37. Hope

5 4 0
                                    

"Tetap bersamaku, jangan panik!" Suyin berteriak frustasi, mencoba untuk menolong seorang pasukan Lanying yang panik setelah kaki kirinya terputus. Membuat darah terus mengalir seiring kepanikan mengiringi. Pasukan di bawah kepimpinannya banyak yang berguguran, medan pertempuran barat sudah tidak terkendali.

Prajurit yang bertahan didominasi oleh pasukan Bluster dari Ignis. Selain tewas, beberapa dari pasukan Yu bangkit menjadi budak kegelapan. Ini terlihat seperti perjanjian yang dimanfaatkan oleh orang dalam, pengkhianat.

Satu lagi prajurit yang merenggang nyawa. Suyin menghela nafas lelah, menatap nanar keadaan yang sungguh mengerikan. "Apakah dia benar-benar mengincar kalung itu?"

"Seharusnya kau menyadarinya sejak lama, Nona!"

Sebilah anak panah menembus pundak kanan. Asap hitam menghiasi bulu-bulu panah, sensasi terbakar turut menjalar ke sekujur tangan.
Sensasi yang sama ketika tangan Hugo terluka di waktu itu, darah kehitaman mengalir membasahi.
Suyin merasakan kekuatannya terkuras drastis seiring tetesan darah, ini sama saja dengan menarik paksa kehidupan dari raga seseorang.

Kun Fai, salah seorang pengkhianat yang paling banyak mempengaruhi segelintir orang istana tersenyum mengejek lalu menarik kalung Suyin dengan mudahnya. "Sungguh mengenaskan, orangtuamu pasti sangat senang melihat benda ini akan jatuh kepemilik yang sesungguhnya."

Suyin jatuh di antara kumpulan mayat lainnya. Meratapi keadaan, mereka yang begitu mudahnya mengalahkannya. Apakah semua ini akan berhasil? Seperti peperangan di masa lalu, cahaya beradu dengan kegelapan menimbulkan perpecahan besar. Ini lebih menyakitkan ketika kenangan lama terukir di waktu yang tidak tepat.

Ia meruntukki diri dalam hati, marah sekaligus bertanya kepada sang langit berkali-kali. Mengapa ini selalu terjadi? Sekedar menjabut anak panah yang masih menancap, Suyin tidak lagi berdaya. Energinya terkuras hingga ke titik terdalam kekuatannya, kegelapan menelannya.

"Nona, apa kau bisa mendengarku?" Jili mengatur nafasnya yang tersengal, lalu mengusir keraguan. Ia menggendong Suyin yang mulai kehilangan kesadaran. "Apa kalian mempermainkan kami?" ucapnya dengan mata sesekali terarah ke langit muram.

Nahas, ketika ia berlari. Serangan musuh terjadi dari barat, alhasil Jili berada di tengah-tengah hujanan panah dari kedua kubu. Satu hingga dua lesatan menggores tubuh, pria itu tak gentar walau nyaris terjatuh.

Tiupan panjang terompet dari atas bukit mengusir para burung pemakan bangkai. Turut menjadi penanda untuk menarik pasukan, karena secara tiba-tiba kabut misterius datang dari segala sisi.
Petir menyambar puncak tertinggi gunung batu di selatan, menciptakan gempa kecil yang menimbun pasukan kegelapan setelah batu-batu di atas sana hancur menjadi beberapa bagian.

Hujan halilintar menghujami sebagian medan pertempuran. Namun, korban yang berguguran hanyalah dari pihak kegelapan. Seketika semua orang menebak-nebak, siapa gerangan yang memunculkan serangan dahsyat itu.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
IgnisYu: Jade Of Fire [END]Where stories live. Discover now