2. Changed

53 5 4
                                    

.
.
.

Haoyu mencoba membuka matanya, terasa berat tapi dia semakin memaksa matanya untuk terbuka. Cahaya terang yang berasa dari atasnya mulai terlihat dan semakin silau.

"Om Riki! Om Santa! Patrick sadar" terdengar suara masuk kedalam pendengarannya. Tapi kenapa ada nama Patrick? Dan siapa Om Riki dan Om Santa itu?

"Nine tolong panggilkan dokter" terdengar suara lain menyahuti. Siapa lagi itu Nine?

Haoyu mulai membiasakan pandangannya yang mulai terlihat jelas, dia melihat 2 orang pria yang mungkin seumuran orang tua nya jika masih hidup disamping tempatnya berbaring.

"Pai, Sudah sadar? Pai haus? Ada yang sakit nak?" Salah satu pria yang lebih pendek dan manis dari yang satunya bertanya dengan wajah cemas pada Haoyu, tapi siapa itu Pai?

"Riki jangan membrondongnya seperti itu, dia terlihat bingung" sahut pria yang lain. Fitur wajahnya tegas tapi nadanya terdengar lembut.

Suara pintu mengalihkan perhatian mereka. Masuk seorang dokter dan perawat disusul laki-laki yang mungkin seumuran atau diatas Haoyu sedikit.

"Selamat siang, saya akan mengecek keadaan Patrick terlebih dahulu" Ucap Dokter sambil memeriksa kondisi serta infus disebelah ranjang.

"Apa yang kau rasakan Patrick?" Tanya samg dokter

Haoyu terlihat bingung, "Siapa Patrick?" Ujarnya

"Astaga kau lupa ingatan? Kau Patrick. Jangan-jangan kau lupa padaku, sebut namaku pai?" Tanya laki-laki yang mungkin bernama Nine itu. Haoyu menggelengkan kepalanya, dia tidak kenal dengan laki-laki didepannya.

"Kalau mereka berdua?" Tanyanya lagi. Lagi-lagi Haoyu cuma menggelengkan kepalanya.

"Dok, bagaimana ini anak saya?" Pria berfitur wajah manis itu bertanya pada samg dokter.

"Apa kepalamu terasa pusing Patrick?" Tanya Dokter kepada Haoyu.

"Sedikit" jawab Haoyu dengan pelan

"Jangan khawatir, mungkin ini salah satu efek samping dari kecelakaan dan operasi. Keadaan anak anda sekarang sudah stabil. Setelah ini akan saya lakukan pemeriksaan lebih lanjut, jangan lupa perbanyak istirahat dan jangan biarkan dia berfikir keras" ujar sang dokter kepada kedua pria tersebut, dan berlalu keluar dari kamar.

"Pai sekarang istirahat ya, jangan mikirin apa-apa. Ini kening kamu sampe berkerut" pria berfitur wajah manis itu mengelus kening Haoyu lembut.

"Mau ke kamar mandi" ucap Haoyu, segera saja pria itu membantu Patrick untuk beranjang dari ranjang dan memapahnya menuju kamar mandi di ruangan itu.

"Perlu bantuan?" Tanyanya saat sudah berada di depan pintu kamar mandi

"Aku bisa sendiri, tak apa" jawab Haoyu.

Setelah menutup pintu toilet, Haoyu hanya berdiam diri didepan cermin wastafel dengan pandangan kebawah. Haoyu menghela napas, pikirannya berkecambuk. Semua orang di kamar tadi tidak ada yang dia kenali, dan namanya bukan Patrick tapi Haoyu. Yin Haoyu.

Pandangannya mengarah ke cermin didepannya. Seketika matanya terbelalak, tangannya menyentuh bagian wajahnya.

Didepannya bukan wajah miliknya, didepannya wajah milik orang lain. Tangannya bergetar, seluruh tubuhnya terasa lemas seketika. Refleknya masih bagus hingga berpegangan pada pinggiran wastafel, mencegahnya jatuh ke lantai dingin toilet.

"Aku Patrick.."

"...Tolong bantu aku..."

"Kau bisa gunakan tubuhku"

Haoyu menetralkan napasnya yang berderu cepat. Jantungnya berdetak cepat saat mengingat perkataan seseorang bernama Patrick yang mungkin dari mimpinya pada saat itu.

Haoyu lagi-lagi menyentuh wajahnya dengan tangan bergetar, masih tidak percaya dengan apa yang terjadi dengan nya saat ini.

"Bagaimana bisa...."

.

Haoyu tengah berbaring di ranjang nya ditemani pria bernama Rikimaru dan Santa yang ternyata adalah papi dan papa dari Patrick sedangkan anak laki-laki yang mungkin sebaya dengannya tadi bernama Nine merupakan kakak sepupunya tapi dia sedang pulang kerumah. Haoyu baru saja selesai melakukan pengecekan lebih lanjut.

Dokter mendiaknosis Haoyu mengalami hilang ingatan sementara karna benturan yang terjadi saat kecelakaan. Padahal Haoyu tahu betul dirinya tidak hilang ingatan tapi jiwanya berpindah. Tapi bagaimana bisa dia bercerita bahwa sebenarnya dirinya bukan Patrick tapi Haoyu, anak laki-laki yang kecelakaan bersama Patrick. Bisa-bisa orang-orang akan menganggapnya gila, jadi Haoyu pasrah yg saja dengan apa yang terjadi.

"Hm... p-papi?" Haoyu memanggil Riki dengan nada tidak yakin, tapi mulai sekarang Haoyu harus mulai membiasakan dirinya ditubuh milik Patrick, lagi punya Patrick meminta tolong padanya jadi dia akan berusaha sebisa mungkin untuk membantu. Tapi pertama-tama dia harus tahu bagaimana kondisi tubuhnya yang mungkin berisi jiwa milik Patrick.

"Ada apa pai? Butuh sesuatu?" Jawab Riki

"Tidak, hanya ingin bertanya" sahut Haoyu pelan, agak ragu tapi dia harus tahu

"Boleh, tanyakan saja Pai" nada yang Riki gunakan terdengar lembut, membuat Haoyu semakin yakin untuk bertanya.

"Bagaimana keadaan anak laki-laki yang tertabrak bersamaku?" Haoyu memandang lurus Riki yang sedang duduk disampingnya

"Pai istirahat dulu saja, setelah sembuh akan papi beritahu keadaan dia" senyuman tipis selalu terulas saat dirinya berbicara. Tapi senyuman itu malah membuat Haoyu sedikit ada rasa mengganjal dihatinya

"Tidak usah memikirkan yang lain dulu, fokus saja sampai sembuh. Setelah itu papi dan papa pasti akan memberitahumu" tambah Santa yang berjalan kearahnya lalu mengelus kepalanya pelan.

Setelah memandang kedua orangtua Patrick itu Haoyu hanya mengangguk pelan. Dirinya bertekat akan melakukan yang terbaik apapun yang terjadi.

To be Countinue...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHANGED | Keyu x Patrick [Kepat] INTO1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang