Chapter 96

39 14 1
                                    

Minjoo tengah membolak-balikkan sebuah buku di perpustakaan UI. Ini sudah menginjak hari keempat semenjak ia kembali berkuliah. Berita tentang meninggalnya Sora sudah menyebar keseluruh penjuru kampus, tentu saja banyak orang menyesalkan hal itu. Namun, alasan kepergian Sora tidak ada 1 pun yang tahu kecuali Minjoo dan teman-temannya.

Sora dikenal sangat baik oleh warga UI. Ia memang jutek dan terkesan dingin, namun kalau sudah mengenalnya lebih dalam ia hanyalah gadis biasa yang tidak memiliki kekuatan super apapun. Hanya gadis pintar yang populer.

Minjoo menghela nafas panjang. Ia merindukan sahabatnya. Padahal belum genap sebulan Sora pergi meninggalkannya. Ia tahu di UI masih ada Yeona dan Hani, namun tidak ada yang bisa menyamakan Sora. Kalian sendiri sudah tahu, kan, kalau Minjoo memang sangat dekat dengan Sora.

Minjoo menutup buku bacaannya lalu meminum air mineralnya. Ia menatap keluar jendela dan memandangi langit berwarna biru di siang hari yang cerah itu.

"Sor, lagi apa?" gumam Minjoo.

Ia kemudian tersenyum miris.

"Bodoh. Gue beneran udah gila pasti. Masa gue nanya begitu ke Sora?" tanyanya pada diri sendiri.

Minjoo merapikan semua buku-bukunya yang tadi ia ambil. Sebenarnya hari ini ia berniat untuk menenangkan pikirannya dengan membaca buku, sialnya semua itu tidak berhasil.

Leedo, Hani, dan Yeona ada di kantin karena ini sedang jam istirahat. Namun, keadaan kantin yang terbilang selalu ramai membuat kepala Minjoo serasa ingin meledak makanya gadis itu memutuskan untuk menyendiri di perpustakaan.

Minjoo menghela nafas panjang lagi. Ia tidak bisa berbohong bahwa hatinya masih sakit karena kepergian Sora. Ditambah lagi ia masih marah atas perbuatan Seoho, ah tidak, Dolos, ah... Nama apa yang cocok untuknya? Baik, panggil saja Seoho. 

Baru saja Minjoo hendak berdiri dari duduknya, seseorang menahan bahunya hingga ia kembali terduduk di kursinya.

Minjoo menoleh dan mendapati seseorang yang wajahnya sangat ia kenali.

"Son Dongmyeong?" tanya Minjoo.

Dongmyeong mengangguk. "Annyeong."

"Yeogiseo mwohae?" tanya Minjoo. "Bukannya harusnya lo kembali ke Bandung?"

Dongmyeong duduk di sebelah Minjoo dan menatap gadis itu.

"Ada yang harus gue urus," jawab Dongmyeong.

"Geurae... Kalau begitu, ada apa kemari? Lo habis nemuin Leedo?" tanya Minjoo penasaran.

Dongmyeong menggeleng.

"Gue kesini buat nemuin lo," jawab Dongmyeong.

"Gue? Geunde wae kabjagi?" tanya Minjoo.

Dongmyeong menoleh ke sekelilingnya, memastikan tidak ada seorang pun yang menguping atau berada didekat mereka. Ia kemudian mendekatkan mulutnya ke telinga Minjoo dan membisikkan sesuatu.

"Ini soal Seoho," bisik Dongmyeong.

Jantung Minjoo berpacu lebih cepat begitu mendengar hal itu.

"S-Seoho?" Minjoo menaikkan alisnya bingung. "Apa maksud lo?"

"Gue tahu dia ada dimana," ujar Dongmyeong.

"Mwo? Geunde eoddeokhae?" tanya Minjoo terkejut.

"Seonghwa bantuin," jawab Dongmyeong singkat.

"Seonghwa? Park Seonghwa?" Minjoo masih tidak percaya.

Dongmyeong mengangguk. "Dan teman gue, Lee Giwook."

Minjoo membeku seketika. Rasanya sendi-sendinya telah lepas dari tubuhnya hingga ia tidak bisa bergerak sedikitpun.

Good Bullies S2: Br(ok)e || ONEUS [END]Where stories live. Discover now