𖣴⵿⃜⃟𝗖𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿 𝘁𝘄𝗼

134 30 7
                                    

SOLIVAGANT
02: Kami tersesat atau disesatkan?

𑁍 𑁍 𑁍

   Aku merasa tenang selama berjalan menelusuri hutan ini, selain menyegarkan aku bisa mendengar kicauan burung disetiap perpohonan.

Blury mengeluarkan kamera videonya, merekam perjalanan kami dari belakang.

"(Y/N)!" Panggilnya, hanya untuk sekedar memanggilku untuk menoleh kebelakang.

Aku melambaikan tangan saat Blury mengarahkan kamera videonya didepanku. Lalu dia berkata, "perkenalkan, ini (Y/N). Kita belajar bahasa Indonesia sama dia a-and.. hahaha! Aku tidak tahu mau ngomong apa lagi."

"Adams, apa kabar?!" Setelah itu Blury mengarahkan kamera videonya ke Adams.

Adams menundukkan kepalanya sambil mendekatkan wajahnya didepan kamera, "baik!!" Ucapnya semangat.

Entah mengapa, kami merasa lebih senang dari sebelumnya. Apa mungkin, karena kita sudah saling mengenal saat ini? Bahkan, Niran ikutan masuk kedalam video Blury.

Narong membantu anaknya untuk bisa berbicara dalam bahasa Inggris, walau Niran agak kesusahan tapi tampaknya ia lebih semangat dari ayahnya.

"H-hello.. my name is Niran."

Sangat menggemaskan, Blury juga berpikiran sama denganku. Itu sebabnya, dia terus merekam perjalanan kami dan sesekali mengarahkan kamera videonya ke Niran.

Kami bersenang-senang sambil berjalan mengikuti Robin dari belakang, pria itu lebih dingin dari yang aku kira. Sehingga Blury merasa canggung bila harus menyapanya sambil merekamnya, jadi dia hanya mengarahkan kamera videonya ke depan dan membelakangi Robin.

:©️Pinterest

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

:©️Pinterest

Jalan setapak ini serasa tidak ada habisnya, aku yakin kalau kita sudah melewati jalan ini sebelumnya. Begitu juga dengan Blury, ia berbisik padaku dan berkata bahwa jalan ini sudah kita lewati lebih dari sekali.

Aku mengangguk, karena aku juga merasakan hal yang sama dengannya. Kemudian, Blury bilang ke Adams untuk mengatakan ini ke Robin bahwa kita ada kemungkinan sedang tersesat sekarang.

Ini seperti tipuan mata bagiku, dimana kami teralihkan oleh pemandangan indah sekitar sehingga tidak menyadari kalau kita sedari tadi hanya berputar-putar saja.

Adams berjalan mendahului kami, berniat untuk berbincang dengan Robin tentang masalah ini. Namun, Robin sudah lebih dulu membalikkan badannya dan meminta kami untuk tetap tenang.

"What's going on here? Why do we keep going down the same path?!" Kata Adams sedikit menahan emosinya.
<-Indo: "Apa yang terjadi disini? Kenapa kita terus menyusuri jalan yang sama?!"

Robin tidak berusaha untuk membela dirinya dan berkata, bahwa ini adalah kesalahannya.

"Sorry, I took the wrong path.."
<-Indo: "Maaf, aku mengambil jalan yang salah.."

◦ ۪۪̥፧𝗦𝗼𝗹𝗶𝘃𝗮𝗴𝗮𝗻𝘁₍ꦼ🦕Where stories live. Discover now