Hewan Istimewa

16.4K 2.9K 6
                                    

Laki-laki yang belum Raivia ketahui namanya itu membawanya pergi ke sebuah ruang pertemuan, entah mengapa ia dibawa kemari. Mungkinkan ia akan diajak berunding tentang masalah keuangan atau masalah keamanan, pikir serigala kecil.

"Yang Mulia Xavier telah tiba."
Seseorang mengumumkan kedatangan sang raja. Para manusia yang ada di sana langsung memberikan hormat mereka.

'Jadi namanya Xavier.'

Serigala kecil mengikuti langkah panjang Xavier dengan sangat kesulitan. Mengapa juga kaki kecil nan imutnya harus menyeimbangkan langkah yang seperti raksasa itu. Alhasil ia tertinggal dan menjadi pusat perhatian seluruh orang di sana.
Beberapa diantara mereka berfikir hewan itu sangat menggemaskan, dan beberapa diantara merasa terancam karena Xavier membawa hewan yang terlihat akan menjadi buas, dan sisa dari mereka mengerti bahwa sang raja memang sangat menyukai hewan sehingga pemandangan ini tidak begitu mengherankan.

Xavier duduk di kursi adil dan menatap orang-orang di dalam ruangan itu intens.

"Masalah apa yang ingin kalian laporkan?"

Di saat Xavier bertanya serigala kecil akhirnya sampai di depan kursi keadilan dan duduk di lantai di sebelah kiri Xavier.
Ia benar-benar kelelahan harus mengejar raksasa.

"Maaf kan kami Yang Mulia, hanya saja ada sebuah tindakan kriminal yang terjadi di lumbung gandum milik rakyat. Lumbung itu di bakar oleh salah seorang hingga api merambat kemana-mana dan akhirnya menghanguskan semua persediaan mereka. Saat ini masyarakat di wilayah selatan mengalami kesulitan pangan karena kejadian tersebut"

"Hanya itu?"

Xavier percaya bukan hanya satu kesalahan yang di lakukan oleh para pemberontak.

"Yang Mulia, aku  ingin melaporkan bahwa sungai utama di desa dekat gunung telah ditanami tanaman beracun oleh seseorang sehingga para rakyat yang ada di sana keracunan dan sakit parah. Mereka kesulitan mencari sumber air lain karena kehidupan mereka bergantung pada sungai tersebut"

Lalu semua terdiam setelah laporan terakhir yang sepertinya sebagai laporan penutup

"Hanya itu?"

Orang-orang saling bertatapan bingung, mereka juga merasa ada hawa dingin yang seakan hendak mampir menyelimuti.

"Benar Yang Mulia hanya itu."

Xavier menghela nafas.
"Untuk sementara berikan persediaan gandum kerajaan pada rakyat di selatan sampai pelaku atau gerombolan penjahat itu tertangkap, berikan mereka hukuman menanam gandum untuk seluruh warga yang di rugikan dan penjarakan mereka seumur hidup. Untuk rakyat yang ada di gunung, mereka harus menutup kanal maupun bendungan agar air itu tidak menyebar dan segera buat kan mereka sumur darurat."

Titah Xavier telah turun, sebenarnya dalam hati ia sangat kesal hanya karena Masalah kecil begini seharusnya tidak perlu membuat sebuah pertemuan dan membuang waktunya.

Namun ia menahan kekesalan entah karena apa.
Xavier berdiri lalu berjalan meninggalkan ruangan tersebut.
Serigala kecil dengan secepat mungkin berusaha mengejar orang itu.

'Jadi apa maksudnya mengajak ku ke sana ha ? Apa ia ingin menyulitkan ku, apakah ia tidak berfikir bila sangat sulit mengejarnya dengan kaki kaki pendek ini. Dasar Xavier menyebalkan.'

Serigala kecil terus menggerutu dalam hati selama ia berjalan mengikuti Xavier yang berjarak jauh di depannya.

Tiba-tiba Xavier berhenti melangkah dan menoleh ke belakang. Ia menatap serigala kecil yang sedang berlari kecil kearahnya seperti sedang mengejar.

Ia merasa terhibur karena bisa melihat hewan itu berlari lari mengejar dirinya.
Secara tidak langsung Xavier menyukai serigala kecil itu.

Mungkinkah ia jadikan hewan itu sebagai anggota Istimewa, bisa saja saat dewasa serigala itu akan setia dan selalu melindungi dirinya.

Entah darimana pikiran itu terbesit, bahkan saat sang raja hutan datang sebagai hadiah, ia tak pernah berfikir akan menjadikan hewan buas itu peliharaan yang selalu mengikutinya atau penjaganya.

"Kau lelah White?"
Tanya Xavier saat akhirnya serigala kecil itu sampai di hadapannya.

'Tentu saja Raja menyebalkan, kau kira aku apa di suruh mengikuti mu.'

Serigala kecil itu akhirnya terus melangkah tak lagi mau mengikuti Xavier.

"Beraninya hewan seperti mu berjalan mendahului Raja"

Serigala kecil langsung berhenti dan terbatu.
Xavier datang mendekat dan berdiri di hadapan serigala kecil.
Raivia harus mendongak untuk melihat wajah seram Xavier yang tambah menyeramkan terutama dari bawah.

"Peraturan kerajaan yang harus hewan seperti mu laksanakan jangan pernah berjalan mendahului raja, kalau kau masih melakukannya lagi aku benar-benar akan memenggal kepalamu yang kecil itu paham?"

Serigala kecil diam, ia tidak berniat mengangguk karena berarti ia menyetujui peraturan aneh itu.

'Iya iya, lakukan saja. Lagipula aku manusia bukan hewan jadi aku tak perlu mengikuti titah mu. Lagipula bila aku bersikap seolah hewan bodoh bukan kah ia tidak akan memerintah ku sembarangan lagi.'
Pemikiran jenius dari otak Raivia.

Akhirnya serigala kecil terus melangkah tak mau perduli.
Namun, tiba-tiba sebuah suara cabutan pedang terdengar dan Serigala kecil itu pun langsung berhenti melangkah.

"Aku sudah mengatakannya bukan?"

Xavier mengangkat pedangnya untuk menakut nakuti Raivia. Dan itu berhasil, Serigala kecil itu terdiam tidak bergerak.

'Ya Tuhan ia mengerikan sekali, ya Tuhan cepat bantu aku pergi dari tempat ini.'
Itu curahan hati Raivia yang polos berfikir ia akan kehilangan kepalanya untuk kedua kalinya.

       

.

.

.

The Moon Wolf Where stories live. Discover now