pasusu pt.18

4.6K 401 71
                                    


Alurnya aku cepetin, Janu udah umur 3 tahun. 


----- 


Namanya juga pasangan muda. Usia pernikahan mereka bahkan belum sampai belasan tahun. Jadi ya mereka masih rajin-rajinnya setiap minggu bercinta.

Namanya juga bercinta, bermalam penuh cinta. Menyentuh fisik satu sama lain, bersama masuk ke dalam pintu surga dunia. Dan bagi Jay serta Jungwon, mereka melakukannya setiap malam minggu. Kebetulan sekali besoknya libur, ditambah pula Janu yang dikirimkan ke rumah neneknya berkedok liburan, maka dari itu Jay dan Jungwon bisa bercinta sepuasnya.

Namun malam minggu ini tidak seperti malam minggu lainnya. Mereka terjaga sampai dini hari karena Jay minta ditemani dulu maraton vincenzo, sebelum bercinta. Untung Jungwon sabar, dia setia menunggu disamping Jay. Bersandar pada dadanya dengan mata yang sedikit-sedikit merem melek mulai ngantuk.

Melihat mata Jungwon sedikit terpejam, Jay usil menusuk pipi Jungwon dengan remote.

"Sst, kamu ngantuk?" Tanyanya berbisik.

Jungwon mengeratkan pelukannya, kemudian mengangguk kecil sebagai respon.

"Astaga, kasiannya. Masih mau seks ngga?" Tanya Jay memainkan bibir kecil Jungwon.

"Ngg, ngantuk." Rajuknya memejamkan mata erat-erat. Bukan maksud ngambek, Jungwon hanya kecewa saja. Dia sudah bersiap pakai ramuan parfum yang dijamin akan memabukkan Jay tetapi dia total diabaikan hanya karena tontonan macam vincenzo.

Jungwon pun berguling, membelakangi Jay. Tapi bukannya merasa bersalah, Jay malah menepuk pantat Jungwon yang berjengit. Membuat sang empu bersuara kesal dalam tidurnya.

"Aaaa, sakit. Ngapain sih, aku mau tidur." Kata Jungwon mengusap-usap bokongnya.

"Nakal yah, tidur duluan."

"Lagian mas kelamaan, aku keburu ngantuk."

"Yaudah nenen aja, sambil tidur." Kata Jay tanpa merasa bersalah.

Sebelum itu, Jay memencet tombol power off pada remotenya.

Jungwon yang sudah berbaring telentang total pasrah. Dia sudah capek menanggapi, ia memutuskan tetap memejamkan matanya berpura-pura tidur. Padahal tangan Jay sudah melepas kancing piyamanya satu persatu.

Pertama-tama, nipplenya dipilin. Jungwon masih tahan, palingan hanya tangannya yang merespon. Sesekali menjambak surai Jay sebagai rasa penyalurannya. Kedua, dadanya dipijat. Rasanya menggila. Entah mendapat pelajaran darimana, Jay begitu mahir menggerakan jarinya. Dan ketiga, gantian lidahnya yang bermain. Menjilat, menggigit, kemudian menyesap seakan-akan ada asi yang keluar dari sana.

Dulu memang ada, tetapi itu ketika Janu masih menyusui. Itupun dibantu oleh obat resep dokter yang bisa menambahkan hormone pada tubuhnya. Pagi mereka berlanjut, Jungwon menekan kepala Jay. Meminta lebih dalam menyesap dadanya.

"Nggh, jangan keras-keras" Pintanya menjambak surai Jay.

Saat itu ketika Jay bilang 'nenen aja' seharusnya jangan dipercaya. Soalnya bangun-bangun mereka sudah dalam keadaan berantakan. Baju berserakan dibawah, seprei kasur berantakan, bonusnya Jay tertidur menindih Jungwon masih dalam posisi senggama. Tentu, tubuh mereka tetap tertutup selimut dengan hangat.

"Huuu ddad, dadd. Daddyiee bawwnguuun. Kathian papa nanti gepengg" Tangis anak kecil terdengar.

Jay menyipitkan matanya. Kok bisa tangisan Janu dalam mimpinya seakan nyata. Bahkan pukulan tangan kecil anak itu terasa nyata di kepalanya.

sweet ; jaywonWhere stories live. Discover now