Himuro Tatsuya

586 88 0
                                    

𝐊𝐚𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐮𝐤𝐚?

~

Setelah mendengar bel istirahat usai, mereka meninggalkan toilet dengan suara tawa yang begitu puas. Meninggalkan seseorang di balik pintu, meninggalkan salah satu murid Yosen yang sekelas dengan mereka. Dengan keadaan cukup mengenaskan.

Tidak, bukan berarti ada lumuran darah. Mereka masih punya otak untuk membunuh nya, bukan?

Merasa sudah sepi dari keberadaan beberapa murid, perlahan pintu terbuka hingga menampilkan seorang gadis dengan seragam nya yang sudah basah kuyup sebab di guyur satu ember air bekas membersihkan lantai. Jadi, penampilan nya sangat menyedihkan.

Ia mendesah pelan, " Aku lupa membawa baju olahraga "

[Name], berdiri depan kaca berukuran besar. Tangan nya merogoh saku jaket dan mengeluarkan tisu kering yang sudah ia siapkan sebelum mendapat serangan pembullyan seperti ini.

Gadis itu bukan tidak ingin melawan, bukan juga merasa bahwa ia tidak mampu. Artinya, [Name] bukan orang lemah yang bisa ditindas. Semuanya semata, gadis tersebut malas. Hanya itu. Tidak ada alasan lain meladeni para jalang murahan.

Lagipula, pelatih taekwondo nya pernah berpesan agar tidak mencolok dalam kehidupan sebagai murid. Jadi, ia tidak punya pilihan lain. Dan, juga ini belum seberapa dibanding latihan nya selama 5 tahun.

Ia hanya beranggapan bahwa dirinya tengah mengalami kesialan saja.

" Tidak buruk juga untuk sekarang " Gumam nya setelah berusaha mengeringkan seragam nya sendiri. Ia pun keluar dari toilet.

Ketika bersamaan pula, muncul seorang pemuda berambut hitam menutupi mata kiri nya. Mereka hampir saja bertabrakan jika [Name] tidak memiliki intuisi agar menjauh dari Himuro.

Ya, nama pemuda tampan yang berdiri di depan nya adalah Himuro Tatsuya. Si pemikat hati wanita dengan senyuman menawan dan sifat lembut nya. Tapi, tidak berlaku bagi seorang gadis bernama [Name].

" Suman — aku tidak fokus berjalan tadi " Tulus Himuro meminta maaf, " Apa kau baik-baik saja? Are — kau basah kuyup?! Kenapa seragam mu bisa basah? " Mata nya membulat

Reaksi terkejut Himuro mendapat perhatian [Name] yang mengedipkan mata nya beberapa kali, gadis itu menutup seragam nya dengan jaket. " Kau hanya salah lihat " Singkat ia membantah

" Terimakasih sudah mengkhawatirkan ku " Lanjut nya sebelum berniat pergi dari hadapan Himuro. [Name] harus ke ruang kesehatan sebab merasa ada luka gores di lengan tangan nya. Tidak tahu darimana ia dapatkan, akan tetapi [Name] tidak mau terkena infeksi walau hanya sebuah goresan.

Grep.

Sebuah tangan menahan nya agar terdiam sejenak. Himuro menatap lirih si gadis. " Biarkan aku ikut dengan mu " Pinta nya sangat tulus, ia tidak tahu kenapa jika melihat [Name] membuat Himuro mengingat masa lalu nya sendiri.

Gadis pemilik iris mata cantik itu menghela nafas pasrah, ia mengangguk. Lalu, berjalan kembali ditambah Himuro mengekori nya.

Tidak ada petugas kesehatan yang menjaga, sepi. Sehingga, mau tidak mau ia mengambil sendiri kotak P3K walaupun menolak kebaikan pemain basket Yosen yang ingin menolong nya. Akan tetapi, [Name] sekali lagi tidak ada pilihan lain.

Ia mengalah, duduk di tepian ranjang. Memperhatikan pemuda tersebut yang duduk di hadapan nya saat ini. Kesunyian menemani kedua sejoli yang belum saling mengenal satu sama lain.

" Menyedihkan, orang baik selalu baik dan orang jahat selalu jahat " Kata [Name] membuka pembicaraan

Itu berhasil memberhentikan Himuro dari kegiatan nya menempelkan plester pada luka goresan. " Apa maksudmu? " Tanya Himuro penasaran

" Tadi aku bertemu dengan orang-orang jahat, lalu sekarang — aku bertemu dengan mu. Kita tidak saling kenal, tapi kau repot-repot membersihkan luka ku " Jelas si gadis sembari menurunkan gulungan baju nya.

Gadis itu menoleh, " Bukankah sangat aneh? Mereka tertawa di atas orang lain, mereka bangga ketika menindas orang lemah "

Himuro menatap [Name] lamat, " Seberapa berat kau mengalami nya, kenapa tidak melawan? "

" Kau terlalu pasrah pada permainan takdir. Jangan biarkan mereka mengganggu hidup mu " Lanjut si pemilik mirage shoot

Tidak butuh lama, [Name] tertawa renyah. " Kau hanya asal bicara — tanpa tahu apa yang aku alami "

" Kau terluka? " Himuro bertanya yang entah kenapa memberikan sengatan kecil pada jantung [Name]. Ia merasa perih ketika mendengar nya. Sebuah pertanyaan sederhana, namun penuh makna.

Diam. Sekali lagi mereka saling terbungkam. Lebih tepat nya hanya adu kontak mata yang terjadi selang beberapa detik.

" Terluka? Mungkin " Kedua bahu nya mengendik, si gadis mencoba turun dari kasur. Tetapi, terhalang oleh kedua tangan Himuro Tatsuya sehingga terlihat mengurung tubuh si gadis.

Dalam jarak sejengkal mereka, Himuro yang ingin membuka suara langsung terpotong dengan omongan [Name]. " Ada banyak orang yang mengantri untuk menyakiti ku, tidak ada waktu untuk merasa terluka "

Tangan nya menyentuh tangan Himuro. " Itulah kehidupan "

~

Fluffy || Kuroko No BasketWhere stories live. Discover now