~~8~~

2.4K 268 7
                                    

   Saat ini Taeyong dan kedua cucunya sedang menikmati udara sore hari didesa mereka.

   Kadang juga ada beberapa warga yang menyapa mereka bertiga.
Karena jarak dari rumah ke kebun milik mereka tidak terlalu jauh.

   Sekarang mereka sudah sampai, chenle dan jisung takjub melihat kebun milik kakek nenek mereka yang begitu luas dan diisi banyak sekali sayuran dan buah buahan.

   Jisung dan chenle langsung berlari ke arah kebun tersebut dan mulai melihat sayuran apa yang bisa mereka petik.

"Wah kek sayurannya banyak banget, lihat itu buah apel dan strawbery, wah liat ji ada semangka juga tapi masih belum ada buahnya, hahaha" Chenle.

"Wah jisung jadi pengen makan salad, entah itu salad buah atau salad sayur" Jisung terus memperhatikan sekeliling nya yang banyak sekali tumbuhan.

   Taeyong tersenyum melihat cucunya yang sangat senang iku kekebun.

"Baiklah sekarang kalian bebas untuk memetik sayur dan buah yang kalian mau, kakek akan menunggu di gubuk itu" Taeyong.

   Disana memang ada gubuk sekedar buat istirahat ketika lelah berkebun.

   Chenle dan jisung segera membawa keranjang masing masing dan mulai mencari apa yang mereka mau, tak jarang mereka juga kejar kejaran dikebun itu.
Taeyong hanya mengawasi mereka berdua dari gubuk itu. Melihat cucunya bahagia bahkan aktif seperti ini adalah kebahagiaan tersendiri.

  Sedangkan chenji masik sibuk dengan dunia mereka.

"Ji kau dapat apa saja? " Chenle.

"Aku belum dapat apa apa, aku bingung, mau ngambil yang mana terus tar kalau aku petik, kesakitan gak ya sayurnya, tumbuhan kan juga hidup" Jisung.

"Ya gak gitu juga sung, sekarang kau petik sayuran nya oke setelah itu kita petik buah sama sama" Chenle.

"Oke hyung" Jisung mulai memetik sayur yang dia inginkan.

   Bahkan sekarang keranjang yang mereka bawa sudah penuh

"Hyung ini juga petik gak? " Jisung.

"Ambil saja sung itu daun bawang salah satu yang penting, sung orang tua kamu kan memiliki restoran, kenapa kamu tidak tau apa apa? " Chenle.

"Yang punya restoran orang tua aku, bukan aku" Jisung

"Iya juga ya, yaudah yuk Sekarang kita memetik buah" Chenle.

   Saat mereka sedang asik memetik buah tiba-tiba jisung berhenti.
Chenle yang melihat jisung tiba-tiba kesakitan sambil memegang pergelangan kakinya segera memanggil kakek mereka.

   Taeyong yang mendengar teriakan chenle langsung menghampiri nya dan melihat jisung yang sudah terduduk ditanah.

"Jisung kenapa? " Taeyong.

"Gak tau kaki jisung tiba-tiba sakit hiks" Jisung.

  Taeyong melihat kaki jisung yang ternyata ada memar disana.

   Jisung tidak jatuh atau menendang apapun, lalu dari mana asalnya memar ini.
Taeyong segera membawa jisung pulang.
Sesampainya disana tentu mereka yang ada dirumah terkejut melihat jisung yang pulang dengan berada di gendongan kakek nya.

   Taeyong menceritakan semua kejadian itu pada mereka, ten langsung mendekat dan melihat pergelangan kaki jisung, tapi saat ten memegang memar itu jisung langsung berteriak, padahal ten hanya menyentuh tidak menekannya.

   Jisung mengeratkan pegangannya pada baju mark dan menyembunyikan wajahnya didada mark, karena tadi saat jisung berteriak mark dengan cepat memeluk jisung, sedangkan ten masih melihat kaki jisung.

   Jisung terus menggerakkan kakinya karena tidak mau disentuh oleh neneknya.
Kakinya sangat sakit, tapi haechan yang ada disebelah mark langsung memegang kaki jisung.

Ten masih melihat kaki cucunya yang tiba-tiba memar tanpa sebab itu.
Ten menghela nafas, lagi lagi ini sihir, mungkin nenti malam ten harus segera memberi cucunya itu perlindungan yang semakin kuat.

   Sekarang biarkan ten menghilangkan memar itu dulu baru nanti malam ten akan mengobati semuanya dan menghilangkan sihir jahat yang ada pada jisung.

"Sakit nek hiks, appa sakit hiks" Jisung.

   Mark masih memeluk jisung dan berusaha menenangkan putra manisnya.
Haechan masih menahan kaki jisung.

"Sebentar lagi udah gak sakit kok" Mark.

"Aahhhkkk"

    Jisung masih menyembunyikan wajahnya di dada mark.

Jisung masih menangis padahal ten sudah selesai, sekarang memar itu sedikit berkurang.

"Udah ya, maafin nenek ya? Jangan nangis lagi, nanti malam nenek masakin makanan kesukaan jisung ajah ya, tapi berhenti menangis ya" Ten.

"Jisung mau salad buat cemilan hiks setelah makan" Jisung.

"Iya nanti eomma buatin untuk jisung" Jaemin.

"Aku juga mau imo" Chenle.

Mereka menikmati Sore hari dengan menggoda jisung yang masih menangis tapi tetap menjawab apa yang mereka katakan.

difficult ( End) Where stories live. Discover now