Chapter 5

2.1K 124 13
                                    

• Cerita ini murni dari pemikiran saya jika ada kesamaan alur atau apapun yg ada di cerita ini saya sebagai author memohon maaf karena saya tidak tahu dan tidak berniat menjiplak.

Di pagi hari saat Doyoung sampai di kantor dia mendengar Taeyong di turunkan jabatannya menjadi manager keuangan dengan Ten menjadi asistennya.

Sekarang Doyoung berjalan - jalan di lantai dua sambil memandangi ke orang² yg ada di lantai satu.

"ini kan yg kau mau Doyoung?" - Ten.

Doyoung berhenti lalu dia membalikkan badannya ternyata itu adalah Ten.

"Hah? memangnya aku mau apa? bahkan kau dan Taeyong sudah menghancurkan diriku, apa lagi yg ku mau sekarang" - Doyoung.

"TIDAK PERLU SOK POLOS DOYOUNG AKU SUDAH TAU SEMUANYA" - Ten.

"TEN!!!!!" - SinB.

Tiba - tiba SinB datang dari belakang Ten.

"Ten coba lihat ini" - SinB.

SinB menunjukkan sebuah silet ke Ten, Ten kebingungan.

"Ada apa?" - Ten.

Doyoung hanya menyimak mereka berdua.

"Coba ambil" - SinB.

Ten pun menggunakan jari telunjuk dan jempol untuk mengambil silet itu.

"Sekarang apa?" - Ten.

"Sekarang ku ambil lagi hehe" - SinB.

SinB pun mengambil lagi silet itu dari tangan Ten, tanpa aba - aba SinB menyayatkan silet itu ke tangan Doyoung secara tiba - tiba, Ten yg melihat itu terkejut.

"ASTAGA DOYOUNG!!! TOLONG!!!" - SinB.

SinB berteriak meminta tolong namun yg datang adalah Jeno dan Mark karena kebetulan mereka ada di dekat situ.

"Ada apa ini?" - Jeno.

Jeno, Mark, dan Ten kebingungan.

"Ten menyayatkan silet ini ke tangan Doyoung coba lihat banyak darah yg keluar" - SinB.

SinB menunjukkan silet itu kepada Jeno dan Mark sedangkan Doyoung menahan rasa sakitnya.

"T - tidak, aku tidak melakukan itu dia memitnah diri ku" - Ten.

"Apa? kau bilang SinB memitnah mu?" - Doyoung.

"Buktinya si SinB yg memegang silet itu" - Ten.

SinB pun menangis dan mengusap wajahnya.

"Kau bilang aku yg melakukan ini karena silet ini ada di tangan ku? padahal aku baru saja mengambilnya dari mu karena kalau tidak ku ambil entah berapa banyak lagi luka yg akan kau buat kepada Doyoung hiks" - SinB.

Wajah Ten terlihat panik dan berkeringat dingin.

"Kenapa kau melakukan ini kepada Doyoung, Ten?" - Jeno.

"APA YG AKU LAKUKAN? AKU MEMANG TIDAK MELAKUKAN APAPUN JIKA KAU TIDAK PERCAYA SILAHKAN LIHAT CCTV DI SINI" - Ten.

Jeno menatap datar ke wajah Ten.

"Mark hyung coba telpon operator cctv" - Jeno.

Mark pun mengambil hp nya dari saku dan mengetikan nomer operator cctv.

"Hallo pak, bisa putar rekamanan cctv di lantai 2 di cctv nomer 4" - Mark.

"maaf pak tapi cctv lantai 2 emang mati dari tadi malam"

"ouhh baiklah terima kasih pak" - Mark.

Mark memutuskan teleponnya lalu menatap ke Jeno.

"Kata operator cctv di lantai dua emang mati dari tadi malam" - Mark.

"Lihat, karena dia tau cctv nya mati makanya dia mengusulkan kalian untuk melihat cctv, apa ini tidak cukup kuat untuk membuktikan kalau dia bersalah dan dia memfitnah diriku?" - SinB.

Jeno dan Mark hanya ternganga mendengar apa perkataan SinB.

"Jeno, sepertinya apa yg di katakan perempuan ini ada benarnya, karena Ten langsung kepikiran sampai ke cctv padahal kita belum memikirkan sampai situ" - Mark.

"Baiklah aku akan melaporkan ini" - Jeno.

"TAPI AKU MEMANG TIDAK MELAKUKANNYA KENAPA KAU MELAPOR?" - Ten.

"Kau diam atau ku pecat kau dari sini? sekarang ikut aku, SinB tolong obati lukanya Doyoung." - Jeno.

"Baik Jen." - SinB.

Jeno, Mark, dan Ten pun berjalan menjauh dari SinB dan Doyoung.

"Akting yg bagus SinB" - Doyoung.

SinB menoleh ke arah Doyoung dan tersenyum.

"Hahaha itu hal kecil yg mudah saja ku lakukan Doyie" - SinB.

SinB pun meletakkan silet itu di lantai tempat kejadian lalu mengambil kain ke dalam tas nya.

"Ini balut lukamu menggunakan kain ini dulu, nanti kita obati" - SinB.

Doyoung pun mengambil kain itu lalu melilitkannya di tangannya yg luka.

"Oke sudah, btw terima kasih SinB." - Doyoung.

"Ahh tidak apa - apa, aku juga minta maaf karena melukaimu terlalu dalam haha" - SinB.

"Tidak apa - apa ini akan sembuh dengan cepat" - Doyoung.

SinB tersenyum lalu menggandeng Doyoung berjalan ke ruangannya.

"Cepatlah sembuh Doyoung tugas kita belum selesai masih ada satu masalah lagi yg harus kita selesaikan" - SinB.

"Ahahahahaha baiklah SinB" - Doyoung.

* * *

Di sisi lain, ada Ten yg menangis di peluk Taeyong.

"Kamu kenapa sayang?" - Taeyong.

"Ini semua karena Doyoung dan SinB" - Ten.

"Kau di apakan oleh mereka?" - Taeyong.

Taeyong menangkup pipi Ten lalu mengusap pipinya.

"Nanti kau akan segera tau hiks aku tidak bisa cerita sekarang" - Ten.

Taeyong mengangguk lalu memeluk Ten kembali.

"Tidak apa - apa sayang, sekarang berhenti lah menangis aku berjanji akan membalas mereka berdua." - Taeyong.

"Hiks...benarkah?" - Ten.

Taeyong mengangguk sambil mengusap kepala Ten.

"Iya sayang, sekarang tenanglah.

TBC

Hallo gaes maaf banget slow update hiks, soalnya aku sibuk²nya mengurus pendaftaran sekolah btw makasih buat kalian yg masih setia menunggu kelanjutan cerita ini hehe ily'all mwahh <3

Hallo gaes maaf banget slow update hiks, soalnya aku sibuk²nya mengurus pendaftaran sekolah btw makasih buat kalian yg masih setia menunggu kelanjutan cerita ini hehe ily'all mwahh <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Duo baddas kita gengs🤩😎

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Best Part ft. JenDoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang