15 : Nasihat Para Cowok

26.1K 1.3K 86
                                    

Chapter 15 : Nasihat Para Cowok

Jangan lupa vote ♥️

•••

Rafka mengantar Syerin pulang sebelum jam 5 sore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rafka mengantar Syerin pulang sebelum jam 5 sore. Hari ini, dia mengajak perempuan itu menikmati indahnya dunia. Membawanya ke tempat wisata, membuatnya lupa sesaat akan segala masalah yang tengah singgah. Kini, Rafka sendiri, di kamarnya. Beda dengan Danu yang selalu bertanggung jawab atas tugas-tugasnya sebagai dosen, Rafka malah sebaliknya. Lelaki 23 tahun itu memilih menghabiskan waktu dengan game online di laptopnya ketimbang menyelesaikan tugas wajibnya sebagai salah satu dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

"Woy, ngendep aja di kamar macam anak gadis!" seloroh Abian yang baru saja masuk kamar Rafka bersama Reykan.

Ngendep (Menyendiri)

Rafka sedikit melirik dan memberi senyum. "Yoi, lagi tanggung nih!"

"Basket kuy!" ajak Reykan.

"Mager," tanggap Abian cepat. "2 in," sahut Rafka.

Abian langsung merebahkan dirinya di ranjang king size milik Rafka, rutinitasnya sebagai dosen juga telah banyak merenggut waktu santainya. Iya, Abian juga dosen, tapi tidak di FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), melainkan FKIK (Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan). Abian memilih pendidikan kedokteran dan menjadi dosen di FKIK, sedikit mengambil bidang yang ditekuni Liana Kusuma Dewi, bundanya.

Sementara itu, seperti yang sudah kita ketahui, Reykan ada diposisi yang sama dengan Rafka. Anak kandung Selena dan Azkan itu juga menjadi dosen di fakultas yang sama dengan anak Danu dan Lea.

"Terus mau ngapain kalian ke sini?" Rafka meninggalkan laptopnya, ikut duduk di sisi ranjang yang ditiduri Abian.

Abian bangkit dari tidurnya. "Lebih ke kangen masa kecil sih."

"Iya, enak ya kecil dulu. Kita bisa main sesukanya tanpa punya beban dan tanggung jawab," sambung Reykan.

"Ya elah itu sih resiko jadi dewasa. Kalo gak mau dewasa ya mati muda aja, gampang kan?" pungkas Rafka dengan wajah dibuat menyebalkan.

"Halah, omdo lo, Raf!" tepis Reykan.

Abian menegapkan posisi duduknya. "Oh iya, Reykan cerita sama gue kalo lo udah punya incaran di Pradipta Utama. Mahasiswi sendiri? Semester 3? Anak Pendidikan Ekonomi? Bener?" interogasinya dengan pertanyaan bertubi. Rafka hanya mengangguk, sedikit tersenyum ketika mengingat perempuan yang di maksud.

"Sudah sejauh apa?" todong Reykan selanjutnya.

"Sejauh jarak benua Asia dan benua Antartika!" jawab Rafka enteng.

"Gue serius ngab!" Reykan memukul lengan Rafka keras.

"Seru nih bahas cewek! Berhubung sekarang kita udah sama-sama dewasa, gimana kalo gue tantang kalian untuk mendeskripsikan makhluk hidup bernama cewek/perempuan/gadis/wanita! Berani?!" celetuk Abian. Lelaki paling muda diantara Reykan dan Rafka.

"Ck... Kayak gak ada pembahasan lain aja!"

"Bilang aja takut lo, Raf!" Abian terkekeh kecil, lanjut melirik Reykan. "Sebagai yang paling tua, lo duluan!"

"Perempuan? Menurut gue, perempuan itu susah dimengerti tapi mudah mengerti. Mereka perasa, berhati lembut, dan penuh kasih sayang. Perempuan juga suka disayang, suka diperhatiin, dan suka kalo pasangannya peka tanpa di kode." Reykan mengembangkan senyum, membayangkan sosok perempuan yang suatu saat mampu mengisi kekosongan dihatinya.

"Mantap Bosque! Gak salah gue jadiin lo panutan!"

"Sekarang, giliran Rafka." Menoleh ke Rafka yang ada di samping kanannya.

Rafka mengangguk tipis. "Simple! Perempuan itu suka uang!" ucapnya remeh mengundang hujan tatapan tajam dari Reykan dan Abian.

"Heh bangsat lo! Dengan pernyataan lo yang begitu, sama aja lo bilang kalo Mama Lea matre, Bunda Liana dan Umi Selena juga gitu!" lontar Abian tak setuju.

"Ya beda lah, kita beda generasi bro! Di zaman sekarang, mana ada perempuan tulus, mana ada perempuan yang nolak kalo di kasih uang dan di—"

"Sttt, gue gaplok juga mulut lo, Raf!" potong Abian. "Daripada lo lanjut nyerocos, mending gue mendeskripsikan perempuan menurut pemikiran gue."

"Ya udah, sok atuh!" Rafka mempersilakan. Reykan mengangguk, sementara Abian sudah tampak punya banyak stok kata-kata manis untuk pen-deskripsian-nya.

"Perempuan itu manja, lucu, ngegemesin, suka perhatian juga suka memperhatikan. Mereka spesial, karena cuma mereka yang bisa 3 hal, yakni hamil, melahirkan dan menyusui. Itu sebabnya nabi bilang sayangi ibumu, ibumu, ibumu, ayahmu.

Dari sini kita bisa liat seberapa spesialnya perempuan. Semua perempuan akan jadi ibu pada masanya. Jadi pahlawan dan malaikat tanpa sayap untuk anak-anaknya. So, tugas kita sebagai laki-laki adalah menjaganya.

Jaga hatinya, jaga kepercayaannya, dan jaga kehormatannya."

UHUK

Sontak, Rafka tersedak ludahnya sendiri ketika Abian melontarkan kata-kata yang demikian menohok untuknya.

"Ngapa lo?" Abian melirik Rafka yang terlihat aneh ketika mendengar pendapatnya tentang perempuan.

"Gak papa, lanjut!" balas Rafka.

Abian meloloskan satu napasnya. "Ibu kita adalah perempuan. Jadi, jangan sekali-kali lukai perempuan. Jangan rusak perempuan kalo gak mau ibu, adik atau kakak perempuanmu diperlakukan sama!"

"Mantap Bi! Belajar dari mana?" Reykan menjabat tangan Abian. Ternyata Abang dari Aqilla itu juga bisa serius.

"Gue jadi kepikiran Syerin. Apa yang gue lakuin ini nyakitin dia? Tapi gue kan udah kasih dia banyak uang untuk pertanggungjawaban, gue juga mau temenin dia cek kandungan. Cuma kalo masalah nikah, gue belum siap. Ada banyak hal yang dipertaruhkan kalo gue nikahin dia. Gue harap semua ini gak bertambah buruk...."

•••

 Hai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai...

Maaf dan terima kasih.

Jangan lupa bahagia ☁️

Jangan lupa vote ☁️

See you....

RAFKA : BAD LECTURER (SELESAI) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang