❝ ᶜʰᵃᵖᵗᵉʳ 11 ❞

38K 5.3K 118
                                    

"Selamat ya Daff! Sesuai ekspetasi, lo jadi yang terbaik diangkatan kita."

Senyum Daffa mengembang, dia gak bisa nyembunyiin rasa bahagianya pas tau kalo dia itu lulus dengan nilai terbaik.

Gak sia sia Daffa ngambis seharian.

Devan mengusak rambut Daffa. "Ntar traktir gue sabi kali."

Daffa mencebik. "Mau nya yang gratisan mulu."

"Congratulation. Gue seneng semua usaha lo membuahkan hasil."

Daffa natap cowok yang lagi nyodorin sebuket bunga ke dia. "Makasih. Kok lo ada disini?"Tanya Daffa bingung.

Sagara terkekeh. "Gue mau ngeapresiasi kerja keras lo. Emangnya gak boleh?"

Daffa meluk buket bunga dari Sagara. Terus dia ngendikin bahunya. "Gue kira lo ada urusan yang lebih penting? Anak kuliahan kayak lo pasti punya banyak kegiatan. Tapi gue sering liat lo disekitar gue, entah itu pagi, sore atau pun malem. Yakali lo segabut itu?"Celoteh Daffa.

Sagara bersedekap. "Pas udah deket sama gue. Lo jadi cerewet ya? Gue suka."

Daffa memutar bola matanya malas. "Jangan sampe ini buket bunga, gue lempar ke muka lo."

"Excuse me, kalian jangan lupa kalo ada gue disini."Kesal Devan.

Daffa terkekeh. "Maaf ya Van, lo mirip sama angin soalnya. Transparan."

Devan mesem mesem. "Mending lo traktir gue di kantin."Devan narik Daffa ngejauh dari lapangan.

Tapi, salah satu tangan Daffa ditahan sama Sagara.

"Nanti, gue bakal traktir lo. Lo mau gak?"Tanya Sagara. Daffa mengedip - ngedipkan matanya sambil natap Sagara. "Boleh."

Sagara teriak kesenengan dalam hati.

.

.

.

"Sore Dek Dapoy, cakep bener. Mau kemana sih?"

Daffa natap Sagara datar, dataaaarr banget. "Apasih."Jawabnya ketus.

Sagara nyibak rambutnya kebelakang. "Mau makan apa?"Tanya Sagara sambil ngerangkul Daffa.

"Apa aja yang penting gratis."Jawab Daffa sambil berusaha buat ngelepasin rangkulan Sagara.

"Kalo gitu, gue traktir lo sushi gimana?"

Daffa nampar perut Sagara. "Jangan ngadi ngadi lo. Gue gak suka sushi."

Sagara ketawa. Daffa itu kenapa ganas banget ya? "Iya iya. Gue tau kok, soalnya yang lo suka itu cuma gue. Yakan?"

Daffa kesel. Pengen banget nempeleng kepala kopong punya Sagara itu. "Diem gak? Lo itu mancing mancing gue mulu, ya? Beneran pengen gue tonjok lagi?"

Sagara mencebik. "Icha itu kalem banget, kok abangnya bentukan maung kayak gini."

PLAK!

"ANJRIT! LO NAPA NONJOK GUE?!"

.

.

.

"Mau masuk univ mana?"

Daffa nyeruput milkshake coklatnya. "Belum tau."

"Tapi kayaknya mau masuk univ xx aja."

Sagara tersenyum. "Emang udah yakin?"

Daffa ngangguk. "Ya harus yakin lah. Lagian Bunda yang ngerekomendasiin. Emangnya kenapa?"Tanya Daffa bingung.

Sagara lagi lagi cuma senyum, terus dia ngegeleng pelan. "Gapapa."

Kayaknya abis ini presentase pertemuan antara Sagara sama Daffa bakal meningkat drastis.

TBC

Hello Future [DITERBITKAN]Where stories live. Discover now