Kenal

181 42 15
                                    

Hongkong, 2015

"Aku tidak mau pergi!"

"Woo, kita harus. Kita tak punya waktu lagi karena pekerjaan papa menunggu disana."

"Aku harus bilang kepada―"

"Dad sudah bilang ke sekolahmu. Mereka pasti akan mengumumkannya. Perusahaan papa sangat krisis, woo. Kita harus berangkat sekarang."

۵

Lucas menoleh kesana kemari, "Dimana Jungwoo?" tanyanya kepada salah satu murid kelasnya.

"Eh? Jungwoo sudah pindah ke Jepang. Tadi pagi Lao shi mengumumkannya."

Kenapa.. Kenapa Jungwoo tak berbicara apapun padaku?

۵

"Lihat! Lihat! Siapa yang baru punya mate!" sahut Jaemin membuat Jungwoo segera berlari kearahnya dan menutup mulut pria itu.

Lucas hanya tertawa dan duduk di kursi kantin. Mereka semua memasang raut terkejut. "Astaga! Akhirnya rival kita malah menjadi pasangan seumur hidup!" ujar Haechan.

"Woo, tanpa kau menutupinya semua orang sudah tau. Mereka bergosip tentangmu sejak tadi."

Jungwoo mendengus dan duduk di sebelah Lucas.

Hendery yang duduk di sebelah Lucas memasang raut terkejut, "Yaaa! Kalian sudah mating?!"

Mereka semua langsung menatap kearah leher Jungwoo dan Lucas. Membuat sang empu menjadi memerah karenanya.

"Astaga! Cepat sekali! Aku bahkan harus menunggu setahun dulu!" ujar Haechan.

"Kita belum boleh mempunyai anak―"

"Aku tidak seliar itu bodoh!" ucap Lucas menyekat ucapan Jeno.

۵

"Kau ada kelas setelah ini?" tanya Lucas sembari mengusap rambut Jungwoo.

Jungwoo menggeleng dan mengeratkan pegangannya pada Lucas, "Ini.. Tempat pertama kita bertemu setelah sekian lama." ujar Jungwoo menunjuk danau di depannya.

Lucas tertawa, "Aku sangat terkejut sampai memasang raut seperti tak suka kepadamu. Apa karena itu kau bersikap sebagai rivalku?"

Jungwoo mengangguk, "Ya, ku pikir, lebih baik kita menjadi musuh dan saling mengatai satu sama lain daripada canggung ketika bertemu."

"Siapa yang sangka hubungan kita sampai ke tahap ini? Aku bahkan tak pernah menyangka kau adalah mateku."

Jungwoo terkekeh kecil, "Benar. Kita dulu hanya mengharapkan ini―sampai kita terpisah. Maafkan aku."

Lucas menghela napas, "Semua sudah berlalu. Lagipula itu bukan kemauanmu. Dan yang terpenting, kita sudah bersama kembali sekarang."

"Bagaimana kabar uncle Nakamoto dan uncle Dong?" lanjut Lucas.

"Mereka baik. Masih menjadi kesayanganku sampai saat ini. Ya.. Kalau bukan karena mereka mungkin aku masih berada di jalanan."

ᵀᵃᶜᵉⁿᵈᵃDonde viven las historias. Descúbrelo ahora