Epilog (Sorry, I have to go...)

45 1 1
                                        

Assalamualaikum wr wb

Alhamdulillah part ini adalah part terakhir, so buat siapa aja yang mau kasih saran dipersilahkan dengan senang hati. (Jangan pake bahasa yang kasar, karena Nana sangat nggak suka dengan bahasa itu)

Makasih banyak udah baca, meskipun ada yang nggak ninggalin jejak dulu.

And I hope you leave a trail first ok. don't forget to vote and comment, I'm waiting.

Maaf masih banyak typo 🙏

thanks

Happy reading 😉

///

Hari mulai berganti, sudah genap satu pekan ia dirawat diruangan ini. Fajar yang sudah mulai siuman dari sakitnya, ia juga sudah mengetahui sakit yang Jauza alami.

Hari-harinya sudah sangat berbeda, tidur dirumah sakit dengan infus yang terpasang di tangan kirinya, bahkan sudah beberapa kali ia menolak untuk di suntik hingga membuatnya harus meminum obat yang bertambah cukup banyak.

"Makan dulu ya," ujar Nina pelan sembari meraih piring yang ada diatas nakas.

Fajar hanya terus diam tak menghiraukan ucapan Nina yang sudah duduk disamping tempat tidurnya, semenjak ia sadar setelah kecelakaan itu ia tak banyak bicara dan hanya melamun.

Ia mencoba mengingat kejadian sebelum kecelakaan itu, ia mendengar suara seseorang yang meneriaki namanya. Namun saat ia ingin menoleh entah kenapa itu sangat sulit, bahkan untuk berhenti dari langkahnya saja tidak dapat ia lakukan. Dan setelah itu ia tak mengingat apapun.

"Hei, makan dulu ya. Ini udah waktunya minum obat," ujar Nina mengingatkan.

Hal itu membuat Fajar menoleh dan menatap piring yang ada ditangan Nina, ia menatap makanan itu dengan malas. Fajar menghela nafasnya pelan kemudian mengambil piring itu dari tangan Nina dengan satu tangan kanannya yang masih lemah akibat benturan yang terjadi di lengan kanannya.

Melihat itu Nina membantu Fajar dengan meletakkan piring itu di kedua kaki Fajar, setelahnya membiarkan Fajar memakan makanan itu dalam diam. Ia beralih untuk menyiapkan obat yang nantinya akan Fajar minum setelah makan.

"Lo mau nggak liat Jauza?" Tanya Nina yang teringat dengan keadaan Jauza saat ini yang masih berjuang melewati masa kritisnya.

Pertanyaan itu membuat Fajar menoleh cepat menatap Nina tak percaya.

"Emang boleh?" Tanya Fajar tak yakin.

"Nggak sih, tapi kan Lo bisa liat Jauza dari balik kaca penyekat," jawab Nina antusias saat melihat Fajar mulai berbicara seperti ini.

Mendengar itu Fajar mulai berfikir untuk memutuskan apa yang akan ia lakukan.

"Nanti gue anter kesana, tapi Lo selesaiin makan Lo dulu dan minum obatnya, setelah itu baru kita kesana buat jenguk Jauza," jawab Nina menjelaskan.

Hampir 15 menit Fajar memakan makanannya itu tapi tak sampai setengah piring ia sudah menyerahkan piring itu pada Nina yang sedang memainkan ponselnya.

Melihat itu Nina menoleh menatap Fajar bingung yang juga sedang menatapnya.

"Udah," ujar Fajar pelan.

Nina segera meraih piring itu dan mengambil obat yang sudah ia siapkan sebelumnya, ia menyerahkan obat itu dan meraih gelas yang berisi air mineral untuk membantu Fajar meminum obatnya.

"Ayok," ajak Fajar yang sudah selesai meminum obatnya.

Mendengar itu Nina terkekeh pelan dan segera berdiri lalu meletakkan piring itu diatas nakas, ia berjalan menuju sudut kamar untuk mengambil kursi roda yang memang sudah disediakan sejak awal.

Bully Of Love { END}Where stories live. Discover now