Dekubaku💚🧡

3.1K 161 92
                                    


.
.
.

"Melompatlah dari gedung jika kau tidak terima dengan takdir yang tuhan berikan padamu, berharaplah kau akan menjadi orang yang sedikit berguna di kehidupan yang selanjutnya".

(Moon maap kata" gasesuai di anime)

Deku hanya diam mendengar penuturan Bakugou yang menyuruhnya bunuh diri, bagaimana seseorang menyuruh orang lain bunuh diri tanpa beban seperti itu.

Izuku menatap telapak tangannya setelah orang orang itu pergi, dia berada di kelas sendiri dengan tubuh basah kuyub akibat juss jeruk yang bakugou tumpahkan padanya, Dingin.

Ruangan kelas yang sepi, angin sepoi-sepoi terhembus melalui celah jendela yang terbuka, cahaya orange yang indah memasuki kelas malah terasa menambah kesepian

Izuku menekuk lututnya lalu memeluknya, apa arti hidupnya selama 14 tahun? Apa arti hidup itu? Izuku tidak mengerti, dia tidak paham dengan sistem dunia ini yang mengatakan bahwa yang kuat akan selalu berkuasa.

Tapi bukankah seharusnya yang kuat harus melindungi yang lemah bukan menguasai yang lemah? Izuku sudah lama hidup seperti ini, dia selalu menjadi tindasan dari orang orang yang menganggapnya pecundang, tapi memang itulah kenyataannya...dia hanya seraang pecundang yang bahkan tidak tau caranya melawan.

Jadi bahan ejekan dan Bullian, tidak memiliki teman, dan bahkan tidak memiliki tujuan hidup sama sekali.

"Aku harus bagaimana Kacchan?" Bisik Izuku dengan tetesan bening mulai keluar dari kelopak matanya, tetesan itu terus jatuh hingga membuat aliran air mata.

Izuku terisak dalam suasana sunyi di dalam kelas, tak ada siapapun, tak ada yang menemaninya menangis, tak ada yang menenangkannya atau menangis bersamanya.

"Ibu...aku harus bagaimana" Bisik Izuku lagi, disaat seperti ini...ibunyalah yang pasti akan memeluknya dan menangis bersamanya.

.
.
.

Izuku sampai di rumah ketika hari sudah malam, dia tersenyum pada ibuya yang membukakan pintu dengan berlinang air mata.

"Izuku~"

"Maaf terlambat" Izuku berusaha menahan isakan dan air matanya lagi, meskipun sudah cukup menangis tapi nyatanya rasa sakit di hatinya tetap tidak hilang.

Padahal ibunya sudah menangis dan memeluknya.

"Izuku!"

"Maafkan aku, Hiks-" satu isakan berhasil keluar darinya, izuku tidak bisa menahan tangisannya lagi, izuku menangis di pelukan ibunya.

Setelah menangis, Izuku mandi dan mengganti bajunya, setelah itu ibunya mengobati lukanya dengan tangan bergetar.

"Izuku, bagaimana kalau kita pindah saja?"

"Tidak akan ada yang berubah meskipun pindah bu..." Jawab izuku dengan senyuman ringan dan tatapan sayu.

"Tapi izuku" Inko kembali terisak.

"Ini sudah tidak lama lagi" izuku mengusap air mata ibunya.

"Jangan mengatakan itu izuku, jangan mengatakan seolah kau akan meninggalkan ibu" Inko menggenggam tangan anaknya yang mengusap air matanya.

Mereka berpelukan, siapa yang bisa mengalahkan hubungan ibu san anak ini? Mereka hanya berdua, dn dunia begitu kejam pada mereka.

.
.
.

Seperti hari hari biasanya
Ketika izuku memasuki kelas maka semua orang akan berbisik dan menertawainya.

Izuku tidak melakukan apapun kecuali menunduk hingga ke tempat duduknya, kadang ada anak yang menjulurkan kakinya ketika izuku lewat hingga izuku terjatuh dan menjadi bahan tawaan.

OneShot DekuBaku [DekuBaku]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant