Bagian 30 [END]

737 140 63
                                    

Pada akhirnya yang mulai akan berakhir, yang datang akan pergi, yang bertemu akan berpisah. 

Semua yang terjadi selama 30 hari di bulan ramadhan ini mengantarkan mereka ke tempat yang disebut rumah. Ke sana lah mereka harus pulang.

Sedekat apapun mereka, sebanyak apapun kenangan yang mereka ciptakan, selama apapun mereka kenal, tetap keluarga adalah yang nomor satu.

Hazel menjadi orang terkahir yang keluar dari rumah 2 lantai dengan cat tembok warna coklat itu. Setelah memastikan semua lampu sudah dimatikan kecuali lampu teras, Hazel mengunci pintu utama sebanyak dua kali putaran sebelum akhirnya keluar pagar dan menutup pagar itu juga.

Di luar pagar sudah ada Kevin di dalam mobilnya dan Jacob di atas motornya yang juga siap untuk pulang. Mereka bertiga adalah anggota terakhir yang harus pulang dikarenakan masalah tugas negara yang memang mengharuskan mereka untuk bekerja sampai H-1 hari raya.

Kevin mengambil satu foto keadaan kos terakhir kali sebelum pergi dan mengirimkannya ke grup chat dengan tambahan ucapan "selamat berlibur dan salam buat keluarga di rumah". 

Hazel memberikan kunci pagar dan kunci rumah ke Kevin karena dia yang akan mampir ke rumah Pak Handy karena rumahnya searah. Sedangkan Jacob dan Hazel harus belok kanan untuk pulang. Namun di perempatan pertama Hazel harus lurus sementara Jacob belok kanan. Di sana lah tempat terakhir mereka bertemu.

Akhirnya mereka pulang.

***

Awalnya Hazel sempat ribut dengan Hansel perkada dia yang gak mau pulang ke rumah beberapa hari lalu sebelum Hazel tau kalau Papa nya gak ada di rumah. 

"Lo pikir lo aja yang hancur? Lo pikir lo aja yang sakit hati di sini? Gue juga, Dek. Gue yang ngadepin Mama tiap hari. Gue yang nyaksiin Mama nangis tiap hari. Gue yang denger mereka ribut. Terus lo juga gak mikirin Mama? Dia bertahan walau sudah begini keadaannya buat lo. Buat kita yang masih butuh sosok Papa. Jangan egois." Kata-kata terakhir Hansel sebelum menutup telfonnya yang membuat Hazel tersadar bahwa sakit yang dia rasa juga belum seberapa. 

Sepanjang jalan pulang Hazel selalu memikirkan Mama. Bagaimana Mama selalu mengusahakan yang terbaik untuk Hazel dan Hansel. Mama yang ternyata selalu kesepian. Tapi dia juga gak bisa bohong kalau saat ini dia trauma dengan rumah. 

Hazel sayang Mama dan Hansel. Mereka masih saling memiliki satu sama lain.

Terus Salwa bagaimana? Apa dia masih ada di dalam kepala Hazel? Tentu saja, Salwa bukan sesuatu yang bisa pergi begitu saja. Hazel gak pernah menghapus foto-foto Salwa di HP maupun Instagramnya. Dia biarkan aja ada di sana, di antara fotonya yang gak seberapa. Bukan berharap untuk kembali. 

Buat Hazel sekali pergi, seharusnya gak untuk diulang lagi. 

Salwa masih jadi salah satu alasan Hazel buka Instagram, melihat aktifitas apa yang dilakukan gadis itu. Terakhir Hazel tau kalau Salwa sudah kembali ke Jakarta. Semoga dia bisa menghabiskan waktu liburannya dengan baik.


***


Sebelum sampai di rumah, Kevin mampir ke butik milik Mamanya Gio. Kevin mau ngasih sesuatu untuk Mama dan Cheryl dari gaji dan THR nya. Tapi berhubung gak punya waktu untuk langsung ke TKP dan gak tau mau beli di mana, akhirnya Kevin menghubungi Gio aja yang sudah di rumah dan minta dicarikan baju untuk Cheryl, Mama dan Aruna. Punya Aruna sudah dikirim beberapa hari yang lalu dan sudah diterima. Sedangkan milik Cheryl dan Mama dia ambil hari ini saat dia pulang.

Untuk Papa, Kevin memberikan sepatu lari. Berhubung Papa suka banget lari dan olahraga jadi Kevin memutuskan untuk membelikan sepasang sepatu sport berwarna abu-abu. Sebenernya gak mahal sih, tapi yang penting niatnya ngasih.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 12, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

1.0 Tiga Puluh HariWhere stories live. Discover now