~ 17

2.9K 543 56
                                    

Jeongwoo tidak pulang ke apartemen melainkan rumahnya. Jihoon sempat bingung apa yang terjadi dengan sang Adik, tetapi ia tahu ada yang tidak beres di sini.

Junghwan yang ingin menjelaskan tadi tetapi Jeongwoo di mobil sempat berkata, "Kalau Kakak gue nanya nanti, jangan jawab jujur. Bilang aja gue kena omel dosen atau apalah."

Berakhirlah Junghwan menjelaskan kalau Jeongwoo tengah sial karena tugasnya ke delete dan kena marah dosen.

"Pantas Jeongwoo enggak mood." Itu jawaban dari Jihoon seusai Junghwan menjelaskan.

Usai berurusan dengan Jihoon, Junghwan pun panit duluan sebab ia ingin mengejar tugas juga.

Tapi kembali lagi, Jihoon tidak mudah dibohongi. Nampak jelas Jeongwoo pasti ada sesuatu dengan Haruto. Ingin rasanya menghampiri sang Adik, namun sepertinya sang Empu membutuhkan waktu sendiri.

Di dalam kamar, Jeongwoo menatap pantulan dirinya pada cermin. Matanya masih sedikit bengkak akibat semalam menangis, beda hari ini yang lebih seperti mati rasa---ingin menangis pun sulit.

Kerah kemeja putih Jeongwoo turunkan sedikit. Ia bisa melihat tanda mating di lehernya, tanda bahwasanya ia milik Haruto seutuhnya.

Seharusnya begitu.

Namun apa yang ia dapatkan? Justru lelucon. Ingin rasanya menanyakan siapa yang ditemani tadi---tapi entah mengapa, Jeongwoo merasakan Haruto akan berbohong lagi. Feeling kah?

Ponselnya bergetar, sedikit terkejut karena secara tiba-tiba ponselnya bergetar lama tanda bahwasanya ada panggilan masuk.

Jeongwoo pun mengambil benda pipih itu dari atas mejanya, ia menghela nafasnya saat tahu siapa yang meneleponnya.

"Halo Haru?"

"Dimana? Kok enggak ada di apartemen?"

Nada bicara tegas dan to the point membuat Jeongwoo tahu betul Haruto tengah mengintrogasi dirinya.

Lucu, bukankah kebalik? Seharusnya dirinya yang mengintrogasi Haruto kan?

"Di rumah, lagi ambil beberapa barang yang ketinggalan."

"Diam disitu, gue jemput."

Panggilan diputuskan secara sepihak, kesal? Pasti. Namun Jeongwoo hanya bisa mendesus pelan. Padahal untuk saat ini ia malas bertemu dengan Haruto.

Entah kapan Haruto akan datang, Jeongwoo memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas kasur. Detik selanjutnya, Ia mulai memejamkan matanya.

***

Jeongwoo seketika merasa tubuhnya terasa berat, hal itu berhasil membuat dirinya membuka mata secara perlahan.

Betapa terkejutnya Jeongwoo kala melihat kini Haruto tengah tertidur pulas. Ditambah juga Haruto tengah memeluk dirinya.

Tak banyak bergerak, Jeongwoo takut membangunkan Haruto yang jelas terlelap dengan pulas di hadapannya.

Kuasanya terangkat, Jeongwoo merapihkan rambut hitam Haruto yang menutupi wajah sang mate.

Tanpa diduga, Haruto justru menahan lengan Jeongwoo secara tiba-tiba. Selanjutnya pemuda itu membuka matanya dimana langsung bertatap dengan manik coklat Jeongwoo.

"Asik banget ya yang mainin rambut gue."

Jeongwoo tak menjawab langsung, ia justru ingin sedikit bergeser namun pinggangnya dipeluk erat oleh Haruto.

"Diem dulu, gue tuh lagi kangen sama lo."

"Padahal semalam ketemu."

"Ya kan semalam." Ucap Haruto diakhiri dengan mendesus pelan

Hal itu membuat Jeongwoo terkekeh, dilihat-lihat gemas juga jika Haruto tengah mengerucutkan bibirnya.

"Jelek lo ah!"

"Biarin." Dikatakan begitu, Haruto justru semakin mengeratkan pelukannya. Aneh betul, Jeongwoo menjadi heran kenapa tiba-tiba Haruto menjadi manja.

Haruto kini menenggelamkan wajahnya diantara leher dan pundak Jeongwoo. Tidak ingin ambil pusing, Jeongwoo pun membiarkan hal itu dan ia justru memberikan elusan di kepala Haruto.

"Woo." Suara berat Haruto seketika lolos dalam keheningan sesaat, jujur saja, Jeongwoo sedikit kaget kala ada sensasi lain di lehernya tepat Haruto memanggil namanya.

Nafas pemuda Jepang itu begitu terasa di lehernya.

"Pheromone lo manis banget, just like its owner. Seems i was drugged by your pheromone, tetaplah menjadi strawberry gum favorit gue, jangan sampai ada tercampur aroma lain."

Sial. Jeongwoo dibuat terbuai oleh ucapan Haruto. Wajahnya bersemu, akh tidak seharusnya begini. Dirinya harus ingat apa yang telah dilihat tadi.

Berhubung dengan Haruto benar-benar seperti naik rollercoaster. Tadi dibuat jatuh, namun kini kembali terangkat. Setelahnya? Tidak ada yang tahu.

Reality - HAJEONGWOO.Where stories live. Discover now