Tanda Tanya

11 4 0
                                    


"Hai" Adalah suara yang pertama kali kudengar saat aku berhasil membuka mataku. Aku tak bisa melihat wajahnya, karena semuanya terlihat buram. Aku berusaha memfokuskan pandangan, tapi aku semakin kebingungan. Di mana aku? Aku tidak memberikan respon apapun, hanya melihat sekeliling dan berusaha mencerna apa yang terjadi. Setelah menyadari apa yang terjadi, aku bangkit dari tidurku dan menempatkan diri dalam posisi berlindung yang lebih baik. Bagaimana bisa aku terjebak dalam situasi ini? Bersama orang asing dalam sebuah ruangan? Apa yang terjadi?

"Tenangkan dirimu, oke, aku tidak akan menyakitimu." Ia menyadari apa yang kupikirkan dan segera mengambil langkah mundur dua langkah sambil memberi isyarat dengan kedua tangannya agar aku tenang. Aku pun sedikit lebih tenang, tapi tetap berhati-hati.

"Siapa namamu?" Ia berkata lagi.

"Siapa namaku?" Aku balik bertanya kepadanya. Maksudnya, aku bingung kenapa ia bertanya siapa aku. Aku berpikir, itu tidak penting bagi orang lain untuk mengetahuinya. Mereka hanya akan melupakanku keesokan harinya.

"Ya, namamu, apa yang dipakai orang-orang untuk memanggilmu." Ia menjelaskan dengan sabar.

"Aku tahu, aku tak mau memberi tahu namaku" Jawabku dengan suara pelan, akan sangat mengesankan jika ia mendengarku.

"Kenapa begitu? Apa kamu baik-baik saja? Dari mana asalmu?" Ia kembali bertanya. Kali ini aku bisa melihat wajahnya sedikit. Ia berdiri di sampingku, sedikit menunduk. Ia memakai kacamata, tangannya terlipat di dada. Aku tak mengamati detailnya lagi, kepalaku masih sangat pusing.

"Di mana aku?" Tanyaku panik, aku hanya tak ingin orang lain mengetahui diriku, aku tak ingin membicarakan diriku sendiri. Kenapa ia terus bertanya padaku. Orang-orang tak peduli tentang itu. Aku sangat yakin ia tak akan tahu di mana itu saat aku menyebutnya.

"Tadi kamu pingsan, aku hanya berusaha menolong. Tapi tenang saja, kamu aman sekarang. Aku janji akan mengantarmu pulang dengan selamat, setelah kondisimu membaik, oke." Ia berusaha menenangkanku.

Pingsan? Menolong? Pulang ke rumah? Aku bahkan tidak tahu apa yang kuinginkan. Aku hanya ingin kembali tidur dan tidak memikirkan apapun, tapi sepertinya dunia ingin aku melanjutkan ceritaku. Baiklah, aku akan mencoba lagi, tapi tolong izinkan aku tidur beberapa jam lagi.

"Tidak mau, aku akan pergi sendiri, aku hanya perlu istirahat sebentar di sini jika boleh, atau haruskah aku pergi sekarang?" Aku berusaha bernegosiasi.

"Kenapa begitu? Lebih baik aku mengantarmu ke rumah daripada kulaporkan orang hilang ke polisi kan?" Ia berkata dengan lebih serius daripada sebelumnya. Entah kenapa ia seperti takut padaku.

"Kenapa malah mengancamku, kalau begitu lebih baik aku pergi sekarang." Jawabku santai, tapi sebenarnya aku panik karena tak punya rencana dan tujuan.

"Tidak, tunggu, setidaknya ceritakan padaku bagaimana kamu pingsan, apa yang terakhir kali kau ingat?" Ia berusaha menahanku. Ia begitu baik hati. Tapi aku tak mau bercerita, maafkan aku. Aku menggelengkan kepalaku dan menunduk, berusaha keras agar tak menangis. Semoga ia mengerti dan segera pergi meninggalkanku.

"Sepertinya kamu membutuhkan bantuan. Ceritakan saat kamu siap, aku akan dengarkan." Jawabnya tenang.

"Tidak akan, aku hanya butuh beberapa waktu dan aku akan pergi. Aku tak mau merepotkanmu lebih banyak." Kataku keras kepala.

"Baiklah, aku akan pergi. Aku hanya menutup pintu, oke. Kamu masih bisa membukanya jika ingin keluar." Ia berkata sambil berjalan menjauhiku. Aku hanya mengangguk sedikit. Aku bahkan tak peduli jika ia berusaha mengurungku di sini.

Aku mengubur wajahku ke bantal, kemudian tanpa kusadari, air mataku menetes di sana. Maafkan diriku, telah membuat noda air mata di bantal orang. Dengan rasa bersalah, aku membalikkan bantal itu, berharap tak seorang pun melihat bekas nodanya. Aku juga mengusap air mata di pipiku dan mulai menyusun langkahku selanjutnya. Aku tidak mau diantar pulang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 19, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ceritaku yang ingin kamu dengarWhere stories live. Discover now