7. | Derryl Lovers.

242 17 1
                                    

✩.・*。≻───── ⋆✧⋆ ─────.•*。✩

"

Yang. Nanti anak kita yang kelima belas, dikasih nama Derryl ya. Itu singkatan dari Derren Cheryl."Derren menghampiri Cheryl diruang tengah yang sedang asik memetis mangga muda, hasil petikannya sendiri.

Sedang asik-asiknya memakan, tiba-tiba sambel yang super pedas itu menyumpal menjadi satu didalam kerongkongan Cheryl membuat sang empu terbatuk-batuk.

Derren mengambil gelas yang berisi air putih dan mengasihkannya ke Cheryl. "Pelan-pelan, atuh yang."

Cheryl meneguknya sampai habis. Mengelap sisa air yang masih ada disudut bibirnya. Memegang tengorokannya yang masih sedikit sakit akibat kesedak tadi.

"Kamu tadi ngomong apa? Coba ulang."

Derren berdeham cukup singkat, lalu mengulanginya. "Yang. Nanti anak kita yang kelima belas, dikasih nama Derryl ya. Itu singkatan dari Derren Cheryl."

Cheryl langsung mencomot mangga yang sudah dikasih sambel dan langsung menyumbelnya ke mulut Derren.

Derren yang diperlakukan mendadak langsung tersedak.

"Uhhuk! Uhhuk! Y-yang ambilin minum. P-pedes."Lirih Derren terbata-bata.

Cheryl menyodorkan minumnya malas.
"Lima belas kamu bilang?! Kamu pikir ngelahirin itu segampang membolak-balikan telapak tangan apa? Kalo kamu yang ada diposisi aku mah ya gapapa."

"Kamu 'kan cewe kuat. Masa ngelahirin lima belas anak aja, ga kuat? Aku yakin, suatu saat nanti pasti keinginan aku punya anak lima belas bakal terkabul. Liat aja nanti."Derren menyungingkan senyum.

"Bodo."Lebih baik ia kembali melanjutkan metisnya.

Tiba-tiba selera metisnya menghilang. Dan sekarang ia pengen makanan yang lebih waw.

Cheryl berdiri dan berjalan ke arah suaminya yang sedang merokok.

Langsung merengut dan membuangnya kesembarang arah. "Tiba-tiba, aku jadi pengen ngidam rujak."Cheryl mengode.

Derren bernafas sejenak.
"Kan tadi udah yang."

"Itu 'kan metis! Bukan rujak! Gimana sih!"Cheryl melipat kedua tangannya didada. Huh. Suaminya sangat tidak peka.

"Ehh, gajadi. Aku ngidam air kelapa yang asli dari kelapanya."

Mata Derren sontak melotot mendengar kemauan istrinya.

"Apa?! Kamu ga mau?!"

Derren meneguk salivanya susah payah. Terpaksa ia anggukan.

"Tapi aku mau, aku yang manjat sendiri dari pohonnya."

Bruk!

Terjungkal dari tempat yang ia duduki sekarang saking terkejutnya.

Pohon kelapa 'kan tinggi, kalo sampe Cheryl terjatuh bagaimana?! Ia kira pohon kelapa sama seperti pohon cabe kali.

"Biar aku aja yang manjat! Pohon kelapa itu tinggi, ga kayak kamu."Ucap Derren yang ditambah sindiran pedas diakhir kalimatnya.

Cheryl mendengus kasar. Ia paling tidak suka dikatai pendek atau kurang tinggi, itu sama saja merendahkan dirinya.
"Aku ga pendek!!!!! Liat aja kalo aku tinggi melebihi kamu, bakal aku injek-injek kamu kayak semut!!"omel Cheryl saat melihat punggung Derren yang mulai menjauh.

Mengekorinya dengan wajah yang ditekuk serta bibirnya yang cemberut.

Mereka berdua melihat pohon kelapa yang sangat tinggi didepannya.

CHERYL [2] ENDWhere stories live. Discover now