#15

708 119 7
                                    


Getou melepaskan kuncian itu. Ia meninggalkan Sukuna yang masih syok terbaring kaku menatap langit dengan pikiran negatif yang memenuhi kepalanya.

Getou tersenyum remeh sebelum benar-benar meninggalkan rooftop.

Sukuna cukup lama terbaring di rooftop. Ia benar-benar bingung sekarang, syok juga mendengar orang yang selama ini dekat dengannya menjadi pengkhianat.

Kesadarannya sudah terkumpul, ia langsung bangkit berlari menuruni rooftop dengan perasaan gelisah. Sukuna berlari hingga keluar sekolah.

Nafasnya memburu, Sukuna berlari hingga jalan raya. Ia memberhentikan taxi lalu taxi melaju dengan kecepatan penuh menuju kediamannya.

Di dalam taxi tak habis-habisnya Sukuna berteriak untuk menambah kecepatan laju mobil. Ia gelisah, kahawatir hal buruk akan menimpa ayahnya. Satu-satunya orang yang sedia mengurus bayi aneh seertinya. Tanpa disadari air mata menggenang.

"KALAU KAU TERLAMBAT AKU TIDAK AKAN MEMBAYARMU! JADI CEPATLAH!!"

Sopir taxi berdecak sebal, ia ikut panik karena tekanan Sukuna yang memintanya melaju dengan cepat.

Taxi berhenti tepat di depan gerbang, Sukuna langsung keluar tak menghiraukan teriakan sopir yang belum dibayar itu. Rumah itu nampak sepi sunyi, seperti tak ada penghuninya.

Pintu kamar itu dibuka Sukuna berlari kedalam. Ia membeku, sosok ayahnya yang terbaring tadi pagi kini hilang. Apakah Mojiro membawanya pergi? Kemana?

"Sialan.. SIALAN!!"

Sukuna mencari pelayan-pelayan yang bekerja di rumahnya. Setiap sudut rumah telah ia telusuri. Kini dirinya berada di ruang bawah tanah, tempat penyimpanan anggur.

Pintu dibuka, ruangan itu gelap. Sukuna melangkah masuk mencari saklar lampu. Lampu menyala, lantai ruang bawah tanah itu penuh darah, para pelayan yang menghilang terkumpul disini dengan keadaan mati.

Sukuna meremas rambutnya frustasi, ia melangkah masuk lebih dalam saat mendengar rintihan seseorang. Dari tumpukkan mayat ada seorang pria yang masih muda merintih kesakitan. Sukuna mendudukkannya, menatapnya simpati.

Perutnya terluka, ia ditembak tiga kali di bagian perut lengan dan kaki. Wajahnya pucat,"Tu..tuan mu..muda"

"Apa masih ada orang yang hidup selain kau?"

Sukuna terlihat khawatir, dan itu moment yang langka. Pelayan itu terkejut akan simpati Sukuna, tuan muda yang digosipkan berhati dingin dan kejam itu kini mengkhawatirkan pelayannya.

Pelayan itu mengulas senyum tipis, "Saya tidak tau... tuan"

"Ayo ke rumah sakit"

Sukuna membopong pelayan itu menaiki taxi membawanya ke rumah sakit. Sukuna kembali ke rumah. Dia membutuhkan para pelayan itu untuk menjadi saksi dan mencari jejak menghilangnya ayah Sukuna.

Sopir taxi ikut andil dalam pencarian karena Sukuna yang meminta. Sukuna membuka pintu gudang, disana sama gelapnya seperti di ruang penyimpanan anggur. Sukuna menyalakan saklar, terlihat dua pelayan wanita yang babak belur dan tanpa sehelai benang di tubuhnya tergeletak lemas. Mereka menatap Sukuna dengan sayu. Tubuh mereka sangat sakit untuk digerakkan. Hanya nafas halus dari keduanya yang terdengar.

Twin Brother [ Itadori Yuuji × Reader × Sukuna ]Where stories live. Discover now