehyun yang menurutnya sangat ngawur. Menyukainya? Huh, apa-apaan.

"Hyung saja yang aneh. Apa Hyung tidak lihat betapa manisnya Renjun? Aku bahkan-"

Kata-kata Jaemin terpotong oleh pintu depan yang tiba-tiba terbuka. Itu Jeno. Ia langsung masuk dengan ekspresi yang Jaemin tebak pasti sedang bermasalah. Saat melewati ruang tamu Jeno hanya melihat Jaehyun sekilas lalu terus berjalan dan berakhir di kamar Jaemin. Mereka berdua pun hanya menatapnya heran.

"Dia kenapa?" tanya Jaehyun. Jaemin hanya mengendikkan bahu. Setelahnya mereka terdiam.



Beberapa saat kemudian Jaehyun pulang dan berjanji akan menyelesaikan gambarannya di rumah. Ia pulang karena suasananya menjadi tidak enak ketika Jeno datang. Ia pikir mungkin suasananya jadi tidak enak setelah kedatangan orang yang bermasalah. Jadi, ia menyuruh Jaemin untuk mengurus teman bermasalahnya itu dulu.

Jaemin membuka pintu kamarnya pelan, dan melihat Jeno berbaring di ranjangnya.

"Sepertinya kau semakin dekat dengannya,"

Jaemin sedikit tersentak, ia pikir Jeno tidur karena sebelah lengannya menutupi mata.

Mengabaikan kalimat Jeno, Jaemin duduk di tepi ranjang. Sekarang Jeno sudah membuka matanya.

"Kau kenapa?" tanya Jaemin.

Jeno hanya diam, lalu memiringkan posisinya menghadap Jaemin.

"Apa kau menyukainya?"

"Jaehyun Hyung? Kenapa kau berpikir begitu?" tanya Jaemin balik dengan nada yang berusaha dibuat biasa saja, sebenarnya ia hampir berteriak mendengar pertanyaan Jeno.

"Aku 'kan hanya bertanya. Lagi pula semenjak kita kenal kau tidak pernah mengatakan padaku siapa yang kau sukai. Apa kau tidak pernah menyukai seseorang?"

Jaemin tidak menjawab, ia hanya melemparkan bantal ke muka Jeno. Sepertinya mood Jeno telah kembali. Dan selanjutnya perang bantal pun dimulai.

-TBC-

12/05/2021

SAHABAT || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang