Bagian 1

16 4 5
                                    

_______Randy Pangalila as Agam Saputra_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______Randy Pangalila as Agam Saputra_______

Kita berubah dari masa ke masa
Bukan berarti kita ingin terlihat berbeda
Mungkin cuma aku yang masih tetap merasakannya
Dan kamulah yang menjadi alasan
Tentang perjalanan perubahan diriku

______________________________________


Jalan Raya lengang di pukul 06.30 Wita, namun keringat peluh di pelipis Ana semakin deras mengalir dan disambut oleh bunyi tegukan air mineral yang masuk dalam kerongkongannya.

"Jogging bukan, lari pagi bukan. Demi ngejar bis pagi aja nih mesti gini" keluh Ana sambil mengelap peluh nya. Ransel yang lumayan menyimpan beban di punggungnya semakin lelah ditahannya, hingga akhirnya sebuah Bus berhenti tepat di halte didepan Ana berdiri.

Samarinda adalah kota yang terkenal dengan sebuah aliran sungai Mahakam yang menyimpan banyak cerita mistis. Ibukota dari Kalimantan Timur yang juga menjadi langganan banjir di saat hujan deras ataupun hanya rintikan semata ini terkenal dengan banyaknya perusahaan pertambangan yang notabene adalah salah satu pemasok pajak terbanyak di Indonesia.

Di kota inilah Ana, anak semata wayang dari orang tua, Ananta dan Andi Nugraha. Ana berkuliah di salah satu PTN terkenal di kotanya, Universitas Mulawarman, MIPA jurusan keilmuan kimia bahan obat dan alam.

Karena diberkahi kecerdasan, Ana sering dimintai tolong oleh dosennya untuk membantu rekan mereka di salah satu perusahaan besar di luar ibu kota, yaitu Balikpapan. Perusahaan yang bergerak di bidang perminyakan dan Gas.

1 minggu yang lalu, dia ditugaskan oleh dosennya untuk mengontrol kualitas dan quantity salah satu laboratorium di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan yaitu laboratorium analisis batu bara. PT CCIC Balikpapan.

"Bawa pakaian seadanya aja Nak, kan di sana nggak tinggal di mess atau di hotel. tinggal di rumah Pakde Mun kan An ?" Tanya bunda Ananta saat membantu menyiapkan perlengkapan untuk 2 bulan ke depan putrinya.

"Iya Bunda cukup satu koper itu aja kok. Balikpapan-Samarinda cuma kurang lebih 3 jam aja, Sabtu Minggu juga off Bunda. Jadi Ana bisa pulang kalau perlu apa-apa" jawab Ana

"Iya Bunda tahu. Lagian Bunda juga bisa kesana kalau misalkan Ayah libur atau enggak kerja."

"Oke Bunda"

Dan akhirnya Ana tiba di depan pagar rumah Pak De Mun. Rumah yang terletak dikawasan perumahan elite itu terlihat sepi, mungkin pak De Mun masih dinas luar kota, batin Ana.
Usai memencet bel, pagar bergeser dan nampak seorang wanita paruh baya tersenyum menyambut Ana.

"Eh Mbak Ana,sendirian Mbak ?" tanya wanita paruh baya tersebut dengan khal logat jawanya.

"Iya bule. Oh iya Bude ada?" tanya Ana sambil memperhatian sekeliling teras depan.

My SupervisiorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang