3. angry rosé

1.4K 273 11
                                    

"Dek nanti ayah jemput?" tanya Mason pada anak bungsunya sebelum turun dari mobil.

"Gak usah yah, pulang pake bus aja."

"Tumben."

Rosé menyengir lebar, kalau bukan karena suatu alasan mungkin ia sudah mengiyakan pertanyaan ayahnya. Biasanya juga malas sekali menunggu bus untuk pulang.

Rosé turun dari mobil sang ayah lalu melambaikan tangan sebelum mobil ayahnya pergi dari halaman sekolah.

Rosé berjalan ke arah kelasnya sambil bersenandung kecil mengikuti irama lagu yang keluar dari earphone nya, suasanya hatinya sangat ceria pagi ini.

"Aw," rintih Rosé kesakitan seraya memegangi bahu kanannya. Bola basket tiba saja mengenai bahu kanannya cukup keras.

"Kesiniin lagi bolanya," seru seseorang dengan suara baritonnya. Rosé seperti kenal suara itu.

Benar saja suara itu berasal dari Taehyung. Rosé dengan emosi yang meluap segera mengambil bola basket tersebut lalu berjalan mendekat ke hadapan Taehyung.

Tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun Rosé langsung menendang tulang kering Taehyung lalu melemparkan bola basket itu pada dada Taehyung.

"Anjing!" celetuk Taehyung menggerutu kesakitan. Ia tidak dapat menangkap bola karena memegangi kakinya yang baru saja ditendang dengan keras.

"Ngelempar bola gak bener banget. Kapten basket macam apa lo, modal tampang doang belagu!" hardik Rosé dengan emosinya yang sudah memuncak. Suruh siapa pagi-pagi membuat moodnya buruk.

Tidak peduli jika kini ia tengah menjadi pusat perhatian karena membuat keributan dengan Taehyung.

"Rosé," teriak Lisa dari kejauhan. Meski begitu Rosé sama sekali tidak peduli, urusannya dengan Taehyung belum selesai.

"Gak ada sopan-sopan nya lo."

"Gak usah ngomongin sopan, liat lo sopan juga gak!"

"Buat apa juga gue sopan ke orang yang udah ngatain gue!"

"Masalah yang itu udah selesai gak usah dibawa-bawa!"

"Kata siapa udah selesai?"

"Oh gitu? Kalo gitu kembaliin lagi uang gue buat traktir satu tim lo itu, bego!" teriak Rosé tepat di depan wajah Taehyung. Napasnya sudah tergesa-gesa, wajahnya memerah padam. Semua orang yang menontonnya menganga lebar, tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Wow, word." Jimin di belakang sana ikut bersuara, sebenarnya sama kagetnya juga adik kelas cewek seberani itu menghardik Taehyung.

"Lo." Taehyung yang sudah dipuncak emosinya, sontak menaikkan kepalan tangannya, berniat untuk menonjok. Namun, teman-temannya sudah lebih dulu menahannya.

"Kalem bro, inget cewek!"

"Eits, jangan main tonjok."

Belum sempat Rosé mengeluarkan lagi emosinya. Seorang guru sudah lebih dulu mendatangi keributan mereka.

"Ada apa ini hey masih pagi begini udah ribut. Bubar-bubar bentar lagi bell, masuk ke kelas masing masing! Kalian berdua juga masuk jangan buat onar!"

"Tenang Rosé, kita ke kelas aja ya." Lisa berlari dan langsung membawa Rosé pergi ke kelas mereka. Khawatir juga jika Rosé akan membuka mulutnya lagi menganjing-anjingi Taehyung yang juga sudah diujung amarahnya. Ini kalau dilanjutin beneran bakal fatal.

Taehyung memperhatikan Rosé yang sudah menjauh dari hadapannya. Begitupun dengan Rosé yang masih memakukan pandangannya pada Taehyung. Mata mereka saling terpaut, seakan menyerukan urusan mereka belum selesai.

KifferTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang