4. Ciuman sesukamu

288 195 154
                                    

"Mau naik motor aja,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mau naik motor aja,"

"Masih gerimis, bee. Nanti sakit,"

"Ya udah, gak mau pulang."

"Ih, udah melem, sayang, tuh."

Vino tunjukkin jam di pergelangan tangannya ke Vio, nyaris pukul setengah sebelas malam. Dan malam ini cuaca gak lagi bisa di ajak kompromi.

Hujan juga gak ada niatan buat berhenti, masih nyisain gerimis kecil yang bisa bikin kuyup kalo maksa anterin Vio pulang pakai motor.

"Nginep, ya." ucap Vio lugas, gak ada ragu.

"Apaan? Enggak-enggak, aku pesenin taksi, siniin hape kamu."

Vio merenggut, tapi tangan terulur kasihin hapenya ke Vino gak rela.

"Mau pulang sama, bee."

"Pasti. Aku gak akan biarin kamu pulang di jam begini sendirian, gila kali."

Vio senyumnya di tahan, tatap lekat Vino yang masih fokus sama headphonnya buat pesan taksi. Kirain kan dia bakal pulang sendirian, ternyata pacarnya sepengertian itu. Jadi makin sayang.

Dan sepuluh menit terlewat, Vio dan Vino udah masuk ke dalam taksi. Vio sandarin kepalanya ke bahu lebar Vino, kedua tangan rangkul sebelah tangan Vino-nya posesif.

"Biar aku yang bayar, ya?" Vio bicaranya pelan, tulus, gak ada maksud apapun.

"Aku aja,"

"Nanti kamu bayar double dong."

"Bang enu ngasih tips, aku juga ada pegangan. Lagian ini cuma taksi."

Vio gak balas lagi, Vino memang gak bisa di resist orangnya, tapi dia memang cukup dewasa kok.

"Besok, malming. Aku ajak keluar ya,"

"Kemana?"

"Kemana aja, cari makan atau apa. Kangen jalan sama si tukang ngambek."

Vio mencebik, pukul sekilas lengan Vino yang di rangkul. Masih sandarin kepala di bahu, beringsut cari kenyamanan.

"Bukannya nanti bawa makanan kalo kelar kerja?"

"Ya, aku tolak. Paling nanti gantinya dapet uang tip, lumayan buat rokok."

"Rokok, mulu."

"Terus apa?"

"Ya apa kek, yang lebih bermanfaat."

"Uang tip ya paling cuma cukup beli rokok, terus apa? Kond— mphh,"

Vio bungkam mulut Vino segera pakai tangan, mendecak kesal kasih isyarat pakai lirikan mata ke depan, ada pak supir goblog ngomong yang bener. Begitu mungkin maksudnya.

"Aku gak pernah yah suruh begitu, awas aja."

"Ya lagian mau di pakai sama siapa, anjir. Pacarku kan kamu, kamu mana mau."

[1] 𝘊𝘢𝘭𝘷𝘪𝘯𝘰 & 𝘝𝘪𝘰𝘭𝘭𝘦𝘵𝘢✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang