eps 31

824 91 26
                                    

Review chp sebelumnya

Nezuko menyeret tubuhnya menjadi dekati sang kakak "Nii-chan" Suara serang nya terus bergumam memanggil sang kakak. Ia memeluk sang kakak erat, air matanya tak terbendung. Dirinya menangis pada dada bidang sang kakak. "Saudara... Ya?" Batin Rui melihat Nezuko dan Tanjirou.

꧁﹏﹏ ༺༉ ♡ ༉༻﹏﹏꧂
𝕶𝖎𝖒𝖊𝖙𝖘𝖚 𝖓𝖔 𝖄𝖆𝖎𝖇𝖆
• ────── ✾ ────── •

Rui menatap anak-anak yang bermain salju itu. Kakinya menyuruhnya mendekat, namun karena tubuhnya yang lemah ia terjatuh dengan nafas yang tak teratur. Ia membalikan tubuhnya, menatap tak minat pada awan di atasnya "Rui, Rui. Mengapa kau ada di sini? Kau tak boleh keluar bukan?" Seorang wanita paruh baya datang memeluk Rui.

"Aku memiliki tubuh yang lemah sejak lahir. Berjalan saja sudah membuat ku susah, apa lagi berlari. Aku tak pernah melakukannya" Rui menoleh saat pintu lain kamarnya terbuka dan menampilkan seorang pria paruh baya dengan jas yang ia sampirkan pada bahunya "sampai Muzan-sama muncul". Muzan menatap jijik pada Rui "Kasian sekali, aku akan membantu mu"

"Orang tua ku tak senang. Meski aku mendapatkan tubuh yang kuat, aku tak boleh terkena sinar matahari dan aku harus memakan manusia" Pintu kamarnya terbuka saat ia sedang makan. Tubuh sang ayah di basahi keringat dingin "astaga. Apa yang kau lakukan Rui!" Teriaknya. Sang ibu yang berada di belakang ayahnya hanya menangis, menutup mukanya dengan tangan.

"Dulu, aku mendengar cerita yang sangat bagus. Untuk menyelamatkan anaknya yang hanyut di sungai, ada orang tua yang mati. Aku sangat tersentuh, betapa besar kasih orang tua itu serta ikatannya. Orang tua yang meninggal di sungai itu sudah menjalankan perannya dengan baik. Tapi... Entah kenapa orang tua ku...."

Sang ayah menangis sesenggukan, ia mengangkat pisau di tanganya "orang tua ku... Ingin membunuh ku. Okaa-san hanya bisa menangis. Dia tak melindungi ku saat aku ingin di bunuh" Maniknya terbuka, tangan mengeluarkan benang dan membunuh sang ayah dan ibunya.

Rui menatap bulan di atasnya "mungkin mereka itu paslu. Mungkin ikatan kita pun paslu". "Gomenne" Gumam sang ibu "dia masih bisa berbicara? Ah jadi dia masih hidup" Rui menatap datar pada sang ibu. "Aku tak bisa memberikan kau tubuh yang sehat. Gomenne" Manik mereka itu melebar dan bergetar "setelah mengatakan itu, ibu tak sadarkan diri lagi. Ia sudah mati".

Bayangan sebelum ayahnya membunuhnya datang "daijoubu Rui. Mari kita mati bersama" Ucapan terakhir dari sang ayah ia ingat "karena aku sedang marah saat hampir di bunuh. Aku tak bisa memahami kata-kata itu. Tapi Otou-san, ia ingin membantu ku mengembankan dosa membunuh orang dan ia sudah siap untuk mati. Saat itu aku mendadak mengerti, ikatan asli yang ku miliki pada malam itu. Aku memutuskannya dengan tangan ku sendiri, meskipun begitu... Muzan-sama tetap menyemangati ku" Muzan menatap Rui yang menunduk di depan mayat orang tuanya "karena semuanya tak mau menerima mu apa adanya, ini adalah kesalahan orang tua mu. Kau harusnya bangga pada kekuatan mu"

"Aku tak bisa berfikir jernih. Aku tak bisa menahan kenyataan apa yang di katakan Muzan-sama. Meskipun aku tau aku salah. Aku tak bisa menerima kenyataan bahwa setiap harinya aku menyayangi ibu dan ayah ku"

Tubuh yang perlahan berubah abu itu berjalan mendekati kedua saudara itu. "Kesedihan ini tak terhenti meski aku membuat keluarga tiruan. Pada akhirnya karena aku yang terkuat, tak ada yang bisa melindungi ku, membela ku" Giyuu menatap datar pada tubuh oni yang mendekati Nezuko dan Tanjirou.

"Ingatan ku saat menjadi manusia perlahan menghilang saat aku menjadi kuat. Aku tak mengerti tentang tindakan ku" Tubuh itu terjatuh, namun tanganya tetap mencoba menggapai kedua saudara itu. "Aku menginginkan ikatan yang tak bisa ku dapatkan lagi"

Kimetsu no Yaiba (Nezuko Vers) ENDOnde histórias criam vida. Descubra agora