十一

29 5 0
                                    

"Rhino tanya tentang lo ke gue" Haru menatap Sihyeon sejenak lalu kembali membaca catatan lama Sihyeon. Saat ini dia disibukkan dengan ujian di jurusan kedokteran hewan, namun dia juga harus menyelesaikan skripsi jurusan sastra Jepangnya.

Jadi dia tidak sepenuhnya bohong menggunakan kuliah sebagai alasan dia mengundurkan diri di pet care. Yang berujung Rhino tolak dan mengatakan dia hanya cuti.

Atasan mana yang sebaik Rhino?

Dan juga, karena khawatir Haru tidak akan memperhatikan dirinya sendiri, Sihyeon memaksanya untuk pindah tinggal bersamanya saja. Itu pun setengah karena Rhino yang terus memaksa Sihyeon untuk mengecek Haru sehari sekali, padahal Sihyeon juga harus memperhatikan pacar mudanya, Mingyu.

"Kasih tau aja, toh itu bukan rahasia" kata Haru kemudian. Dia tidak yakin dia bisa menceritakan masalahnya dengan mulutnya sendiri, lebih baik dari Sihyeon atau temannya yang baru saja wisuda kemarin.

"Ada batas?" tanya Sihyeon.

"...tidak"

Mendengar itu, entah mengapa membuat Sihyeon tertarik. Dengan cepat dia menarik kursi yang Haru kenakan. Haru tidak terkejut lagi.

"Apa ini? Akhirnya lo biarin dia masuk ke hidup lo?"

"...mungkin" kata Haru sambil mengingat bagaimana perhatiannya Rhino waktu itu dan betapa kerasnya dia berusaha membuat Haru tetap berada di sisinya, seolah takut akan kehilangannya.

Padahal itu tidak akan mungkin terjadi.

Mungkin Haru memang sering merasa tidak berdaya dan kehilangan pikirannya untuk sesaat. Namun dia selalu bisa mengendalikan dirinya dengan cepat sebelum musibah terjadi.

Tapi seperti kata Sihyeon dan Aya, bahwa manusia selalu ada batasnya dan itu memang terbukti. Haru jadi teringat kembali hari dia ikut Rhino ke rumah keluarganya dan tampak sangat ingin menghilang. Beruntung ibu Rhino langsung menariknya kembali.

"Eh, dia tanya lo mau makan apa besok siang?" tanya Sihyeon.

"Gue gak akan sempet makan sih besok kayaknya. Abis ujian langsung pergi konsul" kata Haru.

"Sandwich aja kalo gitu" putus Sihyeon. Haru hanya memberi sinyal 'ok' melalui jarinya dan melanjutkan kegiatan belajarnya.

....

Haru menatap Rhino seolah dia adalah hantu. Tentu saja. Haru tidak mengira jika Rhino akan datang seorang diri membawakan makan siang untuknya. Selama ujian, Rhino rajin mengirimkan makan siang dan makan malam untuknya, tapi itu selalu lewat Wooyoung atau tidak Seonghwa yang mengetahui baik gedung jurusan kedokteran hewan.

"Aku gak ganggu 'kan?"

Haru menggeleng, lalu dia membulatkan matanya menyadari Rhino menggunakan kata 'aku' sekarang.

Baiklah. Sepertinya Rhino serius akan ucapannya dan tengah berusaha.

Karena Haru juga sudah membiarkan dirinya untuk masuk ke dalam hidupnya, maka dia membiarkan saja hal itu terjadi.

"Makan aja dulu, nanti aku antar ke gedung jurusan sastra"

Jurusan sastra memang berada di ujung lainnya kampus, maka Haru harus berlari setelah selesai ujian agar dia tidak telat untuk konsul.

"Atau kamu bisa makan di mobil" saran Rhino ketika Haru akan duduk. Haru mengecek jam di hp nya lalu mengangguk setuju.

Keduanya akhirnya masuk ke dalam mobil, dengan Rhino membawanya sedikit pelan dan kadang memperhatikan Haru yang sibuk menghabiskan makan siangnya dengan cepat.

"Sa-aku...gak tanya tentang masa lalu kamu ke Sihyeon atau Aya" aku Rhino sedikit melirik Haru untuk melihat respon perempuan itu.

Tidak seperti dulu, Haru hanya menatapnya biasa dengan pipi mengembung karena penuh akan makananan. Rhino tersenyum dan mengusap pipi itu lembut yang menyebabkannya hampir menabrak kotak sampah di hadapannya.

Sial. Itu memalukan.

Hanya karena berusaha bersikap manis pada Haru, dia jadi lupa akan sekitar.

Haru mengusap kepalanya yang kembali terbentur dashboard. "Kakak beneran gak pinter bawa mobil" ejeknya mulai tertawa kecil.

Itu tawa pertamanya setelah kejadian itu. Rhino ikut tertawa di sampingnya, karena dia menganggap ini juga lucu.

Karena Haru, dia terus melakukan hal konyol yang belum pernah dia lakukan.

.

.

.

To be continue...

[✓] Leeknow | 春 (Spring)Where stories live. Discover now