akan ada pesta

13.1K 2.2K 10
                                    


Masih terlalu pagi untuk seekor anak serigala yang lemah berjalan-jalan di istana.

Namun, Xavier tidak perduli itu. Sang Raja menggendong Serigala kecil sambil mengelus kepalanya.
Berjalan mengelilingi istana untuk mendapatkan sinar matahari pertama.
Kebiasaan yang membuat sang raja sehat bugar dan terlihat awet muda.

'Ku mohon, sang Agung tolong jangan membenciku seperti ini. Kau boleh menghukum ku apapun selain berada di tangan raja ini. Kau bisa menjadi kan ku siput sayuran saja ku mohon'

Raivia masih mengantuk untuk di ajak mengitari istana. Ia begitu mencerca si raja Xavier atas sifat disiplin dan rajin yang hendak ditularkan kepada bayi serigala berumur 3 bulan.

Mata Raivia tak kuasa untuk menahan kantuk terutama saat sentuhan tangan Xavier seperti meninabobokan dirinya.

Tapi Raivia takut jika tidur dan tidak akan bangun lagi karena sang raja berfikir ia tak sopan mungkin, atau hal tak masuk akal lainnya.
Intinya selama ada ditangan Xavier ia tidak akan pernah lengah.

Para pelayan sama rajinnya seperti sang raja.
Mereka sudah melakukan segala kegiatan yang berat, pasti sulit bagi mereka melakukan hal itu.

Desas-desus bisikan sudah menyebar. Bukan hal yang penting, hanya sekedar serigala kecil yang menjadi kesayangan sang raja.

Raivia tidak mengetahui bahwa ia salah satu yang istimewa bisa di sayang oleh seorang laki+laki yang terkenal bengis.

Bukan sekedar omong kosong, bahkan ia punya raja hutan di kebun indahnya.
Jika tidak sekejam itu Xavier tidak mungkin membiarkan hewan buas hidup di lingkungan yang bukan habitatnya.
Meskipun sebenarnya itu masih batas wajar jika yang dipelihara hanya satu.

Tapi, siapa yang sangka ada 6 singa di kandang yang terpisah.
Dan jangan lupa Raivia pernah jadi salah satu mantan korban mangsa yang selamat karena beruntung .

Dan sekarang, Raivia di hormati seperti memiliki kedudukan lebih tinggi dari manusia berpangkat Duke.
Raja belum mengungkapkannya tentang harus menghormati hewan yang ada di tangannya.
Tetapi setiap orang mengerti bahkan sebelum di perintahkan, itulah cara mereka menghormati dan menjunjung Sang raja.

Dan juga, sepertinya Xavier mulai yakin menjadikan Raivia sebagai penjaganya nanti. Karena serigala mudah dilatih seperti anjing terutama hewan di tangannya masih bayi.

Akhirnya yang di tunggu menampakkan sinarnya.
Xavier berdiri di atas benteng kerajaan yang berhadapan langsung dengan hutan dan sungai.

Pemandangan indah bak lukisan begitu memukau penglihatan.
Xavier menyukainya, begitu juga Raivia.

Seumur hidup Raivia menjadi seorang manusia ia hanya bisa melihat segala keindahan lewat lukisan.
Merasakan indahnya Padang bunga hanya dengan seikat kecil bunga yang biasanya dibawakan oleh ayahnya.
Selama menjadi manusia Raivia hanya bisa berada di sekitar rumahnya saja.
Ia tidak begitu bebas berada di rumahnya sendiri karena dia bisu.

Karena itulah pemandangan di depannya begitu memukau dirinya.
Membuat hatinya terasa hangat dan bahagia.

'Untuk kali ini aku akan berterima kasih padamu yang mulia, tapi aku tidak tau caranya. Jadi ku rasa itu tidak perlu'
Raivia menatap sekelilingnya masih berada di gendongan Xavier dan menemukan banyak hal menarik seperti pasar yang berada tak jauh dari gerbang istana.

'Hey itu roti isi daging, aku ingin makan itu' di luar sana penglihatannya yang tajam bisa menangkap pemandangan para pedagang dan apa yang mereka jajakan.

Selama menjadi bayi serigala juga ia selalu berfikir tentang makanan, seakan hidupnya hanya untuk makan.
Entah mengapa ia merasa perutnya akan lapar selama empat jam sekali.
Apakah itu efek dari pertumbuhan hewan?
Entahlah Raivia juga tidak mengetahui.

Dia juga menemukan bahwa gerbang istana akan dibuka saat matahari sudah muncul. Ide yang bagus ada di otaknya saat berfikir itu salah satu jalan keluar untuk dirinya kabur.

Namun kabar buruk datang sekaligus saat orang kecilnya teringat tentang bagaimana bisa ia menghafal jalan dengan tubuh yang tak lebih dari 3 jengkal orang dewasa.

Serigala kecil menghela nafas sedih.

"Yang mulia"
Jacob datang dari samping membuat Raivia agak terkejut.

"Hari ini akan ada tamu yang datang, jadi anda harus mempersiapkan diri"

Xavier masih menatap pemandangan.
Tapi ia bisa mendengar dengan jelas apa yang di katakan oleh Jacob.

"Apakah mereka para penyebar ilmu?"
Penyebar ilmu yang di maksud adalah seorang guru yang mengajar pelajaran bagi kaum bangsawan atau kaum terpilih.

"Bukan yang mulia, mereka bangsawan negeri sebrang. Mereka berniat memberikan hadiah untuk ulang tahun Anda maka dari itu mereka singgah"

Kali ini Xavier menatap kearah Jacob yang berdiri tegap menghadapnya.
"Huh, bahkan ulang tahun ku masih dua hari lagi. Mengapa malah mereka yang begitu bersemangat"
Ujarnya lalu berjalan turun ke bawah.

'laki-laki ini akan berulang tahun ternyata, apakah akan ada kue kering lebih banyak di sana. Finch dan Ek pasti menyukai hal ini.'
Pikir Raivia karena seharusnya setelah pesta kelahiran raja akan ada banyak makanan sisa.

'Tidak, tidak, tidak otak kecil berhenti berfikir tentang makanan. Kau harus nya berfikir tentang rencana kabur'
Suara batin terus menasehati sambil merah-marah pada diri sendiri.
Raivia tidak ingin menjadi mainan, karena ia ingin masi berharap tidak menjadi serigala seutuhnya.

Saat sampai bawah Xavier menurunkan Raivia agar serigala itu mengikuti dirinya yang sedang fokus bicara pada Jacob.

Raivia yang tau ia bebas dan segera berlarian kecil sambil melihat-lihat.
Kini berjalan dengan empat kaki tidak membuat dirinya heran.

Ia mulai terbiasa untuk hal ini, mungkin saat suatu hari nanti. Ketika ia benar benar menjadi serigala Raivia akan lupa dengan yang pernah terjadi.
Meskipun ia berusaha tidak berubah menjadi serigala takdir Sang Agung tentu saja tidak bisa ia tolak.
Maka Raivia harus berusaha merelakan sesuatu itu.

.

.

.

The Moon Wolf Where stories live. Discover now