07. Yew Berries

361 58 4
                                    

Yang mencari persediaan makan sudah kembali, membawa tangkapan masing-masing, ikan dan seekor kelinci yang dagingnya bisa mereka santap.

Tega tak tega, meski tampang kelinci itu sangat menggemaskan, mereka harus tetap memakannya demi langsungan hidup sampai mereka ditemukan.

Tapi, seharusnya mereka tahu bahwa maut selalu mengintai, terlebih lagi ada seorang psychopath terduga kematian Yedam dan Winter yang masih berkeliatan diantara mereka, entah siapa orangnga.

"Ck, Junkyu. Berguna apa lo ikut sama Hyunsuk? Paling juga cuma jadi beban." cibir Jihoon, menatap Junkyu yang datang dengan tangan kosong.

Sedangkan Park Jihoon tengah berbangga diri membawa tumpukan buah dan berry, yang tidak beracun pastinya.

Reaksi Junkyu hanya mendengus sarkas, tak ingin membalas karena akan menjadi masalah panjang nantinya, satu hal yang pasti.. Dia sudah malas berdebat.

Dari belakang Junkyu, Hyunsuk sudah memberi isyarat kepada Jihoon untuk diam saja dan tidak memancing keributan, sangat merepotkan.

Masuk ke dalam gereja, Hyunsuk mengerutkan kening heran, terasa sepi dia hanya Giselle dan Ningning duduk termenung, memikirkan satu hal yang pasti ada dipikiran semua orang.

"Giselle.. Ningning." Hyunsuk membuyarkan lamunan mereka berdua. "Dimana Karina dan Doyoung?"

"Mereka berdua pergi, ninggalin kita." jawab datar Ningning, pandangannya terpaku pada patung Bunda Maria yang sudah usang dan berlunut, tak terawat di surut ruangan.

"Apa?!" pekik Hyunsuk tertahan. "P-pergi gimana maksud lo?"

"Ya mereka pergi! Pergi gak tahu kemana, mencari tempat yang lebih aman dari pada digereja gubuk ini bersama kalian!" amarah Ningning memuncak.

Tatapannya tajam ke arah Hyunsuk, wajahnya hampir merah keseluruhan, matanya berair. Ningning kesal, Karina pergi tanpa mengajaknya.. Mengajak temannya sendiri, malah asik pergi berdua dengan Doyoung.

Giselle menghampiri Ningning, mengusap lembut punggung si gadis yang kembali menangis, sesak terasa dadanya. "Hyunsuk, gue rasa lebih baik lo jangan ganggu Ningning dulu ya, nanti gue keluar buat jelasin semuanya."

Choi Hyunsuk coba memahami perasaan perempuan, dia pun keluar lalu menutup pintu gereja, meninggalkan Giselle dan Ningning. "Guys, kita bakar ikan sama kelincinya dulu. Nanti ada yang mau Giselle sampein ke kita."

"Apaan sih, tinggal bilang aja ribet banget." celetuk Jihoon.

Refleks Mashiho menyikutnya. "Diem aja, bisa?!" ketus si lelaki Jepang.

"Btw, Hyunsuk. Doyoung dimana?" tanya Jaehyuk, menilik kesekitar gereja.

"Lah iya, tu anak kemana?" timpal Jeongwoo ikut menoleh.

Diantara mereka yang kebingungan, ada seseorang yang menyeringai, mengetahui semua yang terjadi. "Mereka kabur, bukan berarti akan selamat nantinya."

"Ok, sekarang.. Mending kita siapin api unggun buat masak, udah mulai gelap." Hyunsuk kembali berbicara ditengah kebingunhan mereka. "Masalah Doyoung, nanti Giselle ceritain semuanya. Well, siapa yang mau cari kayu bakar?"

Haruto mengangkat tangannya. "Gue! Biar gue aja, sama Asahi."

Mendengar namanya disebut, Asahi pun mendelik tak suka. "Kok gue?"

Netra Hyunsuk melirik ke arah Asahi, lalu mengedip perlahan seraya mengangguk kecil, memberi si lelaki Jepang untuk ikut saja dengan Haruto agar tak timbul kecurigaan.

💎💎

Karina, Doyoung

"Doy, bentar gue capek banget." ujar Karina dengan nafas terengah, menghentikan langkah dan terkulai di tanah.

[✅] Psychopath In Between [17+] // Treasure ft. AespaWhere stories live. Discover now