BAB 1: UPACARA BENDERA

12.2K 1.6K 380
                                    


Halo semuanya, sebelum baca ceritanya, pastikan teman-teman sudah tahu dulu, ini adalah cerita prequel dari Pacarku Presiden Mahasiswa. Dicerita ini kalian akan tahu perjalanan manis pertemuan Pandu dengan Airin.

*Selamat membaca*

SMAN 8 Jakarta, SMA unggul yang terdapat Jakarta Selatan. SMA Negeri yang banyak diincar oleh para orang tua untuk memasukkan anak mereka ke sekolah ini, sekolah yang banyak menyandang berbagai prestasi, lulusannya juga banyak diterima di perguruan tinggi negeri terkenal, seperti UGM, UI, ITB dan kampus negeri yang kredibilitasnya sangat bagus. Tak terasa dengan perjuangan seleksi nilai lapor waktu SMP dan tes tertulis yang berhasil melewati segala tes yang ada. Masa orientasi siswa selama tiga hari juga sudah mereka lewati dan hari ini adalah upacara senin pertama bagi murid baru. Rasanya seperti menghirup udara baru ketika memasuki gerbang sekolah, lengkap dengan perlengkapan atribut dan baju putih abu-abu. Kata orang, masa putih abu-abu adalah masa yang paling menyenangkan.

Namun sepertinya tidak dengan seorang siswi, dia berpikir dimasa putih abu-abunya ini tidak jauh berbeda dengan masa SMP nya dulu, tidak mempunyai teman dan akan sendiri. Airin murid kelas sepuluh nampak ragu-ragu untuk memasuki gerbang sekolah, terlebih lagi di depan sana ada anak osis yang sedang berjaga di depan koridor bersama lelaki itu, ketua osis sekolah ini, Pandu Emelio Jonathan. Airin tidak akan bisa melupakan siapa Pandu, karena selama menjalani masa orientasi, Airin adalah murid baru yang paling sering berhadapan dengan Pandu karena kesalahannya sendiri.

"Airin."

Panggilan itu berhasil membuat Airin tersentak kaget, namun sesaat kemudian, Airin bernapas legah setelah mengetahui siapa yang menyapa dirinya.

"Kamu ngapain masih di sini?" tanya Sarah. Oh iya, Sarah adalah satu-satunya siswi yang mau mengajakanya berkenalan.

Airin nampak ragu-ragu. "Nggak ada, Sar."

"Ya udah, ayo masuk! Gerbang mau ditutup lho ini," ajak Sarah.

"Kamu duluan aja, Sar," tolak Airin.

Kening Sarah berkerut. "Kenapa gitu? Kan lebih bagus barengan."

"Apa kamu nggak malu jalan bareng sama aku?"

Sarah mendadak terkekeh kecil. "Kenapa harus malu jalan sama teman sih? Lucu kamu."

"Teman?" entah kenapa kata teman seolah menggrogoti hati Airin. Apa ini rasanya mempunyai teman?

"Udah, jangan banyak mikir, ayo ke dalam. Oh iya, kamu kelas berapa?" tanya Sarah.

"Kelas X.B, Sar," jawab Airin.

Sarah tersenyum senang. "Kebetulan banget, aku juga kelas X.B. Kamu mau kan? Satu bangku sama aku?"

Airin mengangguk tersenyum, untuk pertama kalinya ada orang yang mengajaknya untuk duduk berdua. "Iya boleh, Sar."

Rasanya Airin baru merasakan sensasi legah seperti ini, Sarah merangkul tangannya memang seperti merangkul seorang teman. Senyum tipis Airin tidak bisa pudar dari bibir saking senangnya. Namun sayang, senyuman itu tidak bertahan lama, sampai mereka berhadapan dengan beberapa anak osis, termasuk Pandu.

"Pagi, Kak," sapa Sarah. Memang tidak heran lagi dengan sifat Sarah yang humble ke banyak orang. Bahkan waktu mos, Sarah adalah murid baru yang paling banyak mendapatkan tanda tangan dari para senior.

"Pagi," balas mereka bersamaan. Namun pandangan mereka teralihkan dengan keberadaan Airin yang berdiri sedikit di belakang Sarah, namun sepertinya tidak terlalu mereka pedulikan. "Kalian segera berbaris di lapangan ya, upacara mau dimulai."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Napak Tilas Pandu dan AirinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang