Part. 17 Hari terakhir

830 119 4
                                    

KOOKTAE AND JAETAE

Typo everywhere

⚌⚌⚌⚌⚌⚌⚌⚌⚌⚌⚌⚌⚌⚌⚌⚌⚌⚌⚌⚌⚌

Sudah sekitar 2 bulan lebih taehyung tak pernah terlihat, tak ada satupun dari usaha keluarganya ataupuj jungkook dan jaehyun berhasil menemukannya.

Keadaan keluarga dan juga kedua pria itu sangat tak baik-baik saja, jungkook bahkan tak bisa fokus pada pekerjaannya karena terus memikirkan taehyung yang entah berada di mana, dia juga sering melewatkan makanannya sampai harus terus di ingatkan.

Jungkook juga sudah mendapatkan restu dari keluarganya karena tuan jeon juga merasa prihatin dengan keadaan sang anak yang seperti itu, apalagi istrinya yang terus merasa bersalah dan berpikir jika dialah penyebab jungkook jadi seperti itu.

Jadi jungkook tak memiliki penghalang apapun untuk bisa bersama dengan taehyung dan semua terserah lagi pada taehyung apakah dia akan memilih dirinya atau jaehyun dan dia sudah mencoba menerimanya.

"Aku merindukan mu tae, kau di mana" Ucapnya sambil memandang foto taehyung yang ada di ponselnya sebagai walpapernya.

__________
_____

Sama halnya dengan jungkook, jaehyun juga sangat frustasi sekarang karena kesayangannya belum juga di temukan dia tentu bekerja sama dengan jungkook untuk mencari taehyung namun belum ada apapun yang di temukan olehnya.

Jaehyun jadi sedikit pendiam dan juga sering tak fokus apalagi saat pelajaran ataupun mengurus berkas perusahaannya yang memang tanggung jawab.

appanya tentu terus mengatakan jika dia lebih baik meninggalkan taehyung dan mencari yang lain namun jaehyun terus berpegang teguh pada hatinya karena jaehyun tak akan pernah lagi merasakan cinta lagi jika nanti taehyung memilih jungkook.

tapi tentu dia mengharapkan taehyung akan memilihnya karena jaehyun tak akan sanggup jika taehyung meninggalkannya, taehyung sudah seperti separuh dari jiwanya jadi jika sampai dia pergi maka jaehyun tak akan pernah memiliki kebagaian lagi dalam hidupnya bahkan dia merasa jika lebih baik dia mati saja nantinya.

"Kembalilah kumohon" Ucapnya dengan isakkan.

Dia tak tahu saja jika seseorang yang adalah appanya melihat dirinya yang sangat rapuh itu dari pintu yang sedikit terbuka itu.

Menghela nafas dan berjalan pergi dari sana, dia mengambil ponselnya di dalam sakunya dan menelfon seseorang.

"Apa kau sudah menemukannya"

"..."

"Berusahalah, katanya kalian sangat handal tapi kenapa sampai sekarang seseorang saja tak bisa kalian temukan"

"..."

"Jika terjadi sesuatu pada anakku, kalianlah yang akan menanggung akibatnya"

Setelahnya diapun memutuskan panggilan itu, berhenti sejenak dan melihat ke arah luar melalui jendela besar itu. Mungkin dia terlalu keras pada anak tunggalnya itu dan berpikir jika semua demi kebaikan untuk putranya, tapi nyatanya itu karena keegoisannya yang tak ingin menanggung malu karena hubungan yang di jalani oleh putranya.

Tapi sekarang sepertinya dia mulai mengerti dan akan menyerahkan semuanya pada anaknya saja karena dia tak mau kehilangan anaknya itu.

______________
_______

"Hyung, apa kau sekarang sudah memiliki perasaan untukku" Tanya jimin pada yoongi yang saat ini berada di sebelahnya. Jimin mengajak yoongi untuk berjalan-jalan sebentar di taman dan berakhir di bangku taman ini. Dan ini adalah hari terkahir dari perjuangannya untuk meluluhkan perasaan yoongi.

Yoongi hanya diam seperti tak ingin menjawab perkataan jimin dan jimin yang menunggu mulai memiliki raut kekecewaannya di wajah tampannya itu.

"Apa hyung tak merasakan sedikit saja sesuatu, mungkin seperti ini" Jimin menggenggam tangan yoongi dan itu membuat yoongi melihat ke arahya tanpa ekspresi apapun.

"Apa memang tak ada?, kenapa tidak menjawab hyung?" Jimin tentu menginginkan sedikit saja jawaban dari yoongi meskipun dia mengatakan ada sedikit getaran di dalam dirinya maka jimin akan terus mengejarnya sampai getaran itu menjadi besar dan berkahir dia mencintai jimin. Namun jika tidak maka ini memanglah hari terakhir untuk dirinya dan lagi jika benar-benar seperti itu dia akan menerima tawaran appanya untuk  kuliah di luar negri mengingat tinggal 2 minggu lagi mereka akan lulus dari sekolah itu.

"Kumohon katakan sesuatu hyung, aku tak bisa jika kau hanya diam seperti ini"

Yoongi masih tetap diam dengan wajah yang masih sama, jimin bahkan tak bisa melihat apakah ada cinta di matanya itu atau tidak. Lagi-lagi jimin tertawa di dalam kepalanya akan perasaaannya juga perjuangannya meskipun belum terlalu lama, namun itulah perjanjian yang dia buat bersama yoongi dan juga appanya, karena jika dia tak mempunyai sesuatu yang harus membuat dia bertahan di sini maka sebaiknya dia mengikuti keinginan appanya itu.

Perlahan jimin melepaskan tangan itu "Tak perlu menjawabnya hyung, aku sudah tahu" Katanya yang sekarang mulai berdiri dari duduknya, sementara yoongi sedikit terkejut saat jimin melepaskan tangannya dan berdiri sekarang.

"Maaf karena menganggumu selama ini, dan tenang saja mulai dari hari ini aku tak akan mengganggumu lagi karena hari ini adalah hari terakhir perjanjian kita" Katanya dengan pandangan lurus ke depan, dia harus sekuat tenaga menahan isakkan yang akan keluar darinya, karena bagaimanapun ini terasa sakit.

"Tolong bahagialah dengan seseorang yang kau cintai begitupun dirinya. karena selagi kau bahagia, aku juga akan merasa bahagia untukmu " Katanya "Mm, kalau begitu aku pergi, maaf meninggalkanmu" Setelahnya jimin segera pergi meninggalkan yoongi yang hanya terdiam kaku di sana.

Saat sudah semakin jauh air mata jimin tak bisa lagi di tahan olehnya, itu mengalir tanpa permisi oleh dirinya, dia menggigit bibirnya agar menahan suaranya dengan sebelah tangannya yang menghapus air mata itu.

Dia berhenti sejenak dan mengambil sesuatu di dalam saku celananya, yaitu sebuah kotak yang berisikan sebuah gelang yang jika yoongi menerimanya maka dia akan memberikan itu padanya sebagai tanda jika mereka sudah menjadi sepasang kekasih.

Namun ternyata dia hanya terlalu berharap saja, dia sadar jika untuk meluluhkan hati yoongi itu memerlukan perjuangan yang lama tapi dia tak memiliki waktu lagi jadi dia terus berusaha selama ini.

"Sial!, ada apa denganku" Kesalnya dengan dirinya sendiri. Setelahnya dia mengantongi lagi kotak itu dan berjalan pergi dari sana.

Tapi jimin tak menyadari dan melihat jika seseorang yang dia tinggalkan itu matanya sudah berkaca-kaca namun tentu dia dengan sekuat tenaga menahannya.

"Maafkan aku" lirihnya dengan kepala tertunduk juga tangan yang meremat celananya.




















~~~𝑇𝐵𝐶~~~

𝐷𝑜𝑛'𝑡 𝑓𝑜𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑡𝑜 𝑣𝑜𝑡𝑒 𝑎𝑛𝑑 𝑐𝑜𝑚𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑖𝑓 𝑦𝑜𝑢 𝑡ℎ𝑖𝑛𝑘 𝑖𝑡'𝑠 𝑔𝑜𝑜𝑑.

Selfish Love [K•𝐕] [J•𝐕] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang