ένας

4K 255 1
                                    



Typo's


Suara teriakan, erangan dan sumpah serapah terdengar memekakkan telinga dari sesosok tubuh tergantung di atas tiang yang berada persis di tengah-tengah tempat yang terlihat seperti sebuah arena  penyiksaan.

Disisi kanan dan kiri arena terdapat berbagai macam senjata, pisau, cambuk dan lain sebagainya.

Teriakan dan umpatan paling kasar keluar dari bilah bibir sosok yang berada di atas tiang pasung adalah penanda dari kalimat terkahir yang akan ia ucapkan sebelum sang malaikat maut menjemputnya tepat di depan mata.

Sudah selesai.

Seluruh alur penyiksaan yang terjadi selama satu jam lebih ini sepenuhnya sudah terselesaikan.

"Travis urus bebedah ini.."

Suara datar itu terdengar, membuat Travis—sang tangan kanan, membungkukkan badan ; pertanda bahwa ia akan melaksanakan tugasnya.

"Tuan semua perlengkapan anda sudah siap."

Suara lain dari arah luar ruangan terdengar, membuat pria yang sedari tadi menggenggam sebuah cambuk perak itu memandang datar kearahnya.

Tak menunggu lama, lelaki dengan tato berbentuk naga yang melingkari setengah bagian lengan atasnya itu berjalan kearah luar arena. Cambuk perak ia letakkan di sebuah meja di samping pintu, biarkan nanti akan ada yang membersihkan semuanya.

Langkah tegasnya menyusuri lorong yang menghubungkan bagian arena dengan mansion mewah miliknya yang terpaut jarak kurang lebih dua puluh meter.

Seluruh penjaga yang berada di sudut kanan dan kiri lorong langsung menunduk hormat ketika sang tuan melewati mereka semua.

Sebuah pintu menjulang tinggi terlihat begitu megah—dimana terdapat sebuah patung naga melingkar menghiasi kedua sisi pintu yang berada di bagian sayap kanan mansion. Tempat ini adalah ruangan pribadi miliknya.

Ruangan luas yang didominasi oleh nuansa kelam yang begitu kentara. Di mejanya sudah tersedia sebuah berkas tapi, lelaki itu tak lalu mengambilnya. Tubuhnya harus dibersihkan sekarang juga, aroma darah dari permainan yang ia lakukan tadi masih tercium jelas.

Beberapa menit berlalu dan kini ia sudah siap dengan pakaian formal yang biasa ia kenakan.

"Tuan Kim mengajukan sebuah penawaran untuk anda.." didepannya, sang tangan kanannya mulai berbicara.

"Apa menguntungkan?."

Travis menimang, apakah hal ini termasuk sebuah keuntungan atau tidak.

"Sebuah kontrak kerja sama, tuan Kim juga seolah menawarkan puterinya untuk anda." Travis masih ingat apa yang tuan Kim katakan tempo lalu ketika mereka bertemu untuk membahas tentang kerja sama kedua perusahaan.

"Lamaran tersembunyi.." gumamnya. "Berapa ia mempunyai anak?." Tanyanya lagi.

"Anak kandungnya hanya satu, tapi tuan Kim memiliki seorang keponakan juga, dan seingat saya ia adalah seorang yatim piatu. Dan tuan Kim lah yang merawatnya selama ini." Jelasnya singkat.

"Travis ambil keputusan untukku.." orang itu—Travis, mengulas senyum.

Dia kembali. Tuannya yang sebenarnya telah kembali.

"Menurutku ini cukup menguntungkan. Jika kau menerima tawaran kerja sama dengan tuan Kim, maka seluruh perusahaan dan cabang perusahaan Kim akan sepenuhnya berada di bawah kuasamu. Tapi—"

"Tapi?." Tanyanya lagi.

"Kurasa tuan Kim agak sedikit memaksakan agar puterinya bisa menjadi pendampingmu, jika hal itu sampai terjadi, perusahaan Kim akan sepenuhnya menjadi milikmu jika kau benar-benar menerima tawaran tuan Kim ini.." ada jeda sejenak sebelum ia melanjutkan kalimatnya.

STYGIAN [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang