[II] Gerakan (Bagian 1)

862 45 2
                                    

Sudut Pandang Jonathan

Bagian 2.5.1

Status Karakter

Camp 97 : Reksha, Tomi, Genta, Citra

Tol - Kota Purwakarta : Jonathan, Lilian, Zian, Fira, Neil

+++ +++ +++ +++ +++

Sinar matahari pagi mulai terasa menembus kaca mobil yang kami berlima tumpangi. Aku duduk kursi meja makan mobil kemah ini bersama Lilian dan Fira, aku hanya memperhatikan jendela selagi mereka berdua mengobrol. Zian dan Om Neil duduk bersama didepan mengemudi dan mencari jalan yang aman.

Kira-kira kami berlima sudah bergerak 25 km jauhnya dari camp, sudah memasuki pinggiran kota dan mencoba memasuki tengah lebih sedikit lagi untuk mencari kebutuhan camp.

"Mau kemana Jow?" Lilian bertanya dengan panggilan khasnya kepadaku ketika aku berdiri.

"Ke depan, ke Zian ama Om Neil," aku menjawabnya dan pergi kedepan. Mobil kamper ini memang cukup besar untuk digunakan dalam keadaan bepergian jauh kurasa, ketika malam kami semua bisa beristirahat tanpa khawatir. Sebenarnya mobil ini kami temukan terbengkalai di tempat istirahat akhirnya aku dan Tomi memoles kembali mobil kamper ini sehingga lebih nyaman.

Aku berjalan kedepan, Om Neil sedang melihat peta yang ia bawa sedangkan Zian menggunakan GPS. Kurasa lebih efektif menggunakan GPS, tapi kurasa itu tidak akan terlalu membantu karena kualitas sinyal internet yang makin hari semakin buruk saja. Sekilas pemandangan cukup cerah, namun ada awan yang mengumpul di kejauhan kuharap hujan tidak terjadi ketika nanti di kota.

Kami semua memasuki wilayah kota dan pemandangan mengerikan terlihat, mayat dimana-mana, tulisan berwarna merah darah terlihat di semua tembok kota, serta gerombolan Infected yang tertidur dan berjalan-jalan. Kurasa semua Infected itu melihat kami dan mulai mengejar, untung saja jumlahnya tidak terlalu banyak pikirku, namun apabila disini tidak terlalu banyak berarti ada tempat dimana seluruh Infected itu berkumpul semoga saja kami tidak menemukan tempat itu.

Mobil terus berjalan mencari toko toko kecil yang hanya dikelilingi Infected yang jumlahnya sedikit. Sebuah pusat perbelanjaan kami lewati, dan mengerikan sekali pusat perbelanjaan tersebut terbuka namun pengunjungnya adalah Infected semua. Kami tidak mungkin masuk kesana pikirku, aku tertawa kecil.

Kami terus berkeliling hingga tidak sadar telah berjalan memasuki kota lebih jauh. Setelah bergerak lebih jauh akhirnya kami menemukan sebuah jalan yang sepi dan terdapat beberapa toko, minimarket, serta rumah makan kecil. Jalan dua arah tersebut memiliki sebuah jembatan penyeberangan yang terhubung diatap dua toko, uniknya jalan ini pikirku.

"Yo," Zian berjalan ke belakang mobil kemper menuju para perempuan, "Semua listnya udah siap? Kita tinggal clearing area biar aman,"

"Udah siap Zi," Lilian menjawab sambil melipat buku kecil yang ia bawa.

"Ok, sekarang Om Neil sama Jo turun bareng gw. Kita beresin dulu para Infected disini, semoga ga ada sih," Zian membawa pisau belatinya dan turun dari mobil kemah duluan.

Kami bertiga berada di luar mobil, bau menyengat mengganggu penciuman kami, tentu itu bau mayat-mayat yang tidak terurus atau bisa dibilang terpaksa ditinggalkan. Kami berpencar membereskan jalan, agar tidak ada serangan mendadak dari seluruh Infected. Kami tidak menggunakan senjata api karena dapat menarik Infected yang lain datang kemari, jadinya aku hanya menggunakan kapak dan Om Neil menggunakan pisau miliknya.

Setelah berkeliling hanya ada beberapa Infected yang bisa dihitung menggunakan jari. Kami menyuruh seluruh perempuan untuk turun, aku dan Zian menemani perempuan sementara Om Neil mencari jalan untuk naik ke jembatan penyeberangan yang tingginya sekitar 5 meter di atas kami.

The Infected OutbreakWhere stories live. Discover now