🍭 Tujuh Belas

424 74 5
                                    


"Lo dari mana sih, jingan?! Gue tampar ya lo lama-lama!"

Minhee mendengus malas saat ia sudah berhasil menyusul teman-temannya dan pertanyaan itu langsung Dongpyo ajukan padanya. Si mungil itu bahkan sudah mengambil ancang-ancang untuk menamparnya.

Tapi pemilik marga Kang itu lebih cepat bergerak dan mendorong temannya itu menjauh.

"Diam lo, bantet!"

"Anjing!"

"Heh, ini kantor, lo mau gue tendang?!"

Dongpyo yang mendengar ucapan Junho itu langsung mundur. Kini berganti di belakang tubuh Minhee. Minhee sendiri hanya menatap temannya itu dengan delikan tajam sebelum mendorong Dongpyo untuk kembali menjauh darinya.

"Jangan deket-deket gue."

"Dih tai lo." Saat si manis Kang itu berucap emosi, Dongpyo langsung menyahut cepat dan memukul lengannya begitu saja. "Mentang-mentang habis dianuin sama kakak tingkat, jadi gitu ya lo sama gue."

Lanjutan ucapan Dongpyo membuat Minhee melotot tajam. Mulutnya juga sudah akan terbuka, siap mengatakan sesuatu--dengan emosi yang berlebih pastinya. Tapi urung begitu suara Junho lebih dulu terdengar di dekatnya.

"Hee, jangan teriak!"

Menelan kembali kalimat yang hendak ia teriakan, bocah itu melangkah maju untuk lebih dekat dengan Dongpyo. Selanjutnya, ia sedikit merunduk agar bisa bicara dengan jelas pada temannya itu.

"Pa maksud lo dianuin, anjing?" Tanyanya kemudian dengan volume suara yang sudah jauh lebih kecil--nyaris berbisik malah.

"Ya kan itu tadi, lo dianuin sama kakak tingkat, babi." Jawab yang lebih mungil juga ikut berbisik.

"Bahasa lo ya, sat. Gue tadi cuma ditahan buat ditanyain mau makan apa."

"Mau makan--HEH--bilang apa lo?"

Minhee mendelik tajam. Tangan kanannya lalu naik untuk memukul pelan kepala temannya itu.

"Kenapa sih lo?"

"Lo sejak kapan deket sama kakak tingkat. Bagus ya lo, setan, gak cerita-cerita."

"Gak usah ngarep Minhee cerita sama lo, gue aja enggak. Eh, tahu-tahu udah main ke rumah, berangkat bareng sampe berani peluk."

Belum Minhee menjawab ucapan Dongpyo, suara Junho lebih dulu terdengar untuk menjawabnya. Sukses saja membuat pemilik marga Kang itu mendelik padanya.

"Lo juga gak cerita sama gue ya, anjing, kalo lo lagi deket sama anak prodi sebelah."

"Lo kok bisa---?"

"Udah diam lo! Lagian, suka-suka gue juga mau deket sama siapa."

"Iya deket-deket. Suka gak sih lo? Lo kan kadang aneh-aneh. Suka sama siapa, deketnya sama siapa."

"Ya kali enggak."




"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





Yunseong dan dua temannya sudah sampai di kantin. Tapi Jeno belum selesai mengoceh karena pertanyaan yang tadi ia ajukan pada Yunseong belum lelaki Hwang itu jawab. Tapi lagi, Yunseong lebih tidak peduli. Ia acuh dan lebih memilih untuk pergi memesan makanan untuknya dan Minhee. Dan saat ia kembali, Jeno belum juga berhenti.

"Lo bisa diam gak sih, sat? Cape gue denger lo ngomel dari tadi. Kayak uke aja."

"Diam ya, anjing! Gue ngomel juga karna lo belum jawab pertanyaan gue."

"Kenapa sih?" Yang ini pertanyaan dari Jihoon. Si Park itu entah sejak kapan sudah ada di kantin karena makanannya sudah hampir habis.

"Ji, lo harus tahu, Ji. Yunseong sekarang deket sama adek tingkat."

"Ya gak apa-apa dong." Ucapan Jeno tadi dibalas santai oleh Jihoon. "Biar dia gak kayak orang kurang belaian lagi."

"Tai lo."

"Tapi gue gak peduli. Gue lebih peduli kenapa lo bisa ngeladenin Minhee kayak gitu."

"Oh Minhee. Yang semalam ada di rumah Yunseong juga kan."

"Lo tahu?"

"Tahulah. Gue liat-liat ntar lagi dia jadi besti si Karin tuh."

Jeno dan Jihoon melanjutkan percakapan mereka. Yunseong tidak peduli, ia lebih memilih meraih ponselnya dan sibuk dengan benda itu. Hingga senggolan pada lengannya membuat mengalihkan tatapannya dari benda persegi di tangannya itu. Pelakunya masih Jeno.

"Apa lagi sih lo?"

"Jawab pertanyaan gue, jing."

Yunseong mendengus lalu meletakan ponselnya di atas meja begitu saja.

"Ya lagian kenapa sih? Emang aneh."

"Ya gak aneh. Tapi Minhee tuh tingkahnya suka aneh-aneh. Bundanya aja kadang bilang sama gue kalo udah pusing ngadepin dia. Gue juga lebih milih buat cabut sih dari pada ngeladenin dia. Ujungnya bikin sakit kepala. Lo kok kayak santai aja gitu sih?"

Pertanyaan Jeno tidak langsung Yunseong jawab. Walau dalam diam ia mengiyakan juga ucapan temannya itu. Walau baru beberapa kali berinterksi langsung, Yunseong juga mengiyakan jika tingkah Minhee memang kadang aneh-aneh. Panggilan untuknya saja masih aneh. Bocah itu juga kadang berucap aneh-aneh.

"Gak tahu sih, biasa aja." Setelah diam sesaat, lelaki itu akhirnya menjawab pertanyaan temannya itu.

"Kok bisa? Lagian waktu itu gue sempet denger dia ribut bilang sama Juno kalo dia suka Sunwoo. Kok jadi deketnya sama lo sih?"

"Kok jadi gue?" Sunwoo yang sejak tadi diam akhirnya membuka suara. Merasa tidak enak juga namanya dibawa-bawa.

"Gak. Bentar lagi dia sukanya sama gue."

"Dih lo---"

"Gak apa-apa kali. Minhee cakep tuh, gemes juga. Gue aja gemes liatnya, apalagi Yunseong."

"Iya, sat. Gemes minta ditabok. Btw, dia manggil lo gimana, Seong?"

 Btw, dia manggil lo gimana, Seong?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.













Thank you...

FATE || HwangMiniWhere stories live. Discover now