02 | Banyak orang baik di sekeliling

261 31 0
                                    

Tenanglah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tenanglah.. kau pasti mampu melewati setiap masalah. Kau pasti kuat untuk terus melangkah. Jika tak ada bahu untuk merebah, kau masih bisa membentang sajadah. Jika tak ada tempat untuk berkeluh kesah, kau masih punya Tuhan untuk berbagi kisah. Berdoalah..

ʕᴥʔ

"Adik-adik, cepat ambil wudhu, lalu setelah itu kita sholat berjamaah. Kali ini biar abang yang jadi imam kalian," ajak Jaehyun yang sejak tadi sudah rapi dengan pakaian terbaiknya untuk beribadah. Berbanding terbalik pada adik-adiknya yang sampai saat ini masih sibuk merebah lelah, sambil memiringkan ponselnya karena bermain game. "Ayah pernah bilang untuk gak meninggalkan ibadah, sesusah apapun keadaan yang sedang kita papah."

Dari tiga adik-adiknya yang sejak tadi sibuk bermain handphone, hanya Jeno yang menganggukkan perkataan Jaehyun, lalu bergegas melaksanakan apa yang Jaehyun pinta. Sementara Haechan dan Jaemin? Mereka masih telungkup tak menggubris ucapan sang abang.

"Waktu gak akan menunggu sampai kalian sadar. Ponsel gak akan membawa kalian ke alam akhirat. Sekiranya masih bisa sholat, laksanakan. Sebelum nanti kalian di sholat kan." Mendengar akan hal itu, Jaemin cepat-cepat mengeluarkan game nya ke menu utama dan menyimpan ponselnya dengan keadaan baik. Lalu setelahnya, ia menyusul Jeno untuk mengganti pakaiannya dan mengambil wudhu.

Sementara saat ini Haechan masih berusaha mengeluarkan gamenya dengan keadaan malas. Jelas saja Haechan malas. Karena menghitung detik, ia akan menang. Tapi sejak tadi Jaehyun sudah menyindirnya untuk segera melaksanakan kewajiban mereka.

"Haechan mau sholat sendiri?"

"Sebentar dong, bang. Bawel banget," cibir Haechan sambil melirik tajam ke arah Jaehyun. Lalu tak lama setelahnya Haechan juga bersiap-siap, walaupun gerakannya sedikit lambat.

Bukannya bawel, tapi Jaehyun hanya ingin mengikuti amanah terakhir ayahnya untuk selalu menjaga ibadah. Kalau dulu, ayah yang selalu menggerakkan mereka untuk ibadah, mengingatkannya setiap saat, dan menggelar sajadah panjang untuk mereka kenakan berjamaah, sekarang giliran Jaehyun yang menggantikannya. Karana kalau bukan Jaehyun sebagai kakak, siapa lagi yang bisa mengingatkan adik-adiknya?

Walaupun terkesan sederhana, tapi kebersamaan mereka sebagai adik-kakak harus terabadikan. Jarang-jarang mereka kumpul seperti ini. Karena kebanyakan dari mereka, sudah sibuk dengan tugas sekolahnya masing-masing.

"Ayo, bang!"

Jaehyun mengangguk, kemudian meluruskan tubuhnya ke arah kiblat. Begitu juga dengan ketiga adiknya yang berdiri di belakang, mengikuti pergerakan, dan sholat di mulai.

Beberapa menit mereka melaksanakan ibadah, akhirnya selesai juga. Tak lupa, mereka menutupnya dengan doa dan salam-salaman. Dan sebelum bubaran, Jaehyun meminta adik-adiknya untuk tetap duduk mendengarkan apa yang ingin ia sampaikan.

"Rumah ini lama-kelamaan jadi sepi semenjak perginya ayah. Tapi kita bisa meramaikannya lagi, kalau kita kompak satu sama lain. Abang cuma mau pesan sama kalian untuk tetap bersama, apapun keadaannya. Jangan berpecah belah, apa lagi sampai kemusuhan. Kita di takdirkan bersama, untuk menjalani hidup bersama pula."

[✓] Sepenggal Pesan ; dari abang untuk adik-adikWhere stories live. Discover now