07. Mikayla Asal Jakarta

472 119 20
                                    

"Bisa gitu ya?"

"Iya, asli ini mah! Kaget, pantes waktu pertama ngomong si Herpan bawa cewek kayak yang kenal gitu.. Eh tau nya, temen yang tiga taun bareng.."

"Lagian emang gak ada saling follow?"

"Gak ada No, hanya tau kalo Ruyi pindah ke Cimahi doang udah gitu yaudah gak pernah tau"

"Jadi kemarin kemana aja?"

"Semua dijajah lah! Tau gak No, dulu waktu SMP penasaran mau masuk bluered club dibraga tapi gak punya KTP, nah sekarang udah punya malah lupa ingetnya pas mau pulang"

Eno menoleh penuh ke Lia yang tingginya gak sampai sebahu Eno.

"Mau masuk bluered?" Tanya Eno jadi agak sedikit menunduk dan berbisik.

Lia menoleh ke Eno, "mau, kenapa?"





"HOYYYY, ELAHHH JALAN KE PARKIRAN DOANG KAYAKNYA LAMA PISANNNN!"

Cowok jangkung menyerbu ketengah, antara Lia dan Eno.

Ia mendorong Eno, "kaki maneh panjang masa jalan doang lama!"





Eno mendecak, "gandeng Nud!"

Lia yang udah biasa ada diposisi Eno dan Jaenud yang pasti ribut mulu hanya menghela nafas.

"Eh Ya, anterin ke toko baju bayi"

"Hah? Kok ke toko untuk bayi?"

"Keponakan ulang tahun Yaaa"

"Sekarang banget?"

"Iya, keponakannya cewek Ya. Kalo cowok mah gak usah minta anter kamu da, tinggal beliin busi motor"

"Yehhh dasar, masa ngado ke bayi busi motor?"

"Harusnya apa Ya?"

"Sekalian sama motornya!"

Jaenud ketawa.

"Lia, mau nganter Jaenud?" Tanya Eno.

"Iya mau, Eno harus balik ke markas orbit cek negara takutnya ada menteri luar negeri mau kerjasama, ya kan?" Ujar Jaenud.

Lia sekarang yang ketawa terus nepuk bahu Eno, "aku nganter Jaenud dulu sambil pengen jajan chatime!"

Eno ngangguk, "hati hati Lia!"

"Aing yang bawa motor harusnya maneh bilang hati hati nya ke aing!"

"Gak gitu. Lia yang harus hati hati soalnya dibonceng copet."

Jaenud menampakan dua giginya, seperti kelinci. Dengan kedua bola mata yang sengaja ia putar-putar, mengejek.

Eno hanya mengendikan dagu pada Lia dan berlalu pergi.











Bukannya pulang, Eno memberhentikan motornya depan warung si Ibi.

Ngambil minuman botol dan duduk dikursi panjang.

Ia mengeluarkan ponsel,


Eno : Pan, posisi?

Herpan : stasiun

Eno : ngapain?

Herpan : nganter si cepol balik


Jari Eno menekan tombol keluar dan berpindah ke roomchat lain,


Eno : Jun, posisi?

Jujun : gedung merdeka

Eno : ngapain?

Demokrasi Rasa 00l | ✔Where stories live. Discover now