🚨 Mission 19

1.3K 159 9
                                    

Mereka semua masih terpaku pada makhluk mutasi besar itu. Yang pertama kali sadar adalah Jungwoo. Ia segera melihat ke sekeliling dan berdecih kala gumpalan itu benar-benar menutup jalan mereka.

"Hei, kita harus segera lari!" Kata Jungwoo menyadarkan mereka semua.

"Cepat ke pintu!" Titah Mark.

Mereka langsung berbalik dan berlari menuju pintu, namun kalah cepat dengan tangan makhluk itu yang menutup jalan satu-satunya mereka.

"Sial!" Jeno mencoba menembak tangan makhluk itu, tapi pelurunya malah diserap.

"Bagaimana ini?" Tanya Chenle setelah berhasil menghindari satu tangan yang hendak menyentuhnya.

"Kita coba cari cara membunuhnya." Kata Haechan sambil mencoba menembak pada tubuh makhluk itu.

"Seharusnya kita tidak kepo dengan suara makhluk ini dan segera pergi ke tempat kenalanmu, Mark. Jadi ini makhluk bisa mati dengan nuklir." Kata Jaemin tiba-tiba.

"Yaa mau bagaimana lagi." Mark mengambil shotgun nya. "Ayo serang!"

Dor! Dor!

Suara tembakan saling bersahutan mengenai makhluk itu, tapi seolah tidak merasakan apa-apa, makhluk itu menyerang dengan tangan-tangannya.

Lucas berguling ke kiri untuk menghidar dan dari serangan tangan itu dan punggungnya membentur sisi kiri badan makhluk itu.

"Eh? Apa ini?" Gumamnya kala melihat titik kecil warna hitam seperti mata. Ia mengambil pisau kecilnya dan menusuk mata itu.

Gaarrggkhh!!

Raungan makhluk itu terdengar, membuat mereka semua terkejut. "Eh? Apa kita berhasil?" Tanya Jisung yang masih terkejut.

Lucas tersenyum miring dan menatap rekan-rekannya. "Cari titik seperti mata, itu kelemahannya!" Kata Lucas dengan semangat.

Setelah mendapat pencerahan, mereka langsung fokus mencari titik yang dimaksud Lucas sambil menghindar dari tangan-tangan itu.

"Ini!" Renjun memekik senang dan menembak pada titik hitam yang cukup tinggi dari tempatnya.

Raungan kembali terdengar dan tangan-tangan makhluk itu semakin liar menyerang, membuat mereka sedikit kesulitan.

"Haechan! Disana!" Teriak Jaemin yang cukup jauh tempatnya dari Haechan kala melihat titik hitam dekay dengan Haechan. Segera Haechan menusuk mata itu dengan pisaunya.

"Yaak! Turunkan aku!" Pekik Jungwoo kala tangan itu berhasil menangkapnya.

"Jeno! Lucas! Bantu Jungwoo! Yang lain kembali cari mata itu!" Kata Mark.

Dor! Dor!

Kembali mereka menembak kala melihat mata dan tangan yang akan menyerang mereka. Sedangkan Lucas dan Jeno membantu menurunkan Jungwoo.

"Sial, ini daging apa sih!? Susah sekali!" Gerutu Lucas sambil mencoba memotong daging itu. Jeno hanya mengendikkan bahunya ikut membantu Lucas.

"Huwaa!" Jungwoo terpekik kaget kala tangan itu mengangkatnya lebih tinggi dan bergerak kemana-mana dengan cepat, membuatnya sedikit pusing.

"Jungwoo!"

Haechan sedikit panik melihat Jungwoo yang terbawa kesana-kemari. Namun perhatiannya kini menuju titik hitam yang berada di atas mereka semua.

"Hei, apa itu matanya juga?" Tanya Haechan. Semua langsung mendongak.

"Benar, itu sepertinya memang matanya, coba tembak!" Semua mengarahkan moncong pistol pada mata itu dan menembaknya.

Dor! Dor!

Namun, gumpalan lainnya melindungi mata itu. "Sial. Harus lebih dekat agar bisa mengoyak daging itu dan menusuk matanya.

"Lempar aku!" Kata Renjun.

"Kau gila, Jun?!" Kata Jaemin.

"Tidak! Cepat lempar aku!" Kata Renjun.

Lucas langsung memposisikan tangannya untuk menjadi tumpuan Renjun. "Renjun!"

Renjun langsung berlari dan menginjak kedua telapak tangan Lucas, bersiap melompat. Lucas langsung melempar Renjun ke atas.

Whusshh

Renjun mengeluarkan pisaunya. Tiba-tiba gumpalan daging itu menutup matanya. Renjun berpegangan pada daging itu dan mengoyaknya. Terlihat mata yang tengah melotot padanya.

"Kau akan mati, makhluk aneh!"

Craaakkk!!

Grraaakkhh!!

Renjun menusuk mata itu dan raungan makhluk itu terdengar lebih keras.

Tangan yang menangkap Jungwoo terlepas sehingga Jungwoo terjatuh, beruntung Jeno dan Mark menangkapnya.

Daging yang menjadi pegangan Renjun terputus dari badannya dan membuat Renjun terjatuh, kini Lucas dan Jisung yang menangkapnya.

"Kak Jungwoo, kau tidak apa-apa, kan?" Tanya Chenle sambil menghampiri Jungwoo.

"Tidak apa kok. Cuma sedikit pusing." Kata Jungwoo.

Bruusshh...

Gumpalan daging itu perlahan meleleh. Memperlihatnya langit mendung dan atap-atap bangun yang mulai hancur.

Mereka semua menghela nafas lega dan saling menepuk pundak, seolah berkata "kerja bagus."

"Baiklah, sekarang kita pergi ke rumah kenalanku."


Bersambung...

Hai hai haii
Naah aku up buku yang ini
Maaf ya lama juga yang ini yaampun
Maaf juga cuma sedikit ini ceritanya :')

Makasih udah baca ^^
Jangan lupa vomment nya ^^
Maaf kalau ada typo :'v
Sampai jumpa~

Mission ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang