Serigala Kecil

18.6K 3.2K 50
                                    


Saat tangan laki-laki itu terulur serigala kecil hendak menghindarinya, ini perasaan antara takut dan tak suka.

'Hei, hei hei jauhkan tangan mu dari ku tuan. Aku ini seorang gadis, tidak sepantasnya kau melakukan ini.'

Serigala kecil tetap digendong olehnya dan dibawa menuju tempat yang entah ada di mana. Istana itu sangatlah besar dan ini baru pertama kalinya ia masuk ke sana sebagai hewan. Ia beruntung meskipun bukan menjadi manusia saat mengagumi keindahan istana.

'Waah besar sekali, mungkin aku bisa tersesat di sini.'

Laki-laki itu sampai pada sebuah ruangan yang memiliki pintu ganda besar berwarna hitam dihiasi ukiran warna emas.
Saat laki-laki itu membawanya masuk, ruangan tersebut sangatlah terang. Cahaya matahari seakan di persilahkan masuk untuk mengisi setiap sudut.

Serigala kecil diturunkan tepat di depan pintu sembari laki-laki yang belum ia ketahui namanya berujar.

"Seharusnya kau ada di sini bukan, anjing manis? Dapur sangat berbahaya untukmu. Aku akan pergi, permisi"

Serigala kecil menatap laki-laki itu aneh.
Hingga laki-laki itu keluar dan menutup pintu pun serigala kecil masih bingung.

'Pertama dia mengatakan bahwa aku Anjing, kedua dia bicara padaku seolah dia tahu di dalam tubuh ini ada sebuah jiwa manusia. Apakah aku atau dia yang aneh?'

Serigala kecil lalu menatap sekelilingnya. tempat tersebut sangat luas dan mewah banyak ornamen dan barang-barang mahal yang berkilau terutama saat terkena cahaya matahari.

'Aku lapar dan dia membawa ku kesini. Apakah tempat ini lebih banyak menyimpan makanan daripada dapur?'

Kaki kecilnya mulai melangkah. Pikiran polosnya yang hanya menginginkan apa yang ia butuhkan sekarang yaitu, makanan.

Serigala kecil itu menemukan keberuntungan saat melihat sebuah piring-piring penuh makanan berada di meja dekat ranjang.

Ia lantas segera naik ke sana dan menatap adakah sesuatu yang bisa ia makan.
Si serigala kecil cukup bahagia bahwa semua makanan itu bisa ia makan. Tanpa ragu ia langsung melahapnya.

Mulutnya masih mengunyah makanan saat matanya menemukan sebuah lukisan besar disalah satu dinding.

Mulutnya masih mengunyah makanan saat matanya menemukan sebuah lukisan besar disalah satu dinding

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


'Ya ampun siapa dia, mengerikan sekali.'

Meskipun merasa aneh serigala kecil tetap melanjutkan makannya, ia berfikir akan segera pergi dari sini dan mencari tempat lain untuk dirinya tinggal.

Bila ia pikir lagi dengan otak manusia, tinggal di dekat manusia akan sangat berbahaya terutama saat mereka tahu ia bukanlah seekor anjing, mungkin akan ada hukuman penggal kedua untuknya.

Tubuh kecil serigala itu bergetar saat memikirkan hal mengerikan yang tidak ingin ia ingat kembali.
Ia terlalu fokus pada makanannya Sehingga tidak menyadari ada seseorang datang dan berdiri tepat di belakangnya.

"Hai pencuri, apa kau sudah puas menikmati makan itu"

Serigala kecil langsung membeku kaku, ia menoleh perlahan untuk melihat siapa yang telah menangkap basah dirinya.

Sebuah pedang tajam yang berkilau berada tepat di samping lehernya bersamaan dengan tatapan tajam yang menusuk dari seorang laki-laki berjubah hitam.

Sebuah pedang tajam yang berkilau berada tepat di samping lehernya bersamaan dengan tatapan tajam yang menusuk dari seorang laki-laki berjubah hitam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Mereka saling bertatapan sama-sama terkejutnya.

Serigala kecil penasaran siapa laki-laki Tampan dengan mata cerah berwarna amber itu. Wajahnya seakan dipahat khusus oleh Tuhan, serigala kecil sempat lupa dengan yang terjadi padanya.

"Kau mau mati?" Suara berat penuh ancaman membuat serigala kecil sadar dan ia langsung jatuh ke bawah untuk menghindari pedang yang menunjuk kearahnya.

"Ou ou,ouh, ooouhh, ou,ouoou, ouuuu"

'Ku mohon jangan tuan, aku sudah pernah mati dan aku tidak ingin mati lagi. Bila saat pertama kali mati aku menjadi hewan aku tidak ingin mengambil resiko menjadi tumbuhan atau batu saat mati untuk kedua kalinya.'

Tanpa sadar serigala kecil menyatukan kedua tangan seperti halnya manusia yang memohon. Entah bagaimana caranya ia harus mendapatkan ampunan dan hidup.

Suara gelak tawa menggelar membuat serigala kecil makin ketakutan. Apakah ia tidak di percaya, dan ia lupa kalau ia tidak bisa bicara pada manusia.

"Apakah kau benar seekor anak serigala, siapa yang mengajarimu untuk memohon?"

Serigala kecil itupun kebingungan.

'Sebenarnya aku memang manusia, dan terimakasih telah sadar bahwa aku serigala bukan anjing.'

Laki-laki itu lalu memasukkan pedangnya dan mendekati serigala kecil.
Ia mengangkatnya lalu menatapnya lekat.

Mata Amber itu benar benar sangat indah, dan serigala kecil sedikit terpaku di tatap oleh mata seindah itu yang di miliki seorang laki-laki setampan dia.

"Bagaimana mungkin serigala es bisa sampai kemari?"
Ujarnya

'Serigala es? Apakah karena aku mempunyai bulu yang putih kau anggap aku demikian? Tidak, tidak aku serigala hutan, tapi hutan itu setengahnya di tutupi es.'

"Aku akan pastikan dulu kau bukan kiriman dari musuhku atau kau akan ku singkirkan"

Serigala kecil langsung membulatkan mata birunya.

'Bagaimana cara kau memastikannyaaa....'

Bersambung

The Moon Wolf Where stories live. Discover now