Prolog

3.9K 530 41
                                    

Sore hari ini mendung, awan kelabu menutupi langit sehingga cahaya matahari tak dapat menyinari bumi. Terlihat anak-anak sekolah berjalan bersama menuju rumah, bercanda, mengobrol, bahkan ada yang singgah ke sebuah kafe sebelum pulang.

Namun berbeda dengan gadis bersurai (h/c) ini, ia malah berbaring di atas ranjang rumah sakit dengan infus yang setia menempel di punggung tangan kirinya. Manik (e/c) nya menatap anak-anak sekolah di luar sana. Ia tersenyum hambar, andai saja ia dapat melakukan hal itu.

(surname) (name) adalah nama gadis itu. Ia menutup kelopak matanya dan memutuskan untuk tertidur daripada mengkhayal dirinya dapat seperti anak-anak di luar sana.

Namun tiba-tiba saja ....

Brak!

Pintu kamar rumah sakit (name) dibuka dengan begitu kasar oleh seorang lelaki dengan surai hitam panjangnya, ia menatap (name) lalu mendekatinya.

"Dimana Draken?" tanyanya.

"Hah?"

"Ku tanya, dimana Draken?"

"Kau membicarakan siapa?"

"Draken."

"Dia siapa?"

"Kau tidak kenal?"

"Tidak ...."

"Ohh, ternyata begitu ya."

(name) mengedipkan matanya beberapa kali, berbagai pertanyaan muncul di benaknya. Siapa lelaki ini? Bagaimana bisa ia masuk ke kamarnya? Siapa itu Draken?

"Ano ...." panggil (name).

Lelaki itu menatap ke seluruh ruangan (name) lalu duduk di kursi sebelah ranjang (name).

"Kau sakit?" tanyanya.

"Iya ... Bisa kau lihat sendiri, bukan?"

"Sakit apa?"

"Memangnya apa pedulimu?"

"Aku hanya bertanya."

(name) menghela napasnya, meski tak kenal, mau tak mau ia harus menjawabnya, toh setelah ini mereka takkan bertemu lagi.

"Jantung koroner."

"Aku tak mengerti, tapi sepertinya sakit ya?"

"Ya begitulah."

Hening beberapa saat, tak ada dari mereka yang membuka percakapan.

"Namaku Baji Keisuke. Siapa namamu?" tanya pria yang ternyata bernama Baji Keisuke tersebut.

"(surname) (name)."

"Baiklah, (name). Karena kita sudah mengetahui nama masing-masing, itu berarti kita berteman. Aku akan mampir ke sini lagi besok. Tapi aku harus menjenguk temanku juga."

"Eh? Apa?"

Baji beranjak dari tempatnya lalu berjalan menuju pintu. Sebelum keluar, ia menoleh ke arah (name) dan tersenyum, memperlihatkan taring panjangnya.

"Sampai jumpa, (name)!"

(name) memerhatikan Baji yang menghilang di balik pintu, secara tak sadar ia tersenyum tipis.

"Apa-apaan dia? Besok akan datang? Jangan bercanda, paling-paling saat sampai rumah dia lupa namaku."

(name) sedikit terkekeh geli. Tapi dalam lubuk hatinya ia masih berharap bahwa Baji akan datang besok.

=============================

- Mafuyu -
11 Juni 2021

Baji Keisuke x Reader [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang