15

178 21 4
                                    

Happy reading:)






~ inti cerita ~


Jeongwoo sangat gugup saat ini. Kini ia sudah berada di meja serta cafe yang sama seperti saat itu.

Sudah 30 menit ia disana, sehingga latte didepannya sudah dingin. Namun Haruto tak kunjung datang.

Sebenarnya wajar saja Haruto tak kunjung datang karena Jeongwoo datang pada jam 19.30, padahal waktu pertemuan jam 8.

Suara lonceng berbunyi menandakan ada pelanggan yang masuk dan orang itu adalah Haruto.

Berjalan mendekati Jeongwoo lalu duduk tepat dihadapannya. Rasa gugup Jeongwoo hampir berada dipuncak nya. Ia melihat kertas kecil yang ia bawa sebagai contekan -apa yang harus ia katakan-

"Kau ingin minum apa?" Tanya Jeongwoo seraya memanggil pelayan.

"Sama seperti mu" jawaban Haruto itu membuat Jeongwoo mengernyitkan dahi.

'bukannya ia tidak suka latte?' Namun tetap saja di iyakan oleh Jeongwoo.

"Satu latte mbak"

Sambil menunggu latte yang dipesan datang, Haruto menatap Jeongwoo intens tapi setelahnya ia mengalihkan pandangannya pada meja.

Karena Jeongwoo yang tak memulai percakapan, akhirnya Haruto yang memulai.

"Jeongwoo, sungguh hidupku selama 4 tahun terakhir ini sangat tidak menyenangkan. Bahkan bisa dibilang aku kesepian." Ucapan Haruto terhenti karena pelayan membawakan latte dan menaruhnya tepat di depan Haruto.

Jeongwoo hanya memperhatikan Haruto, rasa gugupnya perlahan menghilang.

"Kupikir selama hidupku... Aku begitu munafik, seharusnya aku jujur saja tapi tetap saja itu tak bagus. Kenangan kita begitu indah tapi jika dilihat lebih teliti lagi ternyata tersimpan rasa sakit" Haruto menatap Jeongwoo tajam namun tiba-tiba menjadi teduh. Jeongwoo yang melihatnya merasa takut tapi kalimat selanjutnya yang keluar dari mulut Haruto membuatnya diam layaknya patung.

"Aku baru tau, ternyata kau sama Jeongwoo"








~flashback

Sebenarnya dulu Haruto dan Jeongwoo adalah teman semasa kecil. Mereka sering bermain bersama hingga tak mengenal waktu. Pagi, siang dan malam selalu bersama entah itu untuk bermain atau apapun.

Masa kecil mereka sangat menyenangkan, banyak canda tawa dan senyuman menghiasi mereka. Banyak kenangan indah dulu hingga-- pada permulaan kelas 4 sd, mereka tak saling berkomunikasi atau bertemu mungkin cuma berpapasan saja.

Faktornya karena kesibukan sekolah pada saat itu, lagipula mereka tidak satu sekolah. Pada umumnya, setiap seseorang tak ada dalam hidup kita mungkin akan merasa kesepian. Memang Haruto merasakannya tapi tak cukup lama karena seorang teman hadir dalam hidupnya.

Temannya itu adalah orang yang baru pindah di depan rumahnya. Orang itu bernama Juyeon yang memiliki senyum indah. Mereka berteman dekat sama halnya seperti Haruto dan Jeongwoo. Berbagi canda tawa dan senyuman yang menghangatkan.

Namun kejadian dulu terulang lagi sama seperti kalimat - setiap pertemuan pasti ada perpisahan -

Jika seseorang pergi, kepergiannya akan meninggalkan rasa rindu yang membuncah. Setidaknya hal yang kau lakukan adalah tidak melupakannya.

Juyeon melanjutkan SMP nya diluar negeri. Ahh sebenarnya Haruto tak rela temannya itu pergi, tapi itu sudah takdir. Dan sebenarnya setelah Haruto dan Jeongwoo tak berkomunikasi, Haruto memiliki sifat dan sikap dingin pada orang lain hingga tak sedikit yang memanggilnya 'patung berjalan dengan wajah tampan'

My Friend | Hajeongwoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang