04-Lah bukan kak, nama saya Sekala

1.4K 202 201
                                    

[Yiruma - River Flows in You]


"Manusia pasti akan berubah jika yang baru datang membawa rasa nyaman dan yang lama hadir selalu membawa rasa sakit."


Saat ini Xabian sedang terduduk di barisan kursi yang ada di lapangan basket indor kampusnya, ngapain lagi kalau bukan menemani Saka latihan untuk turnamen basket.

Seperti biasa Xabian akan menunggu kekasihnya dengan malas-malasan, di temani dengan buku novel atau mungkin beberapa tugas sembari sesekali melirik kekasihnya yang sedang berlatih untuk pertandingan nanti.

Xabian hanya menghela napas saat melihat aplikasi chat di ponselnya, teman-temannya bahkan sudah bangun dari tidur siang, tapi dia malah belum beranjak dari area kampus sama sekali. Rasanya ia ingin mengeluh saja tapi ia tidak mau mengambil resiko jika nanti pacarnya mengamuk karena tidak di temani latihan.

"Bi... Nanti keluar kuy." Saka menghampiri Xabian yang sekarang sudah balik menatapnya setelah membaca buku novel.

"Kemana? Emang kamu gak capek apa?" tanya Xabian sembari menaruh buku novel miliknya lalu menatap sang kekasih.

"Ke Bogor." jawab Saka santai lalu duduk di sebelah Xabian, mengambil bot tumblr yang di berikan Xabian lalu meneguk air di dalamnya hingga tandas.

Xabian melotot, "Buset! Gila apa, ke bogor katanya, kamu kan bentar lagi tanding."

Saka tersenyum nyengir, menampilkan deretan gigi-gigi putih miliknya dengan taring yang menonjol.

"Pengen ngopi." ucapnya.

"Ngopi mah di apartement kamu juga bisa kali." jawab Xabian.

Saka memang punya unit apartement tempat biasa jika ia jenuh di rumah besarnya, Saka sering tinggal diam di apartementnya jika sudah memiliki kesibukan kuliah, tapi jika ia tidak sibuk dengan urusan kuliah Saka akan memilih tinggal di rumah besarnya, di rumah utama tempat ketiga anjing lucunya tinggal, bibi-bibi dan pak supir yang sudah merawat Saka sedari kecil.

Jika rindu dengan suasana itu Saka akan tinggal di rumah besarnya.

"Iya sih, yaudah ntar pokoknya jalan-jalan." Xabian hanya memutar bola matanya jengah saat mendengar permintaan Saka.

"Kemana dulu, biar aku ntar gak salah kostum."

"Ke ancol kuy." pinta Saka.

"Yaudah deh ayo." 

"Nih handuk kamu." lanjut Xabian memberikan handuk kecil yang baru saja ia ambil dari tasnya.

"Bian pa kabar?" sapa teman Saka, dia Jevar anak fakultas teknik yang memang sudah menjadi sohib Saka dari jaman maba.

"Baik var, lu?" Bian tersenyum lalu menjawab pertanyaan Jevar.

"Baik gua, noh si Marco yang kaga baik." jawab Jevar di sertai cengiran halus, ia menunjuk temannya Marco yang baru saja keluar dari lapangan; sedang berjalan menghampiri mereka.

Marco hanya mendengus kesal ke arah Jevar "Paan dah lu, Hi bian." lalu tersenyum menyapa Xabian.

"Emang Marco kenapa?" tanya Bian bingung, ikut menimpali.

Bumi dan Langit [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang