- sebelas

281 39 0
                                    

Jaemin mondar mandir udah kaya setrikaan membuat ketiga kawannya saling tatap dan jengah dengan sikapnya.

"Lo bisa kan mikir sambil duduk?" Kata Jihoon natap Jaemin yang masih mondar mandir.

"Gak bisa Hoon" sahut Jaemin tapi terus duduk sambil nopang dagu.

Haruto cuma saling pandang bersama Jihoon lalu fokus kembali pada fikirannya masing masing secara mereka lagi galau atas masalah asmaranya kecuali Sungchan yang emang lagi happy karena kanjeng ratu gak ganggu kemesraannya bareng Shotaro.

"Gue rasa mending lo temuin Renjun terus minta maaf" kata Sungchan "kalau Renjun bikin lo makin pusing putusin aja" sambung Sungchan.

"Gak semudah itu sukirno! Gue gak bakal bisa putus dari Renjun apapun alasannya" sumpah ucapan Jaemin mengundang pertanyaan untuk ketiga kawannya sepertinya Jaemin serius.

"Maksud lo?" Tanya Haruto.

"Apa karena lo cinta banget ke Renjun?" Tebak Jihoon.

Jaemin menatap ketiga kawannya bergantian "bukan itu"

"Atau keluarga lo berhutang ke keluarga Renjun? Jadi lo gak bisa lepas?" Haruto menebak asal asalan ck dasar dia tuh kebanyakan nonton drakor bareng kedua pacarnya eh kemungkinan nanti akan satu soalnya yang satu lagi sepertinya mulai renggang karena kehadiran orang ketiga.

"Bukan juga" sarkas Jaemin.

"Terus apa?" Sungchan gemes pengen jedotin pala Jaemin ke meja.

Jaemin menarik nafas panjang "gue udah di jodohin sejak bayi sama mendiang nenek kakek gue" jawaban Jaemin malah bikin ketiga kawannya tertawa bahkan Jihoon dan Haruto yang lagi galaupun bisa tertawa lepas hmm benar benar hiburan yang nyata.

"Kenapa gak cepet ijab aja Jaem? Kan enak tiap malam bobonya gak di temenin guling mulu" celetuk Jihoon setelah menyelesaikan tawanya.

Jaemin menendang bawah meja bikin gelak tawa kembali terdengar.

"Mau kemana?" Tanya Haruto saat Jaemin melangkahkan kakinya.

"Cabut" sahut Jaemin menghentikan langkahnya.

"Nemuin Renjun?" Tebak Sungchan.

"Nemuin Haechan" sahut Jaemin lalu pergi.

Sungchan bodo amat lalu menatap kedua kawannya yang sama sama lagi galau.

"Gimana Hoon?" Tanya Sungchan.

"Apanya?" Jihoon balik nanya pandangannya fokus pada layar ponsel.

"Udah ngomong sama Hyunsuk belum?" Jihoon cuma menghela nafas saat mendengar pertanyaan Sungchan.

"Hpnya mati" sahut Jihoon "gue mau ke rumahnya tapi orang tuanya lagi gak di rumah" sambung Jihoon.

"Bagus dong! Lo bisa bebas ngobrolnya" kata Haruto di hadiahi anggukan setuju dari Sungchan.

"Gue takut kebablasan" Jihoon nyengir "lo pada gak tahu sih Hyunsuk kalau lagi pake baju rumah menggoda banget men sexy dia tuh makanya gue kadang suka narik nafas panjang kalau mau ketuk pintu rumahnya" nah mulai deh otak kotor Jihoon bicara.

"Ah itu mah iman lo aja lemah" Haruto sedikit tertawa meremehkan.

"Nah iya tuh bener" kata Sungchan.

"Lo bayangin Hyunsuk pas gue apelin cuma pake hotpant plus kaos kebesaran gitu. Gimana iman gue gak goyah natap paha putih mulusnya" cerita Jihoon menatap Haruto dan Sungchan bergantian.

"Doyoung juga pernah gitu" Haruto santai.

"Serius lo!" Jihoon melotot.

Haruto ngangguk mantap.

"Terus?" Sungchan penasaran.

"Gue raba dikitlah mumpung Junkyu lagi di kamar plus ortu mereka lagi pada pergi" Haruto bangga pernah nyolek tuh paha pacarnya.

Sungchan dan Jihoon cuma mendecak menurut mereka Haruto itu berdosa banget.

















Jaemin tengah berdiri di jadapan sebuah pintu awas bukan pintu kemana saja ya lo kira Jaemin itu Nobita dan Doraemonnya itu lo haha.

Di ketuknya pintu itu hmm tepat sekali yang keluar adalah seseorang yang di harapkan.

Nampak sekali keterkejutan dari wajah Haechan "Jaemin! Kamu kenapa kok kelihatan lesu? Kamu anemia?" Jaemin pengen ketawa sih pas denger ucapan Haechan tapi moodnya lagi gak bagus.

"Aku kangen" Jaemin memeluk Haechan dengan erat.

Haechan tersenyum membalas pelukan Jaemin.

"Sayang maaf selama ini aku banyak nyakitin kamu" Jaemin mengelus pipi Haechan setelah pelukan itu berakhir.

Haechan cuma senyum karena baginya udah biasa dia di sakiti meski begitu dia gak bisa ninggalin Jaemin.

"Aku gak mau bikin luka kamu semakin dalam" sambung Jaemin.

"Aku mikirin ini semalaman, dan aku udah bikin keputusan kalau aku....

Jaemin tak melanjutkan kata katanya.

Haechan menunggu ucapan Jaemin selanjutnya.

Jaemin memejamkan matanya merengkuh pinggang ramping Haechan menempelkan bibirnya pada bibir Haechan melumatnya dengan lembut berharap Haechan membalas ciumannya oh jelas Haechan balas dong.

"Aku gak mau kamu sakit lebih dalam sayang, maafin aku Haechan" Jaemin kembali memeluk Haechan.

Haechan mengelus punggung Jaemin yang tengah terisak ayolah Jaemin selemah ini.

"Mulai hari ini hubungn kita berakhir" ucap Jaemin pelan melepas pelukannya secara perlahan.

Haechan menarik nafas panjang "baiklah sekarang kamu boleh pulang" kata Haechan. Dari awal Haechan udah duga Jaemin akan mengatakan itu kecurigaanya pada saat Jaemin begitu ragu dalam bicara.










Sepanjang jalan Jaemin merutuki dirinya sendiri kenapa dia begitu tega melukai hati seorang Haechan yang mencintainya begitu tulus bahkan dia ikhlas di bagi cintanya dengan Renjun.

Di tempat lain Haechan tengah menangis sambil sesekali menepuk dadanya hatinya sakit sangat sakit.

"Apakah gue lahir cuma untuk di sakiti? Kebapa selalu seperti ini endingnya?" Monolog Haechan terus terusan terisak.

Memang sebelum dengan Jaemin Haechan pernah pacaran dengan kakak kelasnya dulu tapi ya gitu dia juga ninggalin Haechan pas lagi sayang sayangnya. Di saat dia rapuh Jaemin datang seolah menyembuhkan lukanya namun naas justru kini Jaemin pula yang membuka kembali luka itu.



























Haechan carilah kebahagianmu yang lain mungkin Jaemin bukan yang terbaik buat kamu

PlayboyWhere stories live. Discover now