#23. kabar mengejutkan

592 131 10
                                    

Lagi-lagi SMA Bhineka dihebohkan dengan berita pertunangan sang pangeran sekolah. Meskipun begitu, kini tidak ada lagi yang berani membully atau menghina Nindya. Gadis itu sudah benar-benar berada pada pengawasan Angga.

Kini justru warga sekolah turut memberikan ucapan selamat pada Angga atas pertunangannya dan tak sedikit yang meminta maaf kepada Nindya.

Dan Angga kembali mendapat julukan baru —jika sebelumnya ia bersama Olla mendapat julukan 'putri dan pangeran sekolah' dan juga couple goals— kini ia dan Nindya mendapat julukan 'hot couple' karena ramainya orang yang terus membahas mereka.

Mungkin bagi Angga ini adalah hal biasa, tapi tidak bagi Nindya. Ia tidak terbiasa mendapatkan atensi dan menjadi pusat perhatian. Sedikit demi sedikit, ia mulai mengubah penampilannya, tentunya dengan bantuan Zivaa. Ia tak bisa lagi cuek atau 'bodoamat' dengan penampilannya seperti dulu karena kemanapun ia melangkah, selalu aja ada tatapan yang mengikuti langkahnya.

Seperti halnya saat pertama kali mereka resmi bertunangan dan menunjukkan hubungan secara terang-terangan

"Ngga, lo yakin?" gugup Nindya menatap cemas gerbang sekolah yang mulai terlihat.

"Yakin apa sih?" dibanding membuat sang gadis tenang, pemuda itu justru membalasnya dengan ledekan.

"Ck, lo mah! Sumpah gua masih takut..." cicit Nindya. Debaran jantungnya semakin meningkat kala mobil Angga mulai memasuki parkiran luas Bhineka.

"Rileks, Nin. Gua jamin sekarang nggak bakal ada yang ganggu lo lagi, gua nggak main-main sama ancaman gua ke mereka," ujar Angga tenang. Dirinya masih fokus memarkirkan mobilnya.

"Tarik nafas, tenang. Nggak ada yang perlu lo takutin," setelah mobil terparkir dengan sempurna, Angga mulai menghadap Nindya.

Satu tangannya ia gunakan untuk mengambil tangan Nindya yang mendingin, ia mengusap punggung tangan sang gadis dengan ibu jarinya —jurus andalannya untuk menenangkan Nindya. Satu tangannya lagi ia gunakan untuk sedikit merapikan anak rambut gadis itu yang berantakan.

"Percaya sama gua, ya? Lo bakal baik-baik. Gua bakal awasin elo terus," ujar Angga lembut lalu tersenyum. Netranya memandang lurus wajah Nindya yang gugup.

"Yuk,"

Lalu Angga keluar dari mobil, mau tak mau gadis itu mengikuti langkah Angga. Dan benar saja, keduanya langsung menjadi sorotan banyak orang, bahkan hingga siswa yang berada pada lantai atas.

"Everything will be fine as long as you're with me, babe." bisik Angga tepat di telinga Nindya.

Gadis itu mengontrol nafasnya, pia menenangkan pikirannya. Lalu Angga mengambil alih tangan kanannya dan dengan santai membawa gadis itu ke dalam sekolah, dibawah seluruh tatapan mata.

Iya, kira-kira itu peristiwa dua minggu yang lalu.

Lalu bagaimana sekarang?

"Cemen banget nih si nomor 23, letoy banget main basketnya," ledek Angga tiba-tiba sembari mengalunkan lengan tangannya pada leher sang pemilik nomor 23.

Nindya, yang kini masih memakai seragam olahraga sekaligus jersey basket bernomor 23 hanya mendelik kesal.

Bahkan kini mereka rangkulan di depan umum pun sudah menjadi hal yang biasa.

"Bacot banget. Lagian gapapa letoy yang penting tim gua menang, daripada sok-sokan eh taunya kalah —ups!" ledek Nindya dengan sengaja.

Zivaa yang tengah membeli jus hanya tertawa menanggapi adegan mereka berdua.

"Wah ngeledek ya? Lagian lo tau nggak sih kenapa lo bisa menang?" tanya Angga sambil menaik-turunkan alisnya.

Nindya sontak menggeleng heran.

extraordinary youOù les histoires vivent. Découvrez maintenant