Taeyong - ex criminal

917 40 1
                                    

-hanya fiksi-












Tok-tok-tok

Aku mengikat asal rambutku dengan tinggi lalu memutarnya mengelilingi ikat rambut ku "sebentar" aku membuka knop pintu aparterment ku.

Mata kami bertemu saat aku mengangkat pandangan ku, dia sipemilik kamar 203 tepat disamping kamar aparterment ku. Kini orang itu ada dihadapan ku dengan pakaian serba hitamnya, aku jelas mematung bagaimana tidak seluruh pemilik kamar aparterment saja takut padanya apalagi aku yang tinggal bersebelahan.

Perlahan ia tersenyum "k-kenapa ya?" Tanya ku gugup ini kali pertama setelah dua tahun ia tinggal disebelah ku dan kami baru saling tatap, jelas aku takut dia adalah mantan kriminal yang kasusnya terkenal walau itu bukan salahnya tapi tetap saja dipenjara diusia 17 tahun dan keluar umur 37 tahun membuat siapa pun mengasihaninya sekaligus takut terhadapnya.

"Ini paket anda" dia menyodorkan paper bag padaku, tangan ku bergetar kala menerima paper bag dari tangan putih susu yang sangat putih kinclong itu. Aku akui dia sangat tampan dan benar benar manis. "Seseorang menitipkan pada saya" aku lagi lagi tersenyum kepadanya.

Aku menganggukkan kepalaku "terima kasih tuan" ucap ku terpanah sekaligus takut, andai bisa mengungkapkan betapa aku sangat respect dengan tanggung jawabnya. Dia membunuh untuk menolong seseorang saat itu pula dia menyerahkan diri kekantor polisi.

Status masyarakatnya membuat lelaki itu sangat tertutup, kemana mana menggunakan topi dan masker penutup wajah, selalu menggunakan pakaian hitam, dan jarang bersosialisasi. Padahal dibalik masker itu aku menyadari wajah tampan seperti dunia komik.

"Tuan taeyong" saat lelaki itu mau kembali kekamarnya, dengan berani aku panggil dia untuk makan bersama sama dengan adikku. "Silahkan masuk" sapa ku saat taeyong sudah sampai didaerah penerimaan tamu, disana adikku Jake sudah menunggu.

Jake tersenyum jahil "siapa itu?" Tanya Jake terus memperhatikan gerak gerik taeyong yang sangat kaku apa lagi saat menatap aku, aku tentu sadar jika taeyong menatap ku bahkan saat aku menuangkan sup rumput laut dimangkuknya.
"Ngomong ngomong..Eemm..apa paman pacarnya kakakku?" Aku sontak melototi Jake sambil menginjak kakinya.

Taeyong mengangkat pandangannya secara perlahan atas apa yang Jake katakan "kenapa mau dengan kakak ku yang galak ini?" Aku makin ingin memarahi Jake karena mulutnya yang sangat lemes.

Dia tertawa, taeyong tertawa sedikit lalu mata kami bertemu dia berhenti tertawa dan tersenyum. Tapi tidak menjawab pertanyaan adikku.

...

"Nanananna nanana" aku bersenandung pulang malam hari dari kampus tempat ku belajar, melewati jalan jalan sepi dijam hampir tengah malam. Untung sudah biasa jadi tidak takut, hanya khawatir sedikit.

Aku melangkah naik menyusuri jembatan yang sangat sepi, disaat itu pula aku melihat seseorang yang akan lompat kebawah, bahkan siap terjun "STOPPP!! Jangan bergerakkkkk!" Aku berlari sekuat tenaga memeluk lelaki itu dari belakang, "aku mohon! Jangan akhiri hidupmu seperti ini, aku mohon. Turunlah hikkss" aku malah menangis, ku rasakan ia mengangguk lalu aku membantunya turun dengan perlahan.

Mata kami bertemu, dia lee taeyong "t-tuan? K-kenapa?" Aku bernafas tertahan "k-kenapa seperti ini?"

"Aku sendirian didunia ini yn! Aku tidak punya siapapun! Apa semua mantan kriminal akan dipojokkan masyarakat seperti ini?" Aku menggeleng sambil menangis aku tau penderitaannya, ayahku pernah mengalaminya. "Ini negara hukum! Aku melanggar hukum dengan membunuh bajingan itu! Aku menyerahkan diri! Apa Harus aku bersujud dikaki masyarakat mengaku bahwa aku adalah orang paling kejam didunia ini" aku diam ia tidak bicara ia mendengarkan teriakan taeyong. "Apa aku kejam telah membunuh bajingan yang menghamili dan memutilasi adikku?" Aku menangis deras

NCT ONESHOOTWhere stories live. Discover now