Hadiah Sang Agung

34.4K 3.6K 215
                                    


Kedua bola matanya terbuka setelah mimpi kehidupannya merayap naik.

Terlalu menakutkan bila diingat lagi saat goresan pedang melukai tenggorokannya. Rasa sakit itu masih terasa meskipun ia hanya tinggal jiwa.

Malang bukan nasibnya, bahkan di zaman yang hampir memasuki waktu modern ini ia masih saja mendapatkan balasan dengan hukuman penggal kepala.

Tapi itu bukan salahnya, itu benar benar bukan salahnya. Itu kakaknya, kakak tiri yang iri karena ia dicintai oleh anak dari keluarga Duke. Sehingga sang kakak menuding dirinya membunuh anak dari keluarga Baron terbawah karena anak itu mencemooh dirinya.

Tidak, jangan pernah percaya ia berkata begitu karena yakin keluarganya tau bahwa ia tidak mungkin membunuh bahkan semut kecil.

Nyatanya sekarang ia tinggal nyawa.
Entah bagaimana bisa keluarga percaya hanya karena ada sebilah pisau yang berlumuran darah di kamarnya.

Apakah ini surga?

Suara dari batinnya bertanya saat ia berusaha mengikhlaskan segalanya.
Entah perasaannya saja atau ada sesuatu yang terasa berbeda pada dirinya, ia berjalan sambil menatap pohon pohon yang menjulang tinggi di atasnya. Tanah terasa begitu dekat dan ia merasa pandangan matanya begitu cerah dan jelas.

Mungkin surga memang begini

Batinnya masih menyuara.

Ia berhenti saat ada kubangan air kecil di depannya.
Ia menatap sejenak dan berjalan begitu dekat.

Hai mahluk berbulu apa di dalam sana
Tunggu, mahluk? Aku? Air adalah cermin.

Ia langsung melangkah mundur akibat terkejut bukan main.

Ia langsung melangkah mundur akibat terkejut bukan main

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku serigala?

Ya Tuhan yang benar saja, aku serigala.
Jadi aku tidak hidup sebagai manusia. Dan aku bukan di surga sekarang.
Ya Tuhan.
Ya ampun.

Serigala kecil itu bingung bukan main sehingga manusia yang melihatnya bisa saja berfikir bahwa ia kehilangan induk bukan kehilangan jati diri.

Baiklah tenang

Serigala kecil itu duduk dan tanpa ia sadari ekornya bergerak dengan menggemaskan.

Namaku Raivia, aku masih 19 tahun suka membaca buku, dan makan buah apel, aku benci ruang yang kotor dan gelap. Nama ayahku Marlin Maynard sedangkan ibuku sudah meninggal bernama Daisy Maynard.
Aku tidak lupa! Tapi mengapa aku masih jadi serigala, apakah aku akan lupa seiring berjalannya waktu dan aku menjadi dewasa.

Serigala kecil itu hanya mengedipkan matanya. Ia lalu mengangkat kedua tangganya, benar ia memang serigala saat pasti melihat dengan nyata itu kaki bercakar dan berbulu putih lembut.

"Ooo, oukh, ou,ou"

Hah! Suaraku juga berubah?

Si serigala kecil hanya jika terdiam sambil menatap tak percaya.
Pada akhirnya ia terus terdiam selama berjam jam.

The Moon Wolf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang