3

920 231 42
                                    




Jisung langsung membeku di tempat begitu mendengar ucapan dari Felix.

Jadi Jeong Bareum adalah ayah dari Jeong Yunho? Gila.

"Maksud lo kasus kosan yang ditanganin sama Kak Chan waktu itu? Yang pelakunya meninggal?" tanya Seungmin.

"Iya. Nama pelakunya Yunho, setelah diselidiki lebih lanjut, ternyata jiwa psikopatnya udah turun temurun dari ayahnya. Dan ayahnya itu pelaku dari kasus pembunuhan berantai di Pulau Jeju."

Jisung langsung frustasi dengernya. Dia mengacak-acak rambutnya gusar.

"Sorry banget ya Sung, gue gak tahu kalau nyokap bokap lo ternyata dibunuh sama Jeong Bareum. Sekarang lo udah selamat dan aman, itu yang terpenting," ucap Felix sambil menepuk-nepuk pundak Jisung mencoba menenangkan.

"Btw Jeong Bareum sekarang dimana?" tanya Seungmin masih penasaran.

"Dia dapet hukuman penjara seumur hidup. Sekarang dia ditahan di Penjara Seoul."

"Bagus dehh, harusnya psikopat kayak dia dihukum mati aja sekalian!" ucap Seungmin kesal.

Jisung menghembuskan nafasnya sesaat mencoba menenangkan pikirannya, "Yaudahlah gak usah dibahas lagi ya, gue males nginget-nginget kejadian dulu, btw si Hyunjin mana ya? Lama bener ke toilet doang."

"Ohiya bener juga lo. Mana ya Hyunjin? Dia gak nyasar kan?"

"Yehh min lo kira segede apa rumah gue sampe nyasar segala," sungut Felix.

"Rumah lo termasuk gede banget tau lix! Gue aja kesusahan waktu itu nyari toilet di belakang. Ketutup sama taman soalnya. Siapa tau kan si Hyunjin nyasar?"

"Lebay lo ah, gak segede itu anjer rumah gue. Lagian ya kalau dia gak nemu toiletnya pasti dia udah balik ke sini buat nanyain ke gue."

"Iya juga sih. Gue cek kali ya ke belakang?" tawar Seungmin.

"Lo gakpapa ngecek sendiri?"

"Gakpapa, lo disini aja temenin Jisung."

Setelah itu akhirnya Seungmin pergi sambil membawa satu batang lilin sebagai penerangan untuk mengecek keadaan Hyunjin dan meninggalkan Felix dan Jisung berdua di ruang utama.

Sepeninggalan Seungmin, suasana jadi sangat sepi. Tidak ada yang memulai pembicaraan baik dari Jisung ataupun Felix. Mereka berdua sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Felix memperhatikan wajah Jisung yang muram. Felix paham betul perasaan Jisung, ia pasti sangat terpukul harus menyaksikan kepergian orang tuanya di depan matanya persis.

Felix paham betul rasanya karena Felix juga mengalaminya.

Tapi Felix masih beruntung karena masih ada Bangchan, saudaranya yang sudah ia anggap sebagai orang tua nya sendiri. Sedangkan Jisung harus hidup sendirian.

"Btw Kak Chan ke luar kota sampe kapan?"

Jisung tiba-tiba melontarkan pertanyaan, mencoba memecahkan keheningan diantara mereka berdua.

"Sampe minggu depan. Kalau tanggal pastinya gak tau sih, dia gak bales chat gue juga dari tadi siang, kayaknya lagi sibuk banget."

"Ohhh, sorry ya kemaren gue udah ngatain Kak Chan pelit."

Felix tertawa singkat mendengarnya, "iya santai ajaa, awalnya juga gue sebel kok pas dia ngelarang gue bawa temen main ke rumah. Gue juga mikir dia pelit banget jadi orang. Tapi makin kesini, makin gue kenal Kak Chan. Dia bukan tipe orang yang kayak gitu, pasti ada hal lain yang bikin dia gak mau nerima tamu."

"Ada hal lain?" tanya Jisung sambil menyipitkan matanya, memasang raut wajah bingung.

"Gak tau juga sih gue alasan pastinya, yang pasti gue percaya kalau Kak Chan itu orang baik."

"GUYSSS!!!!"

Felix dan Jisung yang lagi asik ngobrol berdua tiba-tiba dikagetkan dengan kedatangan Seungmin yang tiba-tiba.

Dadanya Seungmin naik turun menandakan dia abis lari-lari. Seungmin langsung mencoba mengatur nafasnya dan mendekati kedua temannya itu.

"Gawatt woyy gawat!!"

"Kenapa sih?? Kok lu kayak panik gitu??"

"Hyunjin lixx— Hyunjin ilang!!!"

"HAHHHH???" Kali ini giliran Felix sama Jisung yang kaget.

"Ilang gimana maksud lo??!"

"Dia gak ada di toilet! Gue cek di sekitar toilet juga gak ada orangnya, dia kemana woyy! Kalau dia diculik orang gimana?!?" Seungmin panik banget. Dia sampe keringet dingin bayangin hal-hal buruk terjadi ke Hyunjin.

"Tenang dulu min tenang! Gue yakin Hyunjin gak mungkin keluar, dia pasti masih ada di rumah ini. Mending sekarang kita cari bareng-bareng ya, lo sama Jisung cari di lantai satu, gue bakal cek lantai dua."

Dan setelah itu mereka langsung mencar nyari keberadaan Hyunjin. Tapi hasilnya nihil. Ternyata Hyunjin beneran ilang. Felix udah ngecek setiap kamar dan setiap sudut ruangan di rumahnya tetep gak ketemu sama Hyunjin.

"Gimanaaa?? Ketemu gak Hyunjinnya?" tanya Felix begitu bertemu kembali dengan Seungmin dan Jisung di lantai satu.

Kedua pria itu cuma geleng-geleng kepala. Hyunjin juga gak ketemu di lantai satu.

"Anjir Hyunjinn lo dimanaaa woyy!?! Rumah gue tuh gak sebesar itu, gue yakin banget dia pasti masih ada disinii!"

"A-apa dia lagi ngerjain kita ya?" tanya Jisung ragu.

"Maksud lo?"

"Kan tadi dia ngajak main petak umpet, tapi kita gakmau. Makanya dia beneran ngumpet sekarang biar kita cariin."

"Anjir kalau beneran, bercandaannya gak lucu banget tai, ini masih mati lampu juga!" sungut Felix kesal.

"Sumpah firasat gue gak enak, Hyunjin lo dimana sih??!!"

Mereka bertiga panik tapi gak tau harus apa. Lampu masih mati, handphonenya Hyunjin juga mati. Mereka jadi gak tau harus hubungin Hyunjin lewat mana.

"Btw lix—" tiba-tiba raut wajah Seungmin berubah, ia menatap Felix ragu. Felix pun menaikkan alisnya menunggu kelanjutan dari ucapan Seungmin.

"Ada satu ruangan yang belum kita cek, i-itu pintu belakang..."

Felix langsung melotot mendengar ucapan dari Seungmin.

"Hah pintu belakang?" tanya Jisung polos karena gak tau apa-apa.

"I-iya ada pintu belakang di deket toilet, tapi kata Felix—"

"Gakk! Kita gak boleh kesana!" Belum sempat Seungmin menyelesaikan ucapannya, Felix udah lebih dulu menyela.

"Pokoknya apapun yang terjadi jangan pernah kalian buka pintu belakang itu. Gue udah peringatin kalian ya!"

"Tapi kalau bener itu satu-satunya tempat yang belum kita cek, kemungkinan Hyunjin ada disitu besar lix," ucap Jisung. Seungmin nganggukkin kepala mendukung ucapan dari Jisung.

"Kalian ngerti ucapan gue gak sih? Gak boleh ya gak boleh!!"

Jisung dan Seungmin tersentak kaget karena tiba-tiba nada bicaranya Felix mendadak tinggi. Gak biasanya Felix marah-marah begini. Kenapa dia jadi sensi banget ngomongin pintu belakang doang?

"Lix tapi ini Hyunjin—"

"Mending sekarang kita balik ke kamar deh, lilinnya juga udah mau abis nih. Paling si Hyunjin cuma ngisengin kita. Kalau kelamaan dia paling juga bakal bosen sendiri terus nongol lagi," sela Felix tiba-tiba, kemudian pergi begitu saja.

Seungmin sama Jisung cuma tatap-tatapan.

"Yaudah deh mau gimana lagi, kita tunggu Hyunjin di kamar. Ikutin Felix aja," ucap Seungmin. Kemudian Seungmin dan Jisung pun akhirnya naik bersama Felix masuk ke dalam kamar.

Malam itu adalah malam yang panjang untuk mereka. Berawal dari ajakan bermain petak umpet yang iseng dilontarkan oleh Hyunjin, mereka tidak menyangka permainan itu akan terjadi beneran.

Hyunjin hilang dan mereka tidak tahu Hyunjin bersembunyi dimana.

Back Door | Stray KidsWo Geschichten leben. Entdecke jetzt