Penasaran

15.2K 2.7K 15
                                    

"Apakah mereka sedang mengobrol?"

Xavier lalu berdiri untuk mengamati lebih dekat. Benar tebakannya mereka seperti sedang mengobrol seru entah membicarakan apa.

Saat Finch melihat ada Xavier yang mengawasi mereka Finch dan Ek sesegera mungkin terbang. Serigala kecil bingung mengapa tiba-tiba teman teman barunya malah pergi
Sekarang ia malah merasa sedih.

Xavier mendekati Serigala kecil dan berkata.
"Kau gampang bergaul ternyata. Ku kira tadinya kau ingin menerkam mereka"

Serigala kecil menatap malas, jadi sekarang ia tau mengapa teman barunya pergi. Ini semua ulah Xavier, ia lalu masuk kedalam mengacuhkan Xavier. Serigala kecil mengambil tempat di salah satu karpet berbulu tebal dan duduk di sana.

Matahari mulai turun dari tahtanya namun, bulan tidak kunjung hadir karena awan hitam segelap malam datang dan betah menggantung di atas sejak warna jingga dari barat akan hilang.

Serigala kecil menggerak-gerakkan ekornya sambil menatap ke arah luar jendela, menebak apakah akan hujan atau awan gelap itu akan hilang.

Ia tidak yakin pada opsi kedua, ia yakin akan turun hujan dari atas sana dan akan sangat deras setelah melihat cahaya halilintar membelah langit di ujung. Hanya sesaat namun serigala kecil cukup terkejut, dalam hitungan detik kemudian rintik air hujan mulai turun menyerbu dan benar hujan di luar sangat deras.

Hawa dingin mulai terasa mengundang kantuk dalam dirinya. Gelap dan berisik hujan, dingin dan kasur berselimut yang nyaman. Perpaduan yang pas sekali bukan pikir serigala kecil.

Ia kemudian membalikkan tubuh dan menyapu seisi ruangan yang remang. Penasaran di mana Xavier berada, tadi laki laki itu memang ia dapati keluar namun ia belum kembali nampaknya.

'Baguslah, ia tidak kembali pun malah lebih baik.'

Baru saja berbicara dalam batin, yang di bicarakan malah muncul dengan keadaan basah kuyup. Air menetes dari rambut, jubah, sepatu. Hampir semuanya dan itu menyebabkan beberapa lantai digenangi air. Serigala kecil lantas saja menatap penasaran dan kebingungan.

'Apakah ia sehabis main hujan hujannan malam malam begini?'
Pikirannya bodoh.

Xavier membalas tatapan serigala kecil dan berkata.
"Apa kau sedang menungguku white?"

Serigala kecil membuang muka dan berjalan menuju karpet. Yang benar tentu saja tidak, maka dari itu serigala kecil berpaling. Sesungguhnya ia tidak peduli atau ingin tau.

Xavier menatap kesal, serigala kecil itu berani sekali bersikap tidak sopan pada majikannya. Xavier lalu melepas jubah dan bajunya membuat serigala kecil lebih memalingkan wajahnya dan menggerutu di dalam hati.

'Yang benar saja, apa ia tidak sadar kalau aku adalah seorang gadis. Dasar laki-laki mesum.'

Tiba-tiba tubuh serigala kecil terangkat saat ia masih menggerutu membuat dirinya spontan bergerak gerak dari cengkeraman tangan yang tak lain dan tak bukan milik Xavier.

'Hey hey, turunkan aku. Kau mau membawa ku kemana?'

Serigala kecil bisa melihat Xavier berjalan ke arah suatu ruangan dan saat masuk ia yakin ruangan itu adalah kamar mandi.

'Hey hey, mau apa kau membawa ku kesini turunkan aku'

Xavier yang tidak bisa mendengar ucapan batin serigala kecil masuk ke dalam kolam mandi dan menjatuhkan serigala kecil ke dalam air.

Serigala kecil tenggelam berusaha menggerakkan kakinya ke atas. Ia melakukan gerakan mendayung dan tetap tenggelam.

'Ya Tuhan mengapa aku bisa terjebak pada pembunuh sepertinya.'

The Moon Wolf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang