5 HARI

952 251 42
                                    

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

⇢˚⋆ ✎ ˎˊ- 5 hari lagi ✧

⁺ ˚ . * ✦ . ⁺ . ⁺

"Nope! Vibes apa yang kau ingin aku dapatkan?!" Kata Izana sambil menatap awan di langit, mengamati mereka terbentuk dan menyatu saat mereka bergerak mengikuti rotasi bumi.

(Name) menghela nafas, "Ya, gue tahu. Rumput-nya gatal banget." Dia menyimpulkan, "Gue berharap kita bisa memiliki momen seperti salah satu film itu. Kita berbaring di rumput dan berbicara tentang harapan dan impian kita, ketakutan akan tumbuh dewasa dan akhir dunia. Itu lucu."

Gadis itu berguling tengkurap, menopang wajah-nya dengan tangan dan siku di rumput halaman belakang rumah-nya, dekat Izana, yang menoleh ke arah (Name). Dia tersenyum. "Haha! Setuju."

"Izana, cium aku!" (Name) terkekeh kecil, menunggu bibir milik si calon psikopat berambut putih.

"Enggak."

"Oh ayolah!" (Name) menghela nafas. "Gue mendapatkan satu kali tanpa mengetahui itu yang terakhir!" Dia menetes air mata palsu untuk drama.

"Itu bukan yang terakhir. Aku udah memberitahu-mu, (Name) sayang." Anak laki-laki itu menghela nafas, tetap menatap langit. "Aku ingin lebih mengenal satu sama lain. Baru seminggu lebih sedikit. Aku ingin tahu siapa kamu dari pengalaman. Seperti yang kau katakan sebelumnya, apa yang kau suka? Hal-hal kecil apa yang kau hargai? Ketakutan dan harapan dan impian?"

"Hm, kau sudah tahu apa yang aku suka, bibir-mu! Aku menghargai perasaan bibir-mu di bibir-ku. Aku takut aku tidak akan pernah bisa mencium-mu lagi. Aku harap aku bisa mencium-mu lagi. Aku bermimpi berbagi ciuman lagi dengan-mu!" (Name) menyeringai nakal, dan Izana menyipitkan mata-nya pada gadis yang lucu itu.

Cowok wattpad berambut putih menghela nafas dan duduk, menyilangkan kaki dan menghadap teman-nya. "(Name), gue gak mau buru-buru. Maksud-ku, ngapain buru-buru?"

"Yah, maksud-ku gak ada. Tapi kenapa menunggu?"

"Pfft-! Kita memiliki sepanjang waktu di dunia!"

"Tapi ada banyak kemungkina-"

"Hm?" Izana memiringkan kepala-nya dengan penuh rasa ingin tahu saat dia menunggu jawaban gadis itu.

"Kematian adalah hal yang ada di dunia ini, kau tahu?"

"Apa? Apa kau berencana untuk segera mati?!" Calon psikopat berambut putih itu menyipitkan mata-nya ke arah gadis itu, mengamati dengan cermat saat gadis itu melompat dari pertanyaan yang tiba-tiba.

"Uhm," (Name) cepat-cepat mencoba mundur dari situasi itu, menggosok bagian belakang leher-nya. "Tidak, gue cuman-"

"Apa ada sesuatu yang gak kau katakan pada-ku? Apa kau mengkhawatirkan-nya? Jika kau dalam masalah, katakan pada-ku. Kau selalu mengangkat topik ini dan kemudian mengabaikan-nya seperti tidak ada apa-apa." Izana melihat ke bawah ke pangkuan-nya, memainkan jari-jari-nya. 

"Aku sangat menyukai-mu dan aku ingin kau tetap di sisi-ku. Tapi di saat yang sama, seperti-nya kau berencana meninggalkan-ku begitu cepat, (Name). Aku merasa sebagian dari diri-mu telah pergi! Seperti kau terburu-buru karena kau sudah merencanakan-nya suatu hari nanti, kau hanya akan meninggalkan semuanya seperti Nichi-... (Name), apa kau baik-baik saja?"

Itu benar. Izana mengerti dengan cepat atau mungkin (Name) membuat-nya terlalu jelas. Izana tidak bisa menahan diri-nya. Hanya itu yang ada di pikiran-nya dan dia tidak bisa menghentikan kata-kata itu keluar dari bibir-nya.

Katakan pada-nya!

(Name) berdebat dengan diri-nya sendiri, mendesak diri-nya untuk mengucapkan kata-kata, menceritakan semua yang terjadi pada-nya.

Siapa sebenar-nya yang dia lindungi?

Pikiran (Name) terganggu oleh tangan di wajah-nya, dan mata-nya berkedip ke arah mata Izana. Izana mengusap pipi (Name).

Apakah (Name) menangis?

(Name) mengerjap dan pandangan-nya kabur dengan genangan air mata, perjalanan air mata dihentikan oleh jari teman-nya.

"Aku gak ingin kamu melakukan ini sendiri..." Kata Izana pelan.

Kesadaran menghantam (Name) pada kata-kata itu dan dia menggelengkan kepala-nya, "Oh tidak, Izana! Bukan itu yang terjadi pada-ku, aku janji!" (Name) membereskan bekas air mata-nya. "Jika aku merasa seperti itu, aku akan segera memberitahu-mu."

Itu tampak seperti gelombang kelegaan membanjiri wajah Izana dan dia menghela nafas bersyukur, "Oh, syukurlah. Tapi apakah kau tidak ingin memberitahu-ku? Gue ngerti, kok."

"Itu cuman... rumit." (Name) menyimpulkan. "Dan kau satu-satunya hal dalam hidup-ku yang tidak rumit. Tapi aku khawatir karena aku takut itu akan segera berubah."

"Gak ngerti."

"Kesehatan-ku. Gue gak tahu harus berbuat apa. Gue gak bisa melepaskan diri dari tubuh yang lemah ini. Kau adalah satu-satunya yang menyelamatkan-ku dari kesakitan ini, Izana. Pada akhirnya, itu akan berubah. Kau gak bisa selalu ada untuk menyelamatkan-ku. Kesehatan-ku, tidak mungkin seperti itu."

(Name) sadar dia mungkin terdengar bodoh, pikiran-nya kemana-mana dan dia bahkan tidak bisa mengeluarkan kata-katanya dengan benar.

"Gue bakal selalu menemukan cara untuk menyelamatkan-mu!"

(Name) tertawa, mengamati ekspresi wajah-nya dan memperhatikan kerutan tekad. (Name) menghela nafas, "Kau serius?"

"Tentu saja."Izana mengerutkan kening. "Ketua macam apa kalau dia gak bisa menyelamatkan orang yang dia sukai?"

"Izana, gue gak bisa diselamatkan." Kata (Name) sambil menunduk untuk menghindari tatapan penuh tekad dari pemuda itu. Tapi kepala-nya terangkat dan detak jantung-nya meningkat ketika dia merasakan bibir Izana di bibir-nya. Sesuatu yang (Name) rindukan sejak terakhir kali Izana mencium-nya. 

Izana menyandarkan kening-nya ke dahi (Name), ibu jari menyentuh sisi wajah S/C-nya, lalu menurunkan tangan-nya ke tangan (Name), mengaitkan jari kelingking-nya ke jari kelingking (Name) yang lebih kecil, mendengar (Name) tertawa kecil. Izana dengan kuat meremas jari (Name).

"Aku akan menyelamatkan-mu." Kata Izana pelan. "Gue janji."

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

14 𝑯𝒂𝒓𝒊 ↪ 𝑲. 𝑰𝒛𝒂𝒏𝒂Where stories live. Discover now